Masih ingat detil bagaimana dirinya dan putri kecil Leo hampir saja terlindas ban mobil milik seseorang yang tengah berlatih menyetir. Tak ada yang cedera serius, Kyra cuma pingsan karena syok. Jingga mendapatkan tiga jahitan di dahinya, karena luka sobek yang diterimanya.
Seminggu terakhir Jingga juga selalu ke rumah Leo. Mumpung sedang liburan, dan daripada Jingga gabut di rumah. Selama itu, Rakai tak pernah menghubungi Jingga lebih dulu. Yah, minimal chat gitu. Tapi tidak sama sekali.
Membaca kembali percakapan singkat tadi malam. Helaan napas yang muncul dari mulut Jingga. Baiklah, kalau Rakai tidak bisa menemaninya. Biar Jingga naik taksi saja. Dia lebih dulu pergi ke mall, sebelum melanjutkan ke rumah Leo. Jingga mau beli mainan dan camilan tentunya. Bukan hanya buat Kyra tapi juga anak-anaknya Kaifta.
Tidak lama, Jingga bergegas ke tempat tujuan. Begitu tiba, seperti biasa. Kyra akan hedon sendiri. Karena Leo tidak libur, maka Kyra juga tak kemana-mana. Namun, setidaknya dia tidak bosan. Karena Jingga mampu membuat Kyra sangat bungah walaupun di rumah. Jingga hanya perlu menjadi anak kecil biar untuk menyenangkan Kyra. Bahkan main lumpur pun dia jabani.
Sore ini seperti biasa. Keduanya bersepeda ria keliling komplek. Jingga pakai punya Leo. "Kyra, pulang, yuk? Mau ujan nih, kayaknya."
"Iya Tan," Sudah berangin kencang. Kelabu pun menyelimuti hampir keseluruhan langit. "Balapan, yuk,Tan."
"Eh?"
"Tiga!"
"Curang!"
Kyra mengayuh sepedanya lebih dulu, menjauh meninggalkan Jingga. Jingga cuma tertawa, lalu menyusul, mengayuh lebih cepat tanpa mendudukkan dirinya di jok. Tak dinyana, hujan malah lebih dulu mengeroyok dua gadis manis itu.
Basah kuyub sampai rumah. Dan langsung kena tegur Nindha, otomatis disuruh mandi. Bukannya mereka mandi, tapi malah perang air dan gelembung sabun. Puas, selanjutnya mereka berendam berdua. Hampir setengah jam keduanya berada dalam kamar mandi. Sampai akhirnya keluar telah komplit dengan baju. Karena sebelumnya Nindha sudah memberi baju ganti, Jingga dipinjami punya Kaifta, yang sedang ke rumah mertuanya, dan menginap disana.
"Tan, main game, yuk? Tapi Tante yang main." Pinta Kyra yang disetujui Jingga. Hawa disana cukup dingin, membuat Kyra menarik Jingga naik ke kasur, lalu masuk ke dalam selimut. Kyra memilih menjadikan lengan Jingga sebagai bantal, yang mana kedua tangannya mulai sibuk dengan ponsel.
Cukup lama Jingga ngegame, sampai dia mengalihkan atensinya pada Kyra, yang mana sudah tertidur. "Oalah, dasar Leo junior."
Baru mau membenarkan posisi. Kyra malah bergerak dalam pejamnya, memeluk Jingga. Menjadikan dirinya guling sepertinya. Kalau begini, Jingga belum bisa bergeser. Baiklah, Jingga akan menunggu sebentar lagi. Sekian menit menanti, namun yang ada malah Jingga juga ketiduran. Uh! Nikmatnya.
🍃🍃🍃
"Jingga nggak dikasih tahu?"
"Nggak usah lah Ma, ntar sekalian aja. Lagian dia kan belum tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Walau Habis Terang ✔
RomansaSELESAI Meski tak bercahaya, bukan berarti gelap. ㅡ Walau Habis Terang ㅡ Hoiland. Cover by me. Supported by Canva. ©2019, Februari.