Chapter 2

5.5K 791 67
                                    

"Mengunjungi? Siapa?" tanya Yoongi saat ia tengah menyapu halaman.

Hoseok. Polisi yang mendapat giliran jaga itu memberitahu pada Yoongi jika ada orang yang ingin bertemu dengannya.

"Katanya dia adalah mertuamu" jawabnya.

Yoongi menunduk, melihat ke arah sapunya, mempertimbangkan apakah dia harus bertemu dengan yanh katanya mertuanya itu.

"Namanya siapa?" tanya Yoongi lagi, masih dengan menunduk.

Hoseok mengedikkan bahunya.

"Dia tinggi"

Yoongipun mencebik. Kedua mertuanya sama tingginya. Yang pasti lebih tinggi darinya.

"Dan cantik" lanjut Hoseok.

Yoongipun kembali mendongak, memastikan pendengarannya.

"Mamih?" tanyanya lagi.

Hoseok kembali mengedikkan bahunya. Iapun mendekat dan berdiri tepat di depan Yoongi yang lebih pendek darinya, hingga Yoongi harus mendongak untuk menatap ke arahnya.

"Kau tidak ingin menemuinya?" tanyanya.

Karena mereka hampir seumuran, hubungan mereka juga bisa dikatakan dekat meski baru saling mengenal. Mereka sudah tidak canggung untuk saling memanggil 'aku-kau' atau panggilan lainnya.

"Bukan begitu" jawab Yoongi lirih.

Yoongi kembali menunduk, seolah menunjukkan pada Hoseok apa yang membuatnya ragu untuk bertemu dengan orang yang menjenguknya.

"Kau ingin menyembunyikannya ya?" balas Hoseok yang menangkap maksud dari Yoongi.

Dengan pelan, Yoongipun mengangguk.

Hoseokpun menghembuskan nafas panjangnya, kemudian mencengkram lembut kedua lengan pria yang lebih mungil darinya itu.

"Untuk sekarang aku akan membantumu, tapi jika kurasa sudah melebihi batas, aku bahkan akan mencari alamat suamimu dan menyeretnya kesini" ujarnya sungguh-sungguh.

Yoongi dengan cepat menggelengkan kepalanya dan mendongak, menunjukkan ekspresi seolah mengatakan 'jangan lakukan itu' pada pria di hadapannya.

Hoseok melepas cengkramannya dan beralih ke puncak kepala Yoongi.

"Kalau begitu aku menemui mertuamu dulu. Sepertinya dia bukan orang yang sabar" kekehnya di akhir kalimat.

Yoongi mau tak mau tersenyum mendengarnya. Ia jadi teringat sosok tinggi yang cantik itu. Sosok yang sudah rela menjenguknya yang berdosa ini.

"Mertuaku itu cerewet dan suka mengomel. Hati-hati dengannya" ujar Yoongi dengan kekehannya.

Hoseok mengangguk saja. Kemudian beranjak kembali ke tempatnya semula.

Yoongi hanya bisa melihat punggung Hoseok yang kian menjauh dengan senyum mirisnya. Ia mencengkra gagang sapunya dan menggigit bibir bawahnya pelan, mencegahnya untuk menahan emosi berlebihnya.

"Mamih" gumamnya pelan. Tak bisa dipungkiri, ia merindukannya. Orang yang dia bilang suka mengomel dan cerewet itu. Tapi juga orang yang sangat mengasihi dan menyayanginya.

"Maaf" cicitnya lagi kemudian kembali melanjutkan tugas menyapunya.

-*123*-

"Apa?! Kenapa saya tidak bisa bertemu dengan menantuku sendiri?!"

Hoseok menutup telinganya yang sedikit berdenging seakan menerima getaran ultrasonik dengan memejamkan matanya.

'Mertuamu lebih parah dari yang kau katakan, Yoongi' ujar Hoseok dalam hati.

Sorry [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang