-12-

5.3K 674 44
                                    

Hai! Jangan lupa vote dan tinggalkan jejak cinta kalian di kolom komentar ya~ Bagikan juga cerita ini ke teman-teman kalian, siapa tahu mereka juga bakalan suka cerita ini :3

Happy Reading!

"Ke Bandung?"

Sana mengangguk. "Kata Gea cuma tiga hari. Gimana?"

Abimanyu memeluk Sana, menyembunyikan wajahnya di dada istrinya itu lalu bersikap seolah-olah ia sedang merajuk.

Melihat reaksi Abimanyu yang entah kenapa terlihat menggemaskan, Sana tertawa. "Ya, kalau kamu gak ijinin ... aku gak bakalan pergi, Bi. Nanti biar aku bilang ke Gea."

Abimanyu menghentikan tangan Sana yang hendak mengambil HP-nya. "Jangan, Sayang. Gak apa-apa, kamu ikut aja."

"Yakin?"

"Yakin. Lagian kasian kamu kalau di kamar hotel terus-terusan. Aku juga suka ninggalin kamu sendirian karena harus berangkat pagi, dan pulangnya juga hanya berselang satu sampai dua jam sebelum aku harus balik ke lokasi lagi."

Sana mengerucutkan bibirnya. "Ini bukan karena kamu mau bebas dari ocehan aku tentang berita kedekatan kamu dan—"

"Itu salah satunya, sih ... tapi bukan karena gak suka, bosen, atau apa pun yang kamu pikirin—maksudku, mungkin pikiran kamu bakalan lebih ringan kalau kamu jauhin segala sesuatu yang bersangkutan dengan berita menyebalkan itu. Aku yakin Gea bisa bikin kamu jauh dari TV, kepo-in Instagram dan sebagainya selama kamu di Bandung."

Sana pikir ucapan Abimanyu ada benarnya.

"Kamu tenang aja, aku gak bakalan kenapa-kenapa meskipun sendirian. Ini bukan pertama kalinya kamu ninggalin aku ke luar kota, San. Bahkan dulu aku bisa siapin masakan tiga kali sehari selama seminggu penuh, sewaktu kamu roadshow ke kota-kota lain untuk promosi buku."

"Iya, terus kamu bikin aku sakit kepala begitu pulang, karena gagang panci kesayangan aku patah, pantat kuali gosong, dan spatula hilang gitu aja tanpa jejak."

Abimanyu menyengir. "Tapi udah aku ganti, kan, Sayang ... jangan diungkit terus dong."

Sana tertawa, seraya mengacak-acak rambut Abimanyu. "Untung sekarang lagi di hotel, jadi wilayah kekuasaan aku di rumah gak akan terancam keselamatannya," ujar Sana, membicarakan dapur di rumah.

Abimanyu bergeser naik hingga wajahnya sejajar dengan Sana. "Eh, besok aku udah check out loh!" seru Abimanyu, mengejutkan Sana. Perempuan itu lupa kalau Abimanyu tidak perlu menginap di hotel lagi, karena lokasi syuting besok hingga seterusnya tidak jauh dari rumah mereka.

Sana menepuk dahinya seraya mengatakan 'gawat' tanpa suara. Kemudian ia melayangkan tatapan mengancam kepada Abimanyu. "Awas aja kalau kamu masuk-masuk ke wilayah kekuasaan aku. Suruh Riko buat beli makan buat kalian di luar aja sebelum kalian pulang!"

Abimanyu memainkan kedua pipi Sana yang kenyal dan lembut. Pria itu tersenyum menatap kedua mata Sana yang tampak berbinar-binar. Senang rasanya melihat keceriaan di mata istrinya itu kembali, setelah selama beberapa hari ini Sana terlihat sayu. Jika biasanya Abimanyu akan menikmati kebersamaan di lokasi syuting, kali ini ia tidak bisa merasakan perasaan yang sama. Begitu banyak tekanan dari skandal yang diciptakan untuk meningkatkan pamor film yang sebenarnya sama sekali tidak dibutuhkan. Abimanyu percaya film adaptasi novel Sana akan sukses di pasaran. Hanya perlu menunggu lima hari lagi dan semua kesedihan Sana akan berakhir. Hari-hari mereka akan kembali ke hari-hari damai sebagai pasangan suami istri yang bahagia tanpa pertengkaran karena kesalahpahaman.

Once Upon A SecretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang