17. Cinta Datang Diwaktu Yang Tidak Tepat

76 8 13
                                    

Kenapa cinta datang terlambat? Leo merasa muak dengan dirinya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenapa cinta datang terlambat? Leo merasa muak dengan dirinya sendiri. Seiring kakinya melangkah, meniti tangga dari tanah, semakin ingin dia bertemu Jingga. Leo agak heran kenapa Jingga tinggal di tempat seperti ini. Jingga memang aneh bin ajaib. Kyra nampak sangat semangat, dia tak pernah bilang lelah.

Tapi yang ada dalam benak Leo bukan itu, Leo cuma takut, dia tidak bisa melihat Jingga dalam wujud manusia. Apalagi penjelasan Rakai yang masih terdengar ambigu baginya.

Leo membuang pikiran jeleknya jauh-jauh. Menyebalkan! Namun, segala macam rangkaian cerita buruk yang dia buat sendiri, musnah. Setelah melihat sebuah rumah, dengan kesan mewah, apalagi dengan jendela kaca. Wah! Ada tempat seperti ini? Rumah di tengah hutan.

Semakin mantap melangkah, Leo ikut masuk setelah Singgih, Rakai, dan Kyra tentunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semakin mantap melangkah, Leo ikut masuk setelah Singgih, Rakai, dan Kyra tentunya. Terperangah, dengan arsitektur dalam rumah tersebut. Menakjubkan.

"Conan! Ran!" teriak Rakai, seraya kakinya semakin masuk ke dalam ruangan. Conan? Ran? Siapa mereka? Apakah anak-anak? Apa mereka sudah benar-benar menikah?

'Meong!'

"Conan, dimana Ibumu?"

'Meong!'

"Ah! Didalam."

Lega, cuma kucing. Bicara dengan kucing? Menganggap ngeongan mereka sebagai jawaban? Rakai benar-benar lucu, apalagi dia seorang cowok. Hah! Tapi tunggu dulu, Ibumu? Jadi mereka anggap si kucing anak? Wah! Kenapa Leo kesal, ya?

Rakai senantiasa menarik sudut bibirnya, sembari mencari Jingga. Benar saja, Jingga tengah tidur di ayunan rotan, balkon kamarnya. Buku yang terbalik, namun dengan posisi terbuka. Kebiasaan, membaca lalu ketiduran atau main dengan dua anak mereka, iya, kucing pemberian Rakai, Conan dan Ran. Jingga sangat suka dengan dengan tokoh anime itu.

Terkikik, Rakai sangat suka memandang Jingga yang tengah tidur, atau baru bangun tidur. Muka bantalnya sungguh menggemaskan. Seperti sekarang. "Kamu kesini? Kenapa nggak kedengeran?"

Jingga masih sama seperti dulu. Rambutnya juga, namun baru-baru ini saja dia tumbuhkan. Sebelumnya dia tidak mau, karena takut, penyakit itu datang lagi. Lalu dia harus kembali menggundulinya.

Walau Habis Terang ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang