Now Playing: Baekhyun - My Love
***
"Pada akhirnya, kebahagiaan selalu datang disertai kesedihan."
***
Sebenernya ini gak tau kenapa tiba-tiba masuk ke draft lagi. Selain itu ada detail, yang aku kelupaan kalau udah di ceritain di chapter sebelumnya. Jadi maaf untuk ketidaknyamanannya. Maklum aku ngerjain dengan setengah mengantuk semalam, hehehe.
***
"Berdiri tegap."
Alwan meringis, untuk pertama kalinya merasa takut ketika berhadapan dengan sang Mama. Ragu-ragu ia menegapkan badan, masih dengan kepala tertunduk. Menghindari tatapan mata dengan sang Mama tepat ketika ia pulang ke rumah. Ketika dipanggil, memang Mamanya itu tak sempat menghampirinya di UKS karena ada rapat yang harus dihadiri. Jadi ia tak tau separah apa, luka sang anak.
Sontak ringisan pelan keluar dari celah bibir Alwan, ketika sang Mama menangkup kedua pipinya mendadak. Menunjukkan dengan jelas beberapa luka lebam di sudut bibir dan pipi. Di belakang Alwan, Tama dan Ochi memilih bungkam meski saling melirik satu sama lain. Jelas membayangkan akan semarah apa Tante Naya, karena ini kali pertama putranya membuat masalah.
Dahi Alwan sontak berkerut, alih-alih omelan yang keluar. Sang Mama malah tertawa, menatap bangga luka yang menghiasi wajah putranya. Di ruang tamu, Aldi dan Hanan yang sibuk mencicipi menu makanan untuk pernikahan ikut mengernyitkan dahi tak paham. "Akhirnya, sekarang Mama tau kamu beneran manusia."
"Mama selama ini ngiranya aku bukan manusia?" tanya Alwan yang kini didekap erat oleh sang Mama. Ia melirik ke belakang, mendapati wajah bingung serupa di wajah kedua sahabatnya.
"Kamu tuh, punya keahlian bela diri tapi gak pernah dipakai kalau kamu diganggu." Naya melepas pelukannya, kini menatap putranya antara bangga dan haru. "Ya jelas Mama gregetan sendiri, ngeliat kamu dipukul tapi gak pernah ngelawan. Sekarang Mama bangga sama kamu."
"Apa dulu memang Tante Naya seaneh ini ya?" bisik Ochi pelan, tepat di telinga Tama. Sepupunya itu ikut melirik, lantas meringis sendiri. Ia menggerakkan badannya, balas berbisik pada Ochi. "Dulu yang gue inget, kita bertiga sih yang aneh. Efek ngurus perusahaan besar kayaknya."
"Kalian ngapain disana?" Teguran dari Naya, berhasil menyadarkan Tama dan Ochi. Keduanya terkekeh pelan, sebelum bergegas masuk ke dalam rumah Alwan.
Tepat di ruang keluarga, terhampar beberapa kotak transparan berisikan beberapa makanan beraneka macam. Sepertinya Tante Naya dan Om Aldi sedang menentukan menu apa saja yang akan disajikan saat pernikahan mereka nanti. Tama yang memang kelaparan, menatap deretan makanan itu dengan pandangan berbinar. "Wah, Tante mau ikutan nyoba dong."
"Cobain aja Kak, ambil sendok sama piring di dapur," seru Hanan antusias, dirinya sendiri sudah duduk bersila di atas karpet. Ada sepiring nasi dalam piringnya, sebagai pendamping selama ia menyicipi berbagai makanan berat. Entah sudah berapa hidangan yang ia coba sebelum Alwan dan kedua sahabatnya tiba.
"Kamu ikut cobain juga sana, di dapur ada beberapa yang belum dicobain." Om Aldi bersuara setelah menyadari Ochi yang tetap diam, meski matanya menatap penuh minat makanan di depannya.
"Ada zuppa soup gak Om?" tanya Ochi menunjukkan senyum lebarnya.
"Di dapur kak, cobain aja makanan yang ada di dapur." Hanan menjawab, melahap kerang saus tiramnya dengan lahap hingga tak sadar ada noda saus tertinggal di sudut bibirnya. Siapa yang akan menyangka, calon adik Alwan yang selucu ini adalah model baru yang sedang dibicarakan banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Recallove [Tamat]
Novela JuvenilAlwan Navindra, cowok perfeksionis dan berotak jenius. Kebanggaan Dream High School. Selalu menjadi orang pertama baik dalam prestasi ataupun sikap disiplinnya. Namun sayangnya, mulut pedasnya menjadi satu hal kekurangan yang membuat para perempuan...