37. BERDAMAI

2.4K 98 6
                                    

37

Pengecut selalu menghindari kesulitan sementara pemberani selalu mencari peluang dalam sebuah kesulitan

💥💥💥

-DEA-


"Arvaaaaaaaaa" teriak Via yang kaget melihat anaknya terjatuh dari atas kasur

"Sialan" umpat Aras yang kaget melihat anaknya terjatuh dan tak sadarkan diri.

Via langsung menggendong Arva yang sudah tak sadar itu dan semakin menangis
"Ayo kerumah sakit" ucap Aras dan menggendong Arvi yang sedang tertidur

Via hanya mengikuti apa yang dikata kan Aras dan terus menangis memeluk anak sulungnya itu
"Bangun Arva, Maafin Mama yang lalai jagain kalian"

Via semakin panik ketika dari pelipis Arva semakin banyak mengeluarkan darah

Aras pun kini sedang duduk  grogoti rasa bersalah yang besar, karenanya ia tadi tak menghiraukan panggilan anak nya

Saat sudah sampai dirumah sakit Via bergegas turun dari mobil tanpa menunggu Aras

Kini Arva sudah ditangani oleh dokter, Via terduduk lemas di bangku rumah sakit dan terus menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya

Arvi masih setia dalam gendongan Aras,
Aras yang melihat keadaan Via yang kacau kini tak tega melihat Via

"Paa.. paaa angiss? " tanya Arvi yang tiba tiba sudah terbangun

"engga sayang papa cuma keringetan"

"Kita di ana Paa? "

"Kita dirumah sakit nak"

Lalu Arvi beralih menatap Mamanya yang tertunduk

"Maa.. maaa" mendengar suara Arvi membuat Via buru buru mengahapus air matanya

Aras memberikan Arvi pada Via karena Arvi yang memintanya

"Maa..maaa angan angis, alvi anti itut Angiss Maa" ucap Arvi yang cadel karena ia baru pandai berbicara

"Mama gaa nangis kok sayang" ucap Via yang langsung memeluk Arvi

"Alvi ayangg Mama" ucap Arvi di pelukan mamanya

Aras memutuskan untuk menelfon orang tuanya dan menelfon sahabatnya, ia memberi tahu apa yang baru saja terjadi

Saras Mamanya pun syok dan memarahi Aras di telfon tadi,  Aras hanya bisa pasrah toh ini juga kesalahannya

"Paa.. Paaa endong" pinta Arvi yang langsung saja dituruti Aras

Ceklek.. 

Pintu ruangan tempat Arva di periksa akhirnya terbuka,  Via langsung menanyakan kondisi anaknya pada dokter itu

"Bagaimana keadaan Anak saya dok? "

"Tangan anak ibu mengalamai pergeseran tulang,  dan ada 14 jahitan di pelipis nya" terang dokter itu kemudian berlalu pergi

Via bergegas masuk kedalam ruangan dimana Arva berada, dan ia melihat kepala dan tangan Arva yang diperban membuat ia kembali menangis histeris.

"Abang enapaa Paaa? " tanya Arvi dalam dekapan Aras yang kini mata Arvi sudab berkaca kaca dan siap untuk tumpah

"Abangnya lagi bobo sayang,  jadi Arvi jangan nangis yaa"

...

Arva kini sudah dipindahkan keruang rawat inap, keluarga beserta sahabat Aras pun sudah berkumpul disini

Not an Ordinary Love ✔ (REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang