Dua Puluh Tujuh

557 63 4
                                    

red strings



Di sini Hyunsuk sekarang. Berdiri di pintu apartemen Seunghun. Iya, dia diberitahu Seunghun bahwa Jihoon ada di sini, karena mau tidak mau, siap tidak siap, mereka harus kembali berbicara empat mata.




Raesung menemaninya, membiarkan Byounggon yang ragu untuk datang bersama diam di apartemen Hyunsuk.





Raesung menggenggam erat tangan Hyunsuk sebelum ia menekan bel apartemen.



Bohong jika Hyunsuk tidak gugup. Ia gugup setengah mati. Kepalanya berisi banyak sekali wajah kecewa Jihoon, terlalu nyata sampai rasanya pusing sekali.




Pintu terbuka, menampilkan senyum Seunghun lalu tepukan pada pucuk kepala Hyunsuk.



Mereka diam. Hanya terdengar suara sepatu dilepaskan dan sandal yang dipakai, bergesekan dengan lantai sampai akhirnya Hyunsuk memberhentikan jalannya begitu melihat punggung seseorang sedang menonton acara ragam.



"siapa hyung?" tanya Jihoon tanpa menoleh, tapi tidak ada jawaban membuat Jihoon mau tidak mau memutar kepalanya dan terkejut begitu menemukan Hyunsuk berdiri gugup dengan kedua tangan mengepal kuat.





Di belakangnya ada Raesung dan Seunghun yang tersenyum menimbulkan beribu pertanyaan pada kepala Jihoon.



"J-Ji.."



"H-Hyung.."





.
.
.



Semuanya berlalu dengan cepat. Tentang bagaimana kini Hyunsuk menangis dalam pelukan Jihoon yang mengusap punggungnya dengan lembut.







Raesung hanya tersenyum mendengar di luar kamar tamu Seunghun. Menikmati secangkir cokelat hangat yang dibuatkan Seunghun untuk mengisi waktu bercakap mereka.








"jadi, kau dengan Noa sekarang?" tanya Seunghun





"menurutmu?" Raesung bertanya balik






Mereka tertawa lalu tidak ada yang ingin bicara, terlalu asik dengan hal-hal aneh yang terjadi secara singkat di kehidupan mereka.






Apalagi Seunghun.





"Raesung.." panggil Seunghun





Raesung menoleh menatap Seunghun yang hanya memandang kosong langit-langit apartemennya.






"katakan padaku..."






"bagaimana rasanya mencintai sahabatmu sendiri?"





.
.
.






"sudah, jangan menangis!"





"t-tapi tapi.."





"Hyung.." panggil Jihoon lembut.






Ia rapikan poni Hyunsuk yang berantakan ke mana-mana. Ia hapus jejak air mata yang mengalir pada pipi Hyunsuk.







Kini Jihoon tak bisa lagi mencium manis bibir mungil itu.





"ayo kita maafkan diri sendiri, lalu maafkan satu sama lain, lalu biarkan semuanya berlalu,"





"yang penting sekarang aku tahu, Hyung tidak bermaksud jahat. Hyung tulus padaku, tulus pada Raesung, tulus pada Byounggon Hyung.."






[✔️] red strings ; silverboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang