Pertemuan Pertama (2)

535 34 2
                                    

Selamat membaca semuanya~
.
.
.
.
.
.

Sinb dan Umji sampai di kelas mereka setelah diantar oleh Pak Park. Pak Park masuk terlebih dahulu ke kelas 10-A bahwa mereka kedatangan murid baru. Sinb dan Umji pun masuk dan memperkenalkan diri.

"Annyeonghaseyo, Kim Yewon imnida, panggil saja dengan Umji, semoga aku bisa akur dengan kalian" Ucap Umji sambil tersenyum manis.

"Annyeong, naneun Hwang Eunbi imnida, panggilannya Sinb" Ucap Sinb singkat dengan muka datarnya.

Seisi kelas menyambut mereka dengan sangat baik terutama para lelaki.

"Kita kedatangan dua perempuan cantik!" Seru salah satu murid.

"Yang satu imut dan polos dan yang satu dingin sekali, heh menarik juga" Ucap yang lainnya.

Pak Park menyuruh Umji untuk duduk di kursi bagian tengah yang berada di dekat tembok sedangkan Sinb dibelakangnya.

Sinb masih penasaran tentang wajah Umji yang terlihat tidak asing. Sinb pun langsung menanyakan apakah mereka pernah bertemu.

"Yak! Namamu Umji kan? Dan kau taulah siapa namaku? " Ucap Sinb santai.

"Ya, aku tau namamu, Sinb kan? Tapi kenapa kau memanggilku? Apakah ada yang bisa ku bantu? " Balas Umji lembut.

"Apakah kita bertemu sebelumnya? Wajah mu sedikit tidak asing bagiku" Ucap Sinb to the point.

"Aku rasa kita belum pernah bertemu, tapi.. Coba aku ingat-ingat... "

"Ah sudahlah tidak terlalu penting juga, anggap saja tidak ada yang terjadi" Balas Sinb dengan wajah datarnya.

Sinb POV ~

Aku teringat bahwa aku pernah bertemunya di rumah duka pada saat kakakku meninggal. Tapi kenapa dia ada disana, siapa dia dan apa hubungannya dengan keluarga ku?

Ah aku tidak mau memikirkannya. Sebaiknya aku tidak memikirkannya itu hanya akan membuatku tidak fokus. Aku harus membuktikan ke om dan tante bahwa mereka tidak sia-sia membiayai hidupku.

Sinb POV end~

Tidak terasa sudah waktunya jam istirahat. Sinb hanya berdiam di kelas sambil mendengarkan musik dengan earphonenya.

"Sinb! Kamu gak makan? " Tanya Umji.

"Tidak aku tidak membawa makanan" Jawabnya malas.

"Yasudah temani aku ke kantin yuk, nanti aku traktir. Ya? Mau ya? " Umji memohon.

"Tidak Terima kasih, aku tidak mau merepotkan orang lain." Balasnya datar.

"Yak! Ayolah! Kau tidak merepotkan ku kok, aku hanya membutuhkan teman untuk makan bersama, dan juga nanti kamu sakit loh kalo gak makan. Bukankah itu lebih merepotkan orang lain? Ayok cepat! " Ucap Umji dan langsung menariknya keluar dari kelas.

Sinb pun menurut karena sebenarnya dari tadi ia menahan lapar. Ia sengaja tidak mau membawa bekal dan meminta uang ke om dan tantenya karena di merasa dia akan merepotkan mereka.

Ternyata di kantin sudah ada Sowon dan sahabatnya Yerin. Disana juga ada Eunha yang adalah adik dari Yerin.

Umji menarik Sinb ke arah meja mereka sambil melambaikan tangannya ke Sowon. Setibanya di meja tersebut Umji langsung memperkenalkan diri dan teman barunya,Sinb. Namun Sinb tidak berkata sepatah kata pun, ia hanya terus memandang Sowon.

Sinb POV~

Pada saat tiba di meja seseorang yang Umji kenal, tatapan ku hanya terpaku ke seorang gadis dengan rambut hitam pekat. Lagi-lagi aku mersa tidak asing dengan wajahnya. Aku terus menatapnya hingga Umji menyenggol ku, aku tersadar dari lamunanku dan memperkenalkan diri.

"Aa-annyeonghaseyo, S-sinb imnida." Ucap ku terbata-bata, aku juga tidakengerti mengapa aku jadi seperti ini.

Aku duduk disamping Umji dan kami langsung memesan makanan.

Setelah itu aku kembali melirik Sowon unnie yang adalah kakaknya Umji, dan aku baru sadar bahwa dia ada lah orang yang membuat kakakku syok hingga meninggal. Tiba-tiba saja aku merasa sesak di dada ku. Mata ku mulai berkaca-kaca. Aku pun segera menunduk agar mereka tidak melihat mataku.

Namun sialnya, Umji menyadari bahwa aku menunduk dalam waktu yang cukup lama.

"Ya? Kamu kenapa Sinb? Apa kamu baik-baik aja? Kenapa kamu terus menunduk? " Tanya nya

"Aku baik-baik saja aku hanya ingin ke toilet, sebentar ya! " Ucapku tanpa melihat wajahnya dan langsung bangkit meninggalkan nya.

Aku tidak tau dimana letak toilet berada, aku hanya berlari dari tempat itu ke tempat yang lebih sepi. Akhirnya aku sampai di atap yang sepi. Disana aku tak kuasa menahan air mataku, satu persatu air mataku pun lolos. Sebenarnya aku anak yang cukup kuat dan jarang menangis tapi jika berbicara tentang hal yang berkaitan dengan unnie aku selalu tak kuat menahan air mataku.

Aku sangat menyayanginya, aku sangat terpukul dengan kepergiannya, dia adalah satu-satunya orang yang bisa ku percaya sepenuhnya.

Dari kecil aku dan unnie tinggal dengan om dan tanteku. Aku tidak pernah bertemu dengan orang tua kandungku, atau mungkin aku tidak mengingat karena masih terlalu kecil.

Om dan tante bilang bahwa eomma dan appa sangat menyayangi kami tapi mereka dengan terpaksa harus meninggalkan kami. Aku terus bertanya kepada mereka apa hal yang membuat mereka terpaksa meninggalkan kami, namun om dan tante selalu menjawab ada hal yang tidak bisa om dan tanteku beri tahu. Awalnya aku menerima hal tersebut namun semenjak unnie meninggal aku tidak tahan lagi dengan omong kosong itu. Jika mereka benar-benar menyanyangi kami kenapa mereka harus meninggalkan kami. Bahkan selama upacara kematian Jessica unnie mereka tidak datang.

Aku sangat membenci mereka, bagai mana tidak, aku tidak tau wajah mereka, bahkan aku juga tidak tau apakah mereka masih hidup atau tidak.

Jika sekarang mereka muncul dihadapan ku untuk membawa ku pulang aku tidak akan mau, aku sangat membenci mereka dan aku berjanji bahwa aku tidak akan percaya bahwa ada yang namanya cinta atu pun kasih sayang. Semua itu hanya omong kosong.

Sinb POV end~

Jam pelajaran sudah hampir di mulainya namun Sinb tak kunjung kembali. Umji pikir mungkin dia sudah kembali ke kelas, maka Umji berpamitan dengan unnie dan teman-temannya. Ia pun masuk ke kelas namun ia tidak menemukan Sinb.

"Apakah dia baik-baik saja? " Batin Umji.

Pelajaran pun sudah dimulai, namun Sinb tidak kembali juga, Umji mengatakan ke guru mata pelajaran bahwa Sinb pulang karena tidak enak badan.

Sampai akhirnya sudah jam pulang sekolah. Saat di sekolah sudah mulai sepi ia pun masuk kembali ke area sekolah(dari atap) dan berjalan ke kelas untuk mengambil tas sekolahnya. Namun ia terkejut ketika ia melihat bahwa Umji belum pulang dan tertidur di mejanya. Sinb kembali memasang muka datar dan melewati Umji untuk merapihkan barangnya. Namun ketika ia hendak keluar dari kelas tangannya di tahan oleh Umji.





























TBC~
Kira-kira kenapa Umji nahan tangan Sinb?
Tungguin terus kelanjutannya
Semoga kalian suka😊
Jangan lupa voment yaa..
Saranghae💕💕

The Story Of UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang