Hari yang tidak ditunggu tunggu telah tiba. Kini, seorang gadis berumur genap 17 tahun itu, terduduk didepan meja rias. Ya, lihatlah polesan make up di wajahnya itu. Ia terlihat begitu manis, bukan?
"Oke sudah selesai." Perias itu memetikkan jarinya, setelah melihat karya make upnya telah terpoles seluruhnya
"Makasih." Gadis itu benar benar tak bisa mengekspresikan suasana hatinya ini. Ia bingung, harus kah ia bahagia?
"Mbak Alna kok melamun gitu to. Kan wes cantik."
Ya, dia adalah Alna. Sungguh Alna benar benar tak percaya, ia akan segera menjadi menantu keluarga Effycho, bahkan secepat ini? Hei, mengurus KTP saja masih belum selesai.
Alna menghembuskan nafasnya berat, "Mbak tau kan, kalo gue dijodohin?"
Percakapan mereka terhenti. Terhenti karena seseorang membuka pintu secara tidak santai.
"Alna, dipanggil ma..."
"Lo, mbak Alna, ini to yang mau dijodohin?"
1 detik
2 detik
3 detik
"Bukan mbak, dia abang gue." Kini Alna mati matian menahan tawanya.
"Yaudah, itu dek, lo udah dipanggil mama di bawah, suruh turun," ucap Alfin yang hanya dibalas gumaman oleh Alna.
Lagi lagi, Alna sibuk merenungkan nasibnya. Ia tak habis pikir, kalau semisal ia seatap dengan manusia kulkas itu, pasti rasanya seperti dirumah sendirian. Entahlah.
"Mbak, ayo turun." Mbak mbak perias itu kini menggandeng tangan Alna, mengajaknya turun. Namun, dibalas tepisan tangan oleh Alna.
Tiba tiba, pintu kamar Alna dibuka. Menampilkan wanita berumur 40-an sudah berdandan rapi dan cantik.
"Ayo, turun. Udah mau dimulai juga."
Rena menggandeng tangan putrinya itu, dan menuntunnya menuruni tangga. Dan lihat itu, gaunnya yang elegan menambahkan aura cantik pada dirinya.
"Hoy, calon istri lo dateng tuh," ucap Enry yang membuat Evlan menoleh menuju arah pandang Enry.
Tampak seorang gadis menuruni tangga dan didampingi oleh mamanya. Lihat itu, bagaimana bisa? Gadis yang Evlan kenal suka manjat pagar, teriak teriak, bahkan terkesan tomboy itu kini mendadak anggun?
Pandangan Evlan tak lepas dari Alna. Ia benar benar menatap Alna dari ujung ke ujung. Sungguh bagi Evlan ini pemandangan yang langka.
"Cantik..." Evlan mengucapkannya dengan lirih, dan masih bisa didengar oleh Enry yang duduk di dekatnya.
"Hah? Apa dek?! Cantik?!" Ucap Enry dengan berteriak. Wah wahhh, sepertinya Enry memang berniat menggoda adiknya itu.
Alna yang mendengar penuturan Enry barusan, tanpa persetujuan sang empu, pipinya bersemu merah. Malu, bukan malu disebut cantik, melainkan malu dengan kelakuan calon kakak iparnya itu.
Refleks Evlan mencubit dengan keras lutut Enry, membuat sang empu mengaduh kesakitan, "sialan lo."
Rena kembali menuntun putri cantiknya itu menuruni tangga satu per satu, bukan hanya Evlan yang terkagum, hampir semua undangan yang datang sangat mengagumi penampilan seorang Alnaya Martasya Alleric. Oh bukan, mungkin di menit kedepan ia akan menjadi nyonya Effycho?
Walau ini dirahasiakan, tapi acaranya bisa dibilang,, cukup mewah. Yaa, mungkin dari pihak keluarga Alleric dan Effycho berencana merahasiakan ini. Tapi bukan berarti ia tak mengundang orang terdekat bukan? Yang diundang hanya kerabat dekat, dan juga jangan lupa jangan lupakan Ameera. Lupa? Baca part 9.
KAMU SEDANG MEMBACA
FREEZE? UNFREEZE! (REVISI)
Novela Juvenil[Cerita dalam tahap revisi. Harap memaklumi typo" yang bertebaran.] Ada saatnya dimana kita harus berjuang menelan pahitnya hidup yang bertentangan dengan prinsip yang kita miliki. Semuanya berjalan begitu saja. Beberapa orang mengatakan, "Cobalah m...