IV - Goo Jungmo

229 48 0
                                    

Luna menoleh ke arah pintu kamarnya saat pintu itu terbuka, menampilkan seorang laki-laki dengan seragam sekolah.

"Aku udah bilang nggak usah kesini kak," Luna bangkit dari posisi tidurnya menjadi duduk.

"Nggak apa-apa sih, kok kayak nggak suka gitu aku kesini?"

Helaan napas keluar dari mulut Luna, ia menggeleng.

"Bukan gitu, kakak pasti sibuk kan udah mau ujian. Aku baik-baik aja, besok juga sembuh."

"Besok kan libur, nggak sibuk. Lagian udah lama nggak ngobrol sama kamu, udah jarang ketemu kita."

Luna sedikit menarik kepalanya mundur saat sebuah tangan mengelus kepalanya lembut.







"Kak Mogu," panggilannya tidak ia lanjutkan, terlalu bingung harus bilang apa.

"Ya?"

"Anu—mau minum apa?"

Luna menarik tangan yang ada di kepalanya kemudian beranjak turun dari kasurnya, berusaha melepaskan diri dari laki-laki di hadapannya.




Namanya Goo Jungmo, tapi Luna lebih suka memanggilnya dengan sebutan 'Mogu'. Lucu katanya.

Bukan siapa-siapa, hanya sebatas kakak dan adik kelas. Dekat karena selalu berangkat bersama dari sekolah ke tempat bimbingan belajar yang memang sama.

Luna anggap Jungmo adalah kakaknya, karena ia selalu ingin punya kakak laki-laki.

Setidaknya memang begitu kelihatannya sebelum beberapa hari yang lalu, sikap Jungmo berubah. Menjadi lebih errr, manis?







"Mau ngapain? Lagi sakit diem aja sih di sini, aku masih punya minum kok." Larang Jungmo sambil mengangkat botol minum dari tasnya.

"Ah okay," Luna kembali duduk di atas kasurnya.

Hening.

"Kak Mogu."

"Luna."

Keduanya saling tatap, bicara lewat mata siapa yang akan bersuara lebih dahulu.

"Kenapa?"

Luna bingung harus jawab apa, karena sebenarnya ia juga bingung kenapa tiba-tiba memanggil Jungmo.

"Eee, anu. Kakak nggak pulang?"

Jungmo mengangkat satu alisnya, "kamu ngusir aku?"

"Eh nggak gitu, maksud aku itu. Duh kak maaf nggak maksud—"

Suara kekehan Jungmo membuat Luna diam, ia kira Jungmo marah.

"Nggak marah kok Lun, jangan panik gitu." Katanya sambil mengusap kepala Luna—lagi.





"Aku mau tanya, boleh?"

"Apa?"

"Beberapa hari lalu, aku liat kamu ngobrol sama laki-laki di depan minimarket deket tempat les. Siapa?"

"Namanya bulan, aku juga baru kenal sama di—"

"Jangan deket-deket sama dia ya."

Luna mengerutkan keningnya, "kenapa?"

"Pokoknya jangan."

"Tapi kak--"

"Aku pulang ya, istirahat lagi."

Through The Night || Moon Hyunbin ✔Where stories live. Discover now