Yuhuuu! Makasih buat yang udah vote dan comment!
Enjoy~
Abimanyu sudah tidak ada di sampingnya begitu Sana bangun. Ini sudah jam sepuluh pagi, terang saja suaminya itu sudah berangkat ke lokasi syuting. Bengkak dan rasa perih di kedua mata Sana tidak terlalu parah, mungkin karena Abimanyu menyiapkan irisan timun dingin untuk mengompres kedua mata Sana sebelum istrinya itu tidur.
Sana sontak memegangi kepalanya begitu ia bangun dan merasakan pusing yang teramat sangat. Bagaimanapun irisan timun tidak akan mencegah timbulnya pusing di kepala usai menangis.
Sebelum keluar kamar, Sana merapikan kasur terlebih dahulu. Kemarin Gea bilang, acara makan malam mungkin diadakan hari ini. Sana berencana pergi ke salon untuk merapikan potongan rambutnya, dan melakukan beberapa perawatan tubuh terutama wajah. Sana takut kedua matanya masih bengkak dan perih saat ia makan malam bersama direksi penerbit.
Usai menyapu seluruh ruangan di rumahnya, Sana pun mandi dan bersiap-siap berangkat ke salon langganannya. Tapi sebelum itu, Sana berniat membeli sepatu baru. Entah di mana belinya, dia sendiri belum memutuskan. Tapi mungkin akan lebih mudah kalau belinya di mall di kawasan Jakarta Pusat sana. Jadi lebih dekat juga dengan tempat ia makan malam nanti.
Berangkat mengendarai taksi online yang ia pesan sepuluh menit setelah bersiap-siap, Sana tidak lupa menghubungi Abimanyu. Sana memberitahu ke mana saja ia akan pergi hari ini, dan jam berapa kira-kira ia akan pulang ke rumah. Tak berapa lama usai mengirimkan pesan kepada Abimanyu, Sana pun mendapatkan pesan balasan.
Hati-hati, Sayang. Sekarang aku masih syuting, mungkin pulangnya tengah malam. Kalau ternyata aku pulang pagi, aku sama Riko punya rencana menginap di hotel terdekat. Sun sayang dari aku :*
Sana tidak bisa menahan senyumnya. Tidak biasanya Abimanyu menulis emoticon cium seperti itu.
Akhirnya Sana sampai di mall yang sebenarnya paling ia hindari—Grand Indonesia. Belanja di sini, sama artinya dengan merelakan hatinya gelisah semalaman suntuk karena penyesalan menghabiskan isi dompet.
Setelah melewati gate pemeriksaan tas, Sana melenggang santai mememasuki satu per satu toko sepatu. Hari ini dia berniat membeli sepatu hak tinggi berwarna hitam untuk menghadiri acara makan malam bersama direksi penerbit. Gea menyuruh Sana berdandan sedikit lebih istimewa dari biasanya. Saat ditanya alasannya, Gea mengelak dan mengatakan bahwa itu rahasia.
Sana memasuki salah satu toko yang sedang ramai. Sana kira toko itu ramai karena sedang ada diskon, tapi ternyata pengunjung di toko itu sedang ramai mengajak foto seseorang yang dikerumuni di tengah-tengah mereka. Mungkin salah satu selebritis, tapi Sana tidak tertarik.
Tangan Sana terulur mengambil sebuah sepatu hak tinggi berwarna hitam dengan hiasan pita metalik berwarna senada di garis atas sepatu. Di saat yang sama, seseorang juga mendaratkan tangannya di sepatu yang sama yang Sana pegang.
Seketika Sana menoleh, kedua matanya lalu membelalak terkejut.
"Loh? Sana?"
"Tatiana...." Sana memanggil nama si pemilik tangan dengan nada menggantung. Buru-buru ia tersenyum guna menyamarkan rasa ketidaksukaannya bertemu perempuan itu di sini. "Lagi belanja? Bukannya kamu—"
"Syuting? Iya, nih. Sekarang lagi break. Sekalian makan siang deh ke sini."
"Oh, sama mana—"
"Mas Abi!"
Tidak ada kata yang bisa menggambarkan perasaan campur aduk yang berkecamuk di dalam hati Sana, begitu melihat sosok Abimanyu melangkah keluar dari kerumunan yang mulai membubarkan diri.
![](https://img.wattpad.com/cover/164911267-288-k29512.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Secret
RomanceSana Mahira, 27 tahun, seorang penulis novel terkenal. Baru saja menerima tawaran untuk memfilmkan novel pertamanya. Tapi, impian yang akan segera menjadi nyata itu malah menjadi awal masalah rumah tangga Sana dengan Abimanyu Kendrata--suami yang d...