Empat Puluh Dua: Bye Bye Blue

5.5K 1.1K 171
                                    

Now Playing: Blackpink - Forever Young

***

" Bersama kembang api ini, ku bisikkan harap untuk kebahagiaanmu selalu. Mulai sekarang ayo jemput kebahagiaan kita."

***

Ujian akhir ditutup dengan Ochi yang terkena flu. Alwan menjadi orang pertama yang tertawa keras melihat seberapa pusing pacarnya, seraya menyerahkan sekotak tisu. Di hari terakhir pula, Alwan keluar paling terakhir dari ruangan. Ia memang yang paling terakhir keluar, namun semuanya tau kalau ia sudah menyelesaikan soalnya jauh lebih cepat dari yang lain. Entah kenapa Alwan mempertahankan tradisinya sendiri untuk keluar paling terakhir.

Seminggu kemudian, Alwan benar-benar mempertahankan posisinya di peringkat pertama.

Hari-hari setelahnya berlalu begitu cepat. Alwan menyadari bagaimana sang Mama semakin dibuat pusing akan persiapan pernikahannya. Bagaimana satu persatu saudaranya mulai berdatangan ke rumah. Entahlah, rasanya baru kemarin ia bertemu Om Aldi. Namun, tinggal menghitung hari sampai Om Aldi benar-benar menjadi ayahnya.

Sepanjang hari itu pula, Alwan lebih sering menghabiskan waktu bersama Ochi. Entah jelajah kuliner hingga midnight driver. Kadang ada hari dimana mereka menghabiskan waktu tidak hanya berdua, tapi juga bersama ketiga sahabat mereka yang lain. Intinya waktu berlalu seperti biasa, tidak ada badai dan hanya kebahagiaan yang selalu menyertai Alwan.

Di penghujung tahun, Alwan dibuat termenung dalam kamarnya. Suara tawa saudaranya dari pihak ibu, terdengar hingga ke kamarnya. Sebenarnya ia ingin sekali bergabung, namun suara letupan yang terdengar beberapa kali mengurungkan niatnya. Ia menatap obat tidur di tangan, bimbang antara menelan obat atau mengurung diri kembali dalam perpustakaan.

"Jangan diminum."

Alwan tersentak, ketika tangan lain mendadak meraih butir obatnya. Ia menoleh, menemukan Ochi yang tersenyum riang di depannya. Saking larut dalam lamunan, Alwan tak menyadari kapan Ochi membuka pintu kamar.

"Yuk kita ke perpus," ajak Ochi menggenggam Alwan penuh keyakinan. Ia menarik pemuda itu dengan sebelah tangannya yang tak menenteng beberapa kotak pizza. Tarikannya lembut, namun berhasil menyeret Alwan yang seolah terpaku di tempatnya tadi.

DUAR TRKK DUAR

Langkah Alwan terhenti di pertengahan tangga, refleks menutup telinganya ketika letupan itu terdengar. Matanya terpejam, jelas berusaha melawan takut. Kemudian ada jemari-jemari yang mengusap pipinya, kala ia membuka mata dia menemukan Ochi yang tersenyum tenang. Membisikkan kata 'tidak papa' berulang kali, bagaikan mantra penenang.

Tepat ketika suara letupan itu terhenti, Ochi bergegas menarik Alwan masuk ke dalam perpustakaan dan menutup pintu. Meredam suara-suara dari luar, hanya suara terdengar suara plastik yang dibuka. Tepat di dalam sana, ada Tama, Bagas serta Nindi yang sedang mengeluarkan makanan bawaan mereka. Jumlahnya cukup banyak, dan bermacam-macam.

"Habis ngerampok restoran mana lo semua?" sinis Alwan geleng-geleng kepala tak habis pikir. Ada ayam goreng, beberapa burger, kentang goreng, es krim, hingga beberapa minuman dingin. Jumlahnya cukup banyak, namun melihat ada Bagas dan Nindi ia yakin makanan ini akan cepat habis.

"Ayo Wan, kita nonton film." Bagas berseru di sela-sela kunyahannya, ia sudah duduk bersila di atas karpet. Di sebelahnya Tama memainkan remote untuk menyetel film melalui TV besar yang tergantung. "Mau horror? Romantis? Komedi?"

"Apa aja lah," balas Alwan tak mau repot. Ia duduk di sebelah Tama, seraya menerima sepotong pizza yang diulurkan Ochi padanya. Kedua gadis itu menggeser sofa mendekat, dan duduk di sana.

Recallove [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang