Chapter 10

6.3K 847 74
                                    

Yoongi senang sekali. Akhirnya hari ini ia bisa terbebas dari ruangan serba putih berbau menyengat ini. Tak hanya itu, Jihyun juga sudah diperbolehkan untuk pulang. Dan sekarang mereka tengah dalam perjalanan pulang.

Selama dirawat disana, Yoongi sama sekali tidak pernah menanyakan keberadaan orang yang dicintainya itu. Ia hanya akan menjawab asal saat Jihyun menanyakannya. Ia sendiri juga tidak tahu kenapa orang itu sama sekali tidak pernah menampakkan dirinya. Padahal Yoongi kira orang itu akan datang untuk Jihyun. Tapi nyatanya tidak sama sekali.

"Kita sudah sampai" ujar Namjoon setelah mereka tiba di tempat tujuan.

Yoongi kembali berseri saat melihat rumah ini lagi. Setelah sekian lama ia tidak menjejakkan kakinya disini, akhirnya oa bisa kembali kesini. Rumah yang menyimpan banyak memori dalam pikirannya. Rumah yang memberikan kebahagiaan padanya.

Dengan hati-hati, Yoongipun turun dari mobil, kemudian membantu Jihyun untuk turun juga.

Bocah itu langsung berlari masuk ke dalam, meninggalkan Ibu dan kakek neneknya yang hanya bisa tersenyum sambil beranjak menyusulnya.

"PAPAAA!"

Ya, Jihyun segera mencari ayahnya sesaat setelah masuk ke dalam rumah. Orang yang sangat ia rindukan.

Jihyun sudah cukup pintar untuk tahu dimana kamar orang tuanya berada. Ia langsung berlari kesana dan berteriak memanggil sang ayah.

"PAPAAA!"

Nihil. Tak ia temukan siapapun di kamar besar itu. Dan si bocahpun langsung kembali berlari. Kini tujuannya ke ruang kerja ayahnya.

Kekecewaan kembali ia rasakan karena tak menemukan siapapun disana. Ia kemudian berlari lagi menuju sang Ibu yang duduk di ruang tengah bersama kakek neneknya.

"Papa gak ada" beritahu bocah itu sambil beringsut ke pelukan Ibunya.

"Papa sedang bekerja, Baby" ujar Yoongi pelan, mengusap lembut puncak kepala si gadis kecil.

Jihyun mendongak, menunjukkan raut wajah sedih dan kecewanya.

"Kata Mama kayau Jihyun cembu, nanti Papa puyang" ujarnya yang seolah menagih janji Yoongi dulu.

Yoongipun menunjukkan raut wajah meminta maafnya karena sudah berbohong pada anaknya.

"Papa sedang sibuk sekarang, Baby. Papa mencari uang untuk membelikan Jihyun mainan yang banyak" ujarnya berusaha membujuk agar anaknya tidak sedih lagi.

Jihyun membenamkan kepalanya ke dada Yoongi, memajukan bibir bawahnya, memasang mode ngambeknya yang cukup menggemaskan.

"Jihyun ga mau mainan, Jihyun mau Papa" ujarnya.

Yoongi hanya bisa menggigit binir bawahnya. Ia juga ingin menghadirkan Jimin sekarang juga di depan mata Jihyun agar anaknya tidak sedih, tapi ia tidak bisa. Ia tak tahu dimana Jimin sekarang.

"Jihyunnie ikut Mamih buat kue, ya? Nanti kuenya untuk Mama, Papa, sama Adeknya juga"

Jin yang daritadi diam itu akhirnya bersuara juga, karena tahu jika Yoongi sudah tak tahu harus menjawab apa lagi untuk membujuk anaknya.

"Kue?"

Jin tahu sekali apa yang menjadi favorit cucunya ini.

"Ya, kue. Selama di Rumah Sakit, Jihyunnie tidak boleh makan kue kan? Sekarang Jihyunnie bisa sepuasnya makan kue" jawabnya.

Mata redup itu perlahan mulai membola dan berbinar cerah. Ia mendongak untuk meminta pendapat sang Ibu.

"Ya, buat kue yang enak ya" ujar Yoongi dengan anggukkannya seraya membantu Jihyun turun dari pangkuannya.

Sorry [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang