red strings
"kau akan tinggal sendirian di sini?" tanya Junkyu begitu memasuki apartemen Mashiho yang tidak ada penghuninya sama sekali, tapi jelas itu bukan apartemen yang baru karena sudah terisi.
"sebenarnya dengan sepupuku. Tapi dia lebih banyak menghabiskan waktunya di studio, dia bilang begitu, sih," ujar Mashiho lalu membawa kopernya menuju ke salah satu kamar.
Oh, dia kelihatan bukan pertama kali ke sini.
"kau sering ke sini?" tanya Junkyu. Entah kenapa dia begitu penasaran dengan pemuda mungil ini.
"kadang-kadang. Jika aku bosan di Jepang. Mungkin dua tahun sekali?"
Junkyu mengangguk. Mendudukan bokongnya pada sofa empuk di ruang tengah setelah sang tuan rumah mesilakan.
"Omong-omong, sepupumu seorang produser? Aku punya teman produser, mungkin saja aku kenal," ucap Junkyu membuat Mashiho tertarik.
"Benarkah? Kalau begitu--"
"--kau kenal Noa Kazama?"
Mata Junkyu membulat. Ia menatap Mashiho dengan tidak percaya.
"Kau sepupu Noa?! Jadi maksudmu apartemen ini milik Noa!?"
Mashiho yang terkejut hanya bisa mengangguk untuk menanggapi pertanyaan Junkyu.
"Bocah itu!" Junkyu dengan cepat mengambil ponselnya dan menekan kontak Noa.
Mashiho hanya kebingungan akan tingkah Junkyu yang cukup mengejutkan. Sepertinya Junkyu kenal dekat dengan Noa. Itu kesimpulan yang ia dapatkan.
.
.
."Rae, ayo makan," ajak Noa sambil menarik tangan Raesung yang tidak beranjak dari kasurnya.
Noa menghela napas. Ia pasrah dengan Raesung dalam mode malas. Sepertinya mereka harus pesan antar lagi. Huft.
Noa sedikit tersentak begitu ponselnya berdering. Ia mengambil dari sakunya lalu menatap bingung nama penelpon yang tertera di benda persegi panjang itu.
"Halo, Kyu?"
Raesung membuka mata di balik selimutnya. Ia tiba-tiba saja tertarik untuk mencuri dengar obrolan kedua sahabatnya itu.
"HEI KAU BEDEBAH SIALAN! KAU INGIN MEMBIARKAN SEPUPUMU SENDIRIAN DI APARTEMENMU YANG AKU BAHKAN TIDAK TAHU KAU ADALAH TETANGGAKU DAN YEDAM INI!?"
Noa reflek menjauhkan ponselnya dan duduk di salah satu kursi di kamar Raesung.
"Jangan pakai otot jika bicara, Kyu. Tenanglah,"
"Temui sepupumu ini, idiot!"
"Oh, kau bertemu sepupuku? Dia sudah sampai? Kenapa tak menelpon?"
"Baca chatmu, Noa-san!"
Noa terkekeh mendengar teriakan Mashiho dikejauhan. Ia kemudian meminta Junkyu untuk memasang loudspeaker teleponnya dan ia mulai berbicara dengan bahasa Jepang.
Raesung mengerti sih. Intinya adalah...
Noa akan kembali ke apartemennya malam ini.
Raesung tetap diam. Bahkan tidak tertarik untuk menarik selimutnya. Tubuhnya masih terbungkus selimut yang nyaman.
Noa akan kembali ke apartemennya? Lalu, memangnya kenapa?
.
.
.Woong berjalan tanpa arah. Dia tidak tahu. Hanya melangkah ke mana kakinya ingin pergi.
Tau-tau dia sudah di sungai Han, di salah satu tamannya yang menjadi tempat favorit orang-orang.
Woong jadi ingat, dulu tempat ini juga menjadi tempat favorit ia dengan Midam.
Bergandengan tangan. Saling melempar candaan. Lalu menikmati semilir angin yang kadang menembus ke dalam jaket mereka masing-masing.
Woong tersenyum mengingat itu semua. Mengingat betapa indah kenangan yang ia rangkai bersama Midam.
Kakinya terus berjalan. Sepertinya menolak untuk berhenti terlebih ketika ia mulai merasakan suasana hangat kenangannya bersama Midam.
Terlalu indah untuk dilupakan.
Terlalu manis untuk ditangisi.
Matanya fokus pada satu pemuda yang duduk sendirian. Jaket yang tidak asing. Helai rambut yang berhembus dengan teratur.
Suasana mendebarkan yang diam-diam Woong rindukan.
Tanpa ia duga Midam duduk di sana.
Di tempat mereka pertama kali berjumpa.
Bolehkah Woong mendekatinya?
Kadang, hati memang tidak bisa berbohong. Kaki Woong melangkah dengan sendirinya.
Bolehkah Woong berharap?
Bolehkah Woong mengatakan bahwa ia rindu?
Bolehkah Woong mengatakan bahwa ia ingin kembali?
Bolehkah Woong mengatakan--
"Midam,"
--bahwa ia masih mencintai?
red strings
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] red strings ; silverboys
Fanfictionbenang merah akan terus mengikutimu. kau percaya takdir? dk1317's present red strings Starring: silverboys ⚠BL. BxB. Typos. Baku. Start: 11-06-2019 End: 08-06-2020