8. Off Limit

20.6K 1.7K 141
                                    

You are a little slut.

Aku menatap bayanganku di kaca dan memaki diriku sendiri. Sekarang, apa yang harus aku lakukan? Tidak mungkin aku kembali bekerja dan menganggap semuanya baik-baik saja. Tidak mungkin juga aku mengundurkan diri begitu saja karena aku masih punya tagihan dan butuh uang untuk melanjutkan hidup.

You are a mess, Andari.

Aku memercikkan air ke wajah, berusaha untuk menghapus semua ingatan akan kejadian semalam. Namun usahaku sia-sia saja. Aku bahkan masih bisa merasakan kehangatan tubuh Rangga saat berada di dekatku, napasnya yang memburu ketika mencumbuku dalam-dalam, juga sentuhannya yang membakarku.

Ingin rasanya memejamkan mata lalu terbangun dan menyadari ini semua mimpi belaka. Namun, aku tahu. Sekuat apa pun aku berusaha untuk denial, aku tidak akan bisa menganggap kejadian semalam adalah mimpi.

Lagipula, aku begitu menikmatinya. Aku tidak ingin terjebak dalam mimpi karena peristiwa semalam terlalu indah untuk dimaknai sebagai sebatas mimpi.

Sialan. Tidak seharusnya aku melemparkan diriku kepada Rangga karena hasilnya malah membuatku bingung seperti sekarang.

Suara ketukan di pintu mengagetkanku. Buru-buru aku mematikan air di keran wastafel dan menatap pintu dengan tatapan horor.

"Dari, kamu masih di dalam?"

Sumpah demi Christopher Nolan dan Wes Anderson, sebaiknya aku tersedot ke dalam blackhole ketimbang membuka pintu kamar mandi ini dan berhadapan dengan Rangga.

**

12 Hours Before

Siapa yang tidak mengenal Rangga Madana Mahameru. Sutradara itu sudah malang melintang di dunia perfilman. Di rumahnya bahkan sudah tidak terhitung lagi berapa banyak piala yang didapatnya. Gelar Sutradara Terbaik versi FFI selalu jatuh ke tangannya setiap kali dia melahirkan karya. Berbagai festival film internasional berhasil ditaklukkannya, dan membuatnya dielu-elukan orang setanah air karena dianggap sebagai sutradara yang sukses mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.

Banyak yang bilang saat ini perfilman Indonesia hanya diisi dengan cerita cinta ringan ala sinetron, atau cerita komedi garing, dan paling banyak mendominasi isi bioskop yaitu film horor mesum yang kadar ngerinya patut dipertanyakan. Namun, Rangga berhasil membantah semua pendapat itu. Beberapa kritikus film malah menjulukinya modern version of Garin Nugroho.

Kali pertama aku bertemu Rangga lima tahun lalu, ketika aku mengambil keputusan nekat dalam hidupku. Saat aku merasa hidupku tidak ada maknanya, hanya sebatas robot korporat yang menjalani hari-hari demi gaji bulanan yang langsung habis untuk membayar tagihan.

I was fed up.

Jadi, kuputuskan untuk berhenti bekerja dan mengejar mimpi terpendamku. Menjadi seorang penulis skenari.

Tidak mudah menjadi seorang freelancer yang pemasukannya tak tentu, terlebih selama ini aku cukup terbantu dengan gaji rutin bulanan. Aku berhenti menyewa apartemen dan pindah ke kosan kecil demi menghemat tabunganku. Aku terpaksa berhenti mengunjungi tempat-tempat nongkrong yang menghabiskan ratusan ribu hanya dalam semalam karena bagiku, uang sekecil apa pun sangat bermakna.

Titik balik dalam hidupku terjadi ketika aku mengikuti workshop yang diadakan Rangga. Dia terpincut dengan naskah yang kutulis. Aku berhasil memenangkan lomba di akhir workshop dan naskah yang kutulis diangkat jadi film pendek yang dibuat oleh Rangga. Film pendek itu menemani promo film Sekapur Rasa yang dibuatnya, sehingga lama-lama namaku ikut terangkat.

Sejak saat itu, Rangga memutuskan untuk mengikutsertakanku dalam setiap produksi filmnya.

Tentu saja aku senang, karena pengorbananku terbayar.

Beautiful Mistake: A Short Story CollectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang