red strings
Woong menatap pintu apartemen yang terbuka. Lelaki tinggi dengan lesu masuk ke dalamnya.
Oh, Woong nampaknya tahu kenapa.
"Kau cemburu lagi dengan Seunghun?" tebak Woong.
Lelaki tinggi itu menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.
Woong menghela napas, "Demi Tuhan,"
"Gon, kau bukan anak kecil lagi,"
Byounggon memutar tubuhnya menghindari tatapan mata Woong.
"aku tahu. Tapi aku tidak bisa,"
Woong kembali menghela napas, "kalau begitu ungkapkan. Katakan padanya kalau kau tidak tahan melihatnya bersama Hyunsuk,"
Byounggon diam.
"Atau nyatakan perasaanmu secepatnya sebelum Seunghun merebut Hyunsuk darimu,"
.
.
."Bagaimana harimu?" Hyunsuk menengok Jihoon yang baru masuk ke dalam apartemen sebelum ia melanjutkan masaknya.
"menyenangkan! Oh, iya! Seunghun Hyung membelikan ini untukmu, dia bilang kau pasti menyukainya,"
"Oh, taruh saja di atas meja,"
Jihoon mengangguk dan menaruh titipan Seunghun di atas meja. Ia melirik masakan Hyunsuk lalu berjalan mengendap ke belakang Hyunsuk.
"Wah! Bulgogi!"
(bukan jjigae lagi gaes🙏) ya allah pengen dubu jjigae :"
Hyunsuk hampir saja menghempaskan sendok sayurnya. Jantungnya berdegup kencang apalagi ketika Jihoon mengunci tubuh Hyunsuk dengan dua tangan Jihoon menyandar di pantry dapur.
"K-Kau mengagetkanku!"
"Hehe, maaf Hyung. Baunya harum sekali, boleh aku mencicipinya?"
Hyunsuk menghela napas. Kalau sudah tentang Jihoon, dia selalu pasrah.
"Eum! Enak Hyung! Ah, kau pasti bisa menjadi pendamping yang baik,"
.
.
."sepertinya bagian ini kita revisi--rae?"
Noa mengguncang tubuh Raesung beberapa kali. Pemuda itu dari tadi hanya diam saja dengan tatapan kosong.
"Choi Raesung!"
"Ah! Ya? Apa?"
Noa menghela napas. Ia menepuk pundak Raesung lalu berangkat dari duduknya.
"kau terlihat lelah. Kubelikan teh, jangan protes,"
Raesung baru saja ingin protes, tapi kemudian ia bungkam, menundukan kepala seiring dengan kepergian Noa.
.
.
."Mau ke mana?" Cegah Junkyu saat melihat Yedam dengan pakaian kebanggaannya.
"Ke mana lagi? Sudah pasti ke tempat Doyoung, kau mau titip apa Hyung?"
Junkyu diam lalu hanya memberikan senyuman, "tidak apa-apa. Hati-hati,"
.
.
."Midam Hyung, maaf menunggu,"
"Kau telat lagi, Hun,"
"Hehe, biasa. Menemani adik kecil,"
"Jihoon?"
"Hm,"
Midam terkekeh, "lain kali kenalkan aku padanya,"
Seunghun tersenyum. Lalu ikut terkekeh, "hahaha, haruskah?"
"he? Pertanyaan macam apa itu?"
.
.
.Cinta itu rumit.
Entah karena kau tidak sengaja mencintai sahabatmu.
Atau mencintai kekasih sahabatmu.
Atau mencintai kekasih seseorang yang sudah kau anggap saudara kandung.
Atau bahkan ada yang tidak bisa berpindah hati.
Karena kenangan manis yang selalu menemani hari.
Atau ada pula yang terpaksa mundur.
Sebab kau tahu dia tak lagi mencintai.
Atau dia tak lagi bahagia denganmu.
Yang paling menyedihkan,
mundur karena sebuah kesalahpahaman yang bahkan kau sendiri ragu apakah itu benar.
.
.
."Hun,"
"aku rindu Woong,"
Kata-kata yang paling tidak disukai Seunghun jika pemuda di depannya yang berbicara.
Seunghun diam. Bukan hal asing lagi mendengar Midam mengatakan hal itu.
Nyatanya sudah tiga bulan sejak Seunghun bertemu Midam di kafe ini, dan sudah tiga bulan pula sejak Midam putus dengan kekasihnya yang bernama Woong itu.
Tidak. Seunghun bahkan tidak tahu bagaimana rupa Woong sehingga bisa membuat Midam susah perpaling darinya.
"Hyung--"
"ya! Aku tahu! Aku yang memutuskannya..."
Midam terlihat lesu. Matanya selalu berkaca-kaca jika membahas Woong orang yang ditinggalkannya karena mereka tak lagi sama.
Tak lagi bahagia.
Seunghun menghela napas.
Midam keras kepala.
Tapi Seunghun mencintainya.
red strings
tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔️] red strings ; silverboys
Fanficbenang merah akan terus mengikutimu. kau percaya takdir? dk1317's present red strings Starring: silverboys ⚠BL. BxB. Typos. Baku. Start: 11-06-2019 End: 08-06-2020