Chapter 18

7.7K 796 115
                                    

Yang awalnya hanya harus dirawat selama satu hari, Yoongi baru boleh pulang setelah empat hari dirawat di Rumah Sakit. Kondisi psikisnya yang membuat Dokter harus menahannya lebih lama disini.

"Langsung ke Jimin ya Mih?"

Jin yang tengah membereskan barang-barang Yoongi itupun mendongak sebentar.

"Sepertinya harus pulang dulu" jawabnya seraya kembali melanjutkan aktivitasnya.

Air mata langsung saja menggenang di pelupuk mata Yoongi. Ia sudah terlalu sabar untuk tidak bertemu Jimin selama empat hari. Meski tiap malam ia akan menangis sendiri dan memeluk gulingnya seperti tengah memeluk Jimin. Sungguh, Yoongi begitu merindukan suami pendeknya itu. Sangat.

"Aku ingin bertemu Jimin, Mih" rengeknya dengan suara bergetar.

"Hari ini kita akan merayakan ulang tahun Jihyun yang tertunda di rumahm Jihyun juga sudah menunggumu pulang" ujar Jin memberi pengertian.

"Ulang tahun Jihyunnie? Tanpa Jimin?"

Yoongi ingin sekali menangis membayangkannya. Tahun lalu mereka masih merayakannya bersama dengan suka ria, tapi kenapa sekarang tanpa Jimin?! Jimin kan ayahnya Jihyun, harusnya Jimin ada disana.

"Jihyunnie sudah menantikannya. Mamih tidak tega membuatnya bersedih karena menganggap ulang tahunnya tidak penting" jelas Jin berusaha meyakinkan Yoongi.

"Tapi Jimin tidak ada, Mih"

"Kau mau mengecewakan Jihyunnie?"

Yoongi menggelengkan kepalanya. Menunduk sambil memainkan guling yang berada di pangkuannya.

"Kesampingkan egomu sejenak demi senyuman Jihyun. Mamih yakin kau bisa karena kau Ibunya Jihyunnie" ujar Jin.

Yoongi diam. Memikirkan ucapan Jin dalam hatinya. Selama ini ia jadi jarang memperhatikan Jihyun dan hanya bersedih sendiri karena tidak ada Jimin. Selama ini mertuanya lah yang membantunya untuk mengalihkan perhatian Jihyun.

"Jihyunnie juga sama sepertimu. Ia juga rindu ayahnya. Tidak bisakah kita membuatnya tersenyum sebentar?" ujar Jin lagi.

Yoongi mendongak. Perkataan itu begitu menusuk relung hatinya. Ia merasa tidak berguna sebagai seorang Ibu. Yang ia pikirkan hanyalah perasaannya sendiri.

"Aku belum meminta maaf pada Jihyunnie karena mengabaikannya, Mih" ujar Yoongi lirih.

Ia bahkan baru ingat jika ia pernah membentak Jihyun saat mengamuk beberapa hari yang lalu. Padahal Jihyun tidak salah apa-apa. Seperti kata Jin, Jihyun juga sama sepertinya. Ibu macam apa dirinya yang begitu egois?!

"Aku mau pulang, Mih" ujar Yoongi akhirnya.

Jinpun tersenyum dan mengangguk.

"Ya, kita akan pulang" jawabnya.

-*123*-

Melamun. Yoongi hanya bisa melamun saat perjalanan pulang. Meski ia yang meminta untuk pulang, tapi tetap saja masih ada rasa tak rela dalam hatinya karena harus menunda untuk mengunjungi suaminya.

Yang ia lakukan hanya duduk diam sambil melihat ke kaca mobil dengan sebelah tangan mengelus perut besarnya perlahan, sedangkan tangan lainnya menyentuh ke kaca mobil.

Hanya ada Jin dan dirinya di mobil itu. Jinpun seperti tidak ingin memecahkan keheningan sama sekali. Ia lebih memilih fokus ke jalanan.

"Sampai"

Keheningan itu terpecah saat Jin menghentikan mobil di depan rumahnya.

Ia segera turun dari mobil duluan agar bisa membantu Yoongi.

Sorry [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang