XXVI - Salah paham

119 40 2
                                    

Maaf ya teman-teman, aku bercanda. Kemarin itu belum end hehe:)

Btw aku seneng banget kak bulan dapet banyak screentime semalem, kerasa dia ikutan masuk final.

Selamat untuk yang terpilih menjadi member X1, semoga ke 11 orang itu memang yang terbaik dari yang terbaik. Ditunggu debutnya.

Buat kalian selamat ya yang pick nya debut, buat yang pick nya nggak debut tetap dukung mereka ya!!!

💗💗💗



22:24

Luna menatap laki-laki dihadapannya, menunggunya bicara.

"Jadi?"

Jungmo menghela napas, "siap denger?"

"Siap lah, udah kayak mau ngapain aja sih kak."

Mendengar Luna yang menjadi kesal memancing kekehan Jungmo untuk keluar.









































"Aku sama Hyunbin saudara,













tiri."


"Hah?"

"Iya, papah ku dan mamah nya Hyunbin nikah. Aku sama Hyunbin saudara tiri."

"Tapi kenapa kalian kayak musuhan?"

"Bukan musuhan, tapi bersaing."

"Untuk?"

"Kamu."




"Jangan gitu Lun mukanya. Itu dulu, sebelum aku sadar kita nggak seharusnya gitu."

"Kak Mogu yang sadar? Ih emang ya itu orang tuh nggak ada sadar dirinya banget, heran."

Lagi, Jungmo terkekeh.

"Apa yang pertama kamu pikirin saat liat Hyunbin?"

Luna diam, memutar kembali memori otaknya.

"Aku waktu liat kak Bulan pertama kali tuh takut, dia kayaknya galak banget, macem berandalan-berandalan di wattpad gitu lah modelannya. Apalagi waktu itu dia pake anting yang panjang banget, antingku kalah. Kalo aku itung-itung tindikannya 6 ya? Ih pokoknya nggak banget, takut."

"Trus setelah kenal, apa yang kamu pikirin tentang dia?"

"Tetep galak, malahan tambah galakkkk. Jutek, judes, suka bikin kesel. Tapi nggak jarang bikin nyaman dan bahagia."

Jungmo mengangguk paham, menegakkan duduknya dan menaruh tangannya yang bertaut di atas meja.

"Emang gitu Hyunbin. Berantakan, galak, serem, egois, semaunya sendiri. Tapi sejak kenal kamu, dia lebih banyak diem di rumah. Lebih tepatnya jarang di rumah sih apalagi kalo malem, kita sekeluarga mikir mungkin emang dia ke apartment nya. Sampe aku liat kamu di sana, di dalem apartment Hyunbin. Ya aku marah lah jelas, bisa-bisanya dia bawa perempuan masuk ke apartmentnya, apalagi itu kamu."

"Tapi itu aku--"

"Jangan dipotong Lun," Jungmo mendengus.

"Karena papah nelfonin dia nggak diangkat akhirnya aku disuruh nyamperin ke apartmentnya, eh malah nemu kamu. Yaudah kita berantem."

Jungmo meneguk minumnya, lalu melanjutkan ceritanya.

"Tapi setelah dia bilang kamu kabur dan dia cuma ngasih kamu tempat tinggal sementara aku lega, dia juga bilang mau nganter kamu pulang hari itu makanya aku samper ke rumah kamu kan siangnya. Pulang dari rumah kamu, dia tiba-tiba mukul aku. Trus ngomong gini 'ah lemah banget jadi cowok, gimana mau jagain Luna'. Ternyata dia liat ya aku meluk kamu?"

Luna mengangguk agak ragu, ada satu hal yang ingin dia tanyakan.

"Ngomong-ngomong aku kaget banget loh pas kamu bales chat soal jauhin Hyunbin, dan kamu jawab iya dengan entengnya? Sementara tadi nangis-nangisan."

"Aku tetep kecewa kok kak."

"Lah? Kan tadi udah baikan, udah iya disuruh nunggu?"

"Enggak."

"Bentar, maksudnya tuh kamu kecewa kalo nantinya Hyunbin bakal pergi ke luar negeri kan?"

"Hah?"

Luna bingung, sebenarnya hal yang membuat dia kecewa bukan itu. Tapi soal perasaan Hyunbin.

"Aku kira kak Mogu tau kalo kak Bulan cuma mainin aku?"

Sekarang Jungmo yang bingung, sama-sama salah paham.
































"Siapa yang bilang cuma mainin?"





















Luna dan Jungmo kompak menoleh, Hyunbin berjalan ke arah mereka.

"Ini juga, disuruh jagain malah diajak selingkuh Luna nya."

"Lah kok kak Bulan disini sih?"

"Tadi ada penumpang yang turun dari pesawat, yaudah semuanya turun. Nggak tau nih, kayaknya tunda berangkatnya. Belom juga sehari udah diajak selingkuh aja sama Jungmo."

"Apaansi siapa yang selingkuh."





Through The Night || Moon Hyunbin ✔Where stories live. Discover now