[✔️] red strings ; silverboys

Dua Belas

red strings

Yedam mengerutkan dahi begitu tidak menemukan Junkyu di apartemen.

Masa belum pulang?

"kenapa Hyung? Junkyu Hyung tidak ada?" tanya Doyoung begitu selesai melepas sepatu dan memakai sandal milik apartemen Yedam dan Junkyu.

Yedam mengangguk. Ia baru saja menyadari bahwa sandal rumah milik Junkyu masih tersusun rapi di dalam raknya.

"Yasudah kita tunggu--"

Ceklek.

"Oh!? Doyoung!!" pekik Junkyu lalu berlari cepat untuk memeluk tubuh adik kesayangannya.

Memeluknya dengan erat.

"Hyung! Aku tidak bisa bernapas!"

Junkyu melepaskan pelukannya, menatap Doyoung dengan galak.

"Kenapa putus dengan Yedam? Kau tidak tahu seberapa galaunya dia, huh? Itu merepotkan!" protes Junkyu sambil menunjuk-nunjuk Yedam.

"padahal aku yang mabuk, tapi dia yang jadi gila!"

Doyoung terkekeh lalu kembali memeluk Junkyu, "sekarang sudah tidak apa-apa,"

Junkyu menatap bingung, "maksudmu? Kalian balik lagi!?"

Yedam mengangguk, "sebelum kau bertanya bagaimana ceritanya, coba kau perkenalkan siapa pria mungil yang kau bawa pulang itu,"

Junkyu menepuk dahinya. Ah, iya! Dia lupa kalau dia ikut membawa Mashiho ke apartemen mereka.

"Mashi, sini,"

Doyoung dan Yedam saling menoleh mendengar Junkyu menggunakan bahasa Jepang.

"Ini Mashiho, tetangga kita,"

.
.
.

"Jadi Byounggon Hyung itu...."

Hyunsuk menoleh dan tersenyum.

"kakak kelasku dulu, dia banyak membantuku masuk univ,"

Jihoon mengangguk, "orang yang baik," ujar Jihoon sekenanya.

Hyunsuk tersenyum bangga lalu terkekeh, "iya kan?"

"orang-orang sering salah menilai karena wajahnya yang galak. Tapi dia benar-benar baik. Dia sering membantuku ini dan itu atau sekadar menemaniku mengerjakan tugas,"

Jihoon mengerutkan dahi, "menemanimu apa?"

"mengerjakan tugas!" jawab Hyunsuk riang lalu berjalan menuju dapur tanpa menyadari perubahan wajah pada kekasihnya.