Now Playing: Wanna One - Nothing Without You
***
"Masa depan dan masa lalu, gue tau semuanya."
***
"Wan, turun yuk."
Alwan yang sedang mengamati para murid baru dari lantai 2 gedung sekolahnya, menggeleng pelan. Namun seolah tak menerima penolakan, kedua teman laknatnya malah menarik kedua tangannya menuju tangga. Bagas dan Nindi, memilih menutup telinga saat Alwan sudah menyumpah serapahi mereka.
"Gue tuh mau istirahat, sebelum balik tugas. Ngerti gak sih kalian?" Alwan berdecak, membenarkan almamaternya. Ketika ia melirik ke lapangan, teman-teman anggota OSIS yang lain sudah melambaikan tangan. Menangkap basah cowok itu, untuk kembali bergabung bersama mereka. Tak mengetahui kalau sejak kemarin, Alwan tak pernah mengambil rehat selama acara.
"Punya temen bodoh semua, heran." Baik Bagas ataupun Nindi jadi meringis dibuatnya. Alwan mengacungkan kotak freshtea yang ia minum tadi, ke kedua sahabatnya. Lantas mengulurkan senyum misterius. "Pulang nanti, gue pastiin lo berdua kayak gini."
KREK
Kotak Freshtea tadi langsung tak berbentuk di genggaman Alwan. Cowok itu berdecak, membuang kotak kosong itu ke dalam tong sampah lantas pergi berjalan menuju anggota OSIS yang lain. Meninggalkan kedua sahabatnya yang jadi merinding, karena untuk pertama kalinya setelah liburan berhadapan lagi dengan mulut pedas cowok itu.
"Kak Alwan."
Langkah Alwan terhenti di tengah lapangan, tiba-tiba saja dua siswi yang masih mengenakan seragam putih birunya menghadang jalan Alwan. Sesaat alis Alwan terangkat, sedikit terganggu akan kemunculan siswi tersebut mendadak.
"Jangan pernah hadang jalan orang lain. Gak beretika," sahut Alwan dingin berhasil membuat adik kelasnya jadi ketakutan. "Apa?"
"Ini kak-"
"Kalian ngobrol sama saya atau tanah? Dongak." Alwan berucap lagi, tak suka apabila lawan bicara menghindari kontak mata. Dengan kikuk, kedua siswi itu jadi mendongak dan bertatapan langsung dengan Alwan.
Namun saat mata Alwan bertatap dengan salah satu siswi tersebut, pandangan disekelilingnya mendadak kabur dan suara adik kelas tersebut menghilang. Yang selanjutnya terjadi adalah, penglihatan Alwan berubah.
Dirinya berada di lapangan indoor, dan disekelilingnya sedang ramai. Dari hiruk pikuk murid, dan beberapa teman angkatannya yang sedang menunjukkan bakat di dekatnya ia menyadari satu hal. Ia tertarik ke masa depan, lebih tepatnya tertarik ke beberapa jam akan datang. Waktu dimana perkenalan ekskul dilakukan.
Krek
Suara samar itu, sukses membuat Alwan menoleh ke asal suara. Dia diam sesaat, lantas membulatkan mata mendapati susunan tinggi dari tongkat pramuka terlihat oleng. Tak lama setelahnya, salah satu dari ikatannya terlepas. Membuat susunan tersebut oleng dan jadi menimpa beberapa murid di dekatnya. Termasuk siswi yang membuatnya melihat kejadian ini.
"Kak."
Suara tersebut, seolah menarik Alwan kembali ke masa sekarang. Tepat ketika ia berkedip, penglihatannya kembali mendapati dua adik kelas tersebut di depannya. Keduanya menatap Alwan bingung. "Kakak dengar ucapan kita?"
Alwan mengusap wajahnya, mengangguk kecil. Saat tertarik tadi, dia masih bisa menangkap pertanyaan yang terlontar dari adik kelas di depannya. "Pengumuman kelas jam 12 bakal diumumin di perpustakaan. Jadi ditunggu di sana aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Recallove [Tamat]
Teen FictionAlwan Navindra, cowok perfeksionis dan berotak jenius. Kebanggaan Dream High School. Selalu menjadi orang pertama baik dalam prestasi ataupun sikap disiplinnya. Namun sayangnya, mulut pedasnya menjadi satu hal kekurangan yang membuat para perempuan...