Sebelas

537 106 6
                                    

red strings




"Midam,"






Midam menoleh. Matanya terbuka lebar begitu tau siapa yang memanggilnya.









Satu hal yang tidak pernah terpikirkan oleh Midam...








Bertemu Woong di tempat penuh kenangan ini.







Woong tersenyum dan melambai, "hei," sapanya.









Midam diam mematung. Tidak tahu harus merespon bagaimana dengan situasi yang tiba-tiba ini.









Lagi pula...










"Hyung ini--oh,"








Midam dan Woong menoleh. Mendapati Seunghun yang membawakan dua gelas kopi hangat yang Woong sangat yakini satu miliknya dan satu lagi milik Midam.









"Woong Hyung..." sapa Seunghun sedikit terkejut dan bingung.









Woong tersenyum kaku, lalu mengusap tengkuknya.










"Ah, apa aku mengganggu?" tanya Woong dengan canggung.










Tidak ada jawaban, baik dari Midam maupun dari Seunghun. Entah kenapa Woong dapat menyimpulkan bahwa jawaban mereka adalah iya.










Bukan kenapa, pasti mereka sedari tadi nyaman dengan satu sama lain, tiba-tiba saja datang Woong dan membuat suasana menjadi aneh.








"Ah, maaf maaf. Silakan nikmati waktu kalian, aku hanya tidak sengaja melihat Midam dan yah, ingin menyapanya. Itu saja, hehe," ucapnya lalu bersiap untuk meninggalkan mereka berdua.










Seunghun mematung di tempat. Midam melirik Woong yang melambai dan hendak membalikan tubuhnya.











"Woong!"







.
.
.








"Hyung baik?" tanya Hyunsuk begitu berhasil membawa Byounggon ke dalam kedai ramen.








Byounggon mengangguk sambil meminum air yang disediakan. Merasa sangat canggung karena sekarang dia duduk di depan Hyunsuk dan kekasihnya, Jihoon.










"Oh, iya! Maaf, lupa. Hyung ini Jihoon. Jihoon ini Byounggon Hyung," Hyunsuk memperkenalkan Jihoon dengan Byounggon.









Byounggon mengangguk dan menyapanya. Matanya kemudian fokus dengan tangan Hyunsuk yang memeluk lengan Jihoon erat.








"ehem," Byounggon mencoba menyegarkan tenggorokannya. Ah, mungkin dia harus minum lagi.








Jihoon memperhatikan sedari tadi. Entah kenapa dia merasa ada sesuatu pada diri Byounggon yang akan mengancamnya. Entahlah.








"Hyung kemarin kenapa? Aku benar-benar khawatir begitu Woong Hyung bilang kau tidak keluar kamar," ujar Hyunsuk sangat memancarkan kekhawatirannya lewat tatapannya yang tidak lepas dari mata Byounggon.








Jihoon menoleh, menatap Byounggon. Ikut menunggu jawaban dari yang lebih tua.









"eum, hanya butuh waktu untuk sendiri saja," jawab Byounggon seadanya.











"benarkah? Tapi, sekarang tidak apa-apa kan?" Tanya Hyunsuk











Byounggon hanya mengangguk dan mengalihkan pandangannya ke lain arah begitu Hyunsuk tersenyum lega.











Jihoon mengerutkan dahinya dan terus-terusan menatap Byounggon dengan.... Entahlah....










Yang jelas, Jihoon tidak suka.








.
.
.







"Kau akan kembali ke apartemenmu?"









Noa menoleh lalu tersenyum dan kembali mengemasi barang-barangnya.










"Sepertinya. Aku tidak mungkin membiarkan sepupuku sendirian. Lagi pula, dia bilang dia akan kuliah di sini,"










Raesung mengangguk lalu duduk di atas kasurnya dan memperhatikan Noa yang hampir selesai.











Noa membalikan tubuhnya, berhadapan dengan Raesung yang masih menatapnya. Raut wajah Raesung tidak tertebak, tapi Noa tahu suatu hal.








"Kau sedih?" tanya Noa tiba-tiba.










Raesung hanya diam. Beginilah Raesung. Tidak pernah mengungkapkan apa yang ia rasakan, dan Noa tahu betul itu.










"kalau aku bilang sedih, apakah kau akan tetap tinggal denganku?"








Mata Noa terbuka lebar, sedikit terkejut dengan pengakuan Raesung yang... eum... tidak seperti yang ia bayangkan.










Padahal dia sudah mempersiapkan diri untuk mendengar hujatan atau sekedar umpatan kecil yang menandakan ia menolak besar-besaran pertanyaan dari Noa.












Tapi nyatanya tidak. Dan Noa senang dengan hal itu.










"Nanti aku tanyakan kepada sepupuku. Tapi sebelum itu, apa kau sedih aku tinggalkan sendirian?" tanya Noa selembut mungkin berusaha membawa Raesung ke dalam suasana yang ia inginkan sedari dulu.











Membuat Raesung terbuka dengannya.











Raesung mengangguk pelan membuat Noa tersenyum kecil dan membawanya dalam pelukan.











"Baiklah, akan kutanyakan kepada sepupuku," ujar Noa dalam pelukannya tanpa tahu bahwa orang yang ia peluk sudah memerah sampai ke telinga.









red strings

tbc

[✔️] red strings ; silverboysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang