XIX - Eyelid

138 43 4
                                    





















"Makan yang banyak," kata Hyunbin yang sekarang sedang menatap Luna dengan tangan kanan memangku kepalanya.

"Kak Bulan nggak makan?"

Melihat Hyunbin menggeleng lantas membuat Luna mencebikkan bibirnya, ia ulurkan sendok di tangannya ke arah Hyunbin yang kini duduk di hadapannya.

"Nggak Lun—"

Luna tersenyum saat berhasil memasukkan sendok berisi makanan ke dalam mulut Hyunbin yang terbuka ketika bicara.

Sementara Hyunbin hanya menggelengkan kepalanya sambil mengunyah makanan di mulutnya.



"Apa?"

Luna bingung kenapa laki-laki di hadapannya sekarang membuka mulutnya lebar-lebar seakan minta untuk—

"Suapin lagi."

"Tadi katanya nggak mau."

Walau mengeluh tapi Luna tetap menyuapi Hyunbin, bahkan Hyunbin yang kini terlihat seperti orang kelaparan.

"Belepotan tuh."

"Dimana kak?"

"Itu."

"Iya dimana?"

"Nih."

Hyunbin menyentuh ujung bibir Luna, hanya menyentuh.

"Kirain mau dibersihin sekalian, nggak romantis banget jadi cowok. Cih," Luna membersihkan ujung bibirnya dengan punggung tangan.

"Kenapa harus romantis, pacar juga bukan."

"Ya seenggaknya tuh—"

Luna yang hendak menggosok matanya yang kemasukan debu dengan punggung tangannya berhenti, tangannya ditahan Hyunbin.

"Eh itu kotor tangannya, nanti sakit mata lo kalo di kucek gitu."

"Gatel kak kelilipan."

"Cuci tangan dulu ayo," Hyunbin menarik Luna menuju wastafel.

Ia cuci tangan Luna layaknya mencuci tangan seorang bayi, padahal Luna bisa sendiri.

"Jangan kebiasaan ngelap pake tangan, kalo kayak tadi trus mata lo tambah perih gimana?"

Mata Hyunbin masih fokus pada kedua tangan Luna yang sedang ia beri sabun, tapi mulutnya terus bicara.

"Sini keringin dulu," Luna hanya menurut saat Hyunbin menariknya menuju hand dryer.

"Mana yang kelilipan?"

"Yakin kak Bulan masih nanya?"

Hyunbin hanya basa-basi, ia sudah tau bahwa mata kanan Luna yang kemasukan debu karena sekarang gadis itu menutup sebelah matanya, mata kanan.

"Bercanda, galak banget lo. Buka buruan."

"Apanya?"

"Ya mata lo lah, masa baju lo."

"Ihhh," terlanjur kesal, Luna mendorong Hyunbin dan pergi dari wastafel.

"Nanti nabrak itu mata lo sebelah doang," Hyunbin menarik tangan Luna.

"Apaan lagi?"

"Kok lo marah-marah mulu sih Lun?"

"Nggak tau ah."

Hyunbin mengerutkan dahinya melihat Luna pergi, sedikit takut pada gadis itu.



























"Lun?"

Gadis yang dari tadi berjongkok di samping mobil itu kini menengadahkan kepalanya, menatap orang di hadapannya.

"Lah kok nangis?"

Melihat wajah Luna yang penuh air mata Hyunbin panik, ia ikut berjongkok.

"Perih kak," kata Luna sambil menunjuk mata kanannya.

Hyunbin meletakkan kantung plastik yang ia jinjing di bawah kemudian menangkup pipi Luna, kedua ibu jarinya menahan supaya kelopak mata Luna tetap terbuka.

"Tahan, jangan merem."

"Aaa perih kak."

"Iya dikit lagi."

"Ih udah belom?"

"Ck, mulai deh berisik."

Hyunbin menjauhkan wajahnya dan melepas tangkupannya pada pipi Luna, "merem sampe airnya keluar."

Luna menurut tapi matanya masih terasa perih, "masih perih kak."

"Manja lo, udah nggak apa-apa itu."

"Siapa yang man—"






































































cup

"Udah gue cium, udah sembuh."

Luna meraba kelopak mata kanannya yang baru saja di kecup Hyunbin, sementara si pelaku sudah berdiri membuka pintu mobil.

"Mau gue tinggal?"

Through The Night || Moon Hyunbin ✔Where stories live. Discover now