XXXVII - Maaf

51 12 2
                                    


Dengan wajah yang sudah penuh air mata Luna menoleh ke orang di sampingnya, berusaha mengontrol semua rasa di hatinya.

"Kak Bulan."

Mendengar namanya disebut Hyunbin melangkah lebih dekat, membawa gadisnya dalam pelukannya. Ia tumpukan dagunya pada kepala Luna lalu ia usap rambut Luna dengan lembut.

***

Di atas meja terdapat empat cangkir teh yang masih mengepul asapnya karena panas.

Setelah perdebatan di bandara akhirnya Hyunbin bisa mencegah Luna untuk pulang.

"Maaf."

Alana bersuara, membuat tiga orang lain menaruh pandang padanya.

"Gue selalu berpikir Ayah dan Bunda lebih sayang Aluna karena gue dibiarkan hidup sendiri di Jerman, makanya gue selalu rebut apa pun yang Aluna miliki. Tapi ternyata karena memang Ayah yang membedakan gue dan Aluna. Maaf gue nggak peka kalau Aluna juga tersiksa sama standar Ayah yang berkiblat di gue. Maaf udah ngerebut Yunseong dan Hyunbin dari lo Lun. Gue yang minta Ayah untuk ancem Hyunbin supaya ngejauhin lo. Gue yang ngehasut Yunseong supaya ninggalin lo."

Baru satu orang yang bicara tapi wajah Luna sudah penuh air mata.

"Maaf," seru Yunseong.

"Waktu itu Alana bilang kamu benci aku Lun sampe kamu pergi dari Jerman. Maaf aku nggak nanya dulu ke kamu kebenarannya. Maaf udah pergi lalu datang sesuka hati."

Suara isakan Alana mulai terdengar, beradu dengan isakan Aluna.

"Maaf," kini giliran Hyunbin.

"Gue bodoh nurutin perintah Ayah lo untuk jauhin lo, gue minta syarat supaya lo diberi kebebasan. Tapi gue salah, dengan gue jauhin lo gue nggak akan tau lo bebas atau nggak, lo bahagia atau nggak. Harusnya gue tetep di samping lo."

Hyunbin bangkit dari duduknya, berdiri di hadapan Luna.

"Maaf gue terlalu mencintai lo, Aluna."

Through The Night || Moon Hyunbin ✔Where stories live. Discover now