Chapter 15

5.8K 836 90
                                    

Malam ini Yoongi kembali tidur sendiri. Padahal tadi siang, ia sudah bisa membayangkan bagaimana dirinya akan tidur dipeluk oleh suaminya atau tidur bertiga dengan Jihyun diantara mereka malam ini. Tapi kesalahan yang ia lakukan, membuat suaminya harus kembali jauh dengannya.

Ia ingin melihat wajah tampan itu lagi, meski baru tadi siang melihatnya. Ia ingin berada di dekatnya lagi.

"Aku ingin Jimin" gumamnya pelan.

Tanpa ia sadari, Yoongi mulai beranjak dari kasurnya. Ia mengambil jaketnya yang tersimpan di lemari dan memakainya.

"Tidak bisa dikancingkan" gumamnya saat resleting jaket yang ia gunakan tidak bisa disatukan karena besar perutnya.

Akhirnya, Yoongi biarkan saja jaketnya tidak tertutup bagian depan, mengambil dompetnya dan menyimpan di saku jaketnya, kemudian ia beranjak keluar.

Sepi. Rumah ini sudah gelap dan tak ada manusia yang beraktivitas. Ini sudah pukul sebelas malam. Wajar saja.

Dilangkahkan kakinya keluar melalui pintu yang berada di dekat dapur. Pintu belakang. Ia yakin di depan pasti ada orang yang berjaga. Ia tak yakin bisa keluar jika ketahuan.

"Jimin" gumamnya lagi seraya keluar dengan mudahnya.

Ia sudah tinggal bertahun-tahun di rumah ini. Ia hafal benar letak pintu masuk atau keluar dan bagaimana membukanya.

"Jimin"

Berhasil. Yoongi sudah berada di luar rumah bsar itu tanpa ketahuan siapapun. Ia hanya terus berjalan di tengah dinginnya malam itu dengan sandal rumahnya.

"Jimin"

Yoongi menoleh ke kanan dan ke kiri. Mencari tahu kemana ia harus melangkah.

"Aku harus kemana, Jimin?" gumamnya lagi.

Andai saja ia tidak perlu memikirkan penjagaan di rumah mertuanya itu, mungkin ia bisa keluar dengan mobil milik sang mertua. Ia bahkan tahu dimana mertuanya menyimpan kunci mobilnya.

Akhirnya Yoongi menghentikan taksi yang lewat di jalan raya ini. Ia membawa uang. Ia tak perlu bingung.

"Kemana?"

Yoongi diam sebentar saat sudah masuk ke dalam taksi itu.

"Jimin"

"Ya? Kita akan kemana, Nona?"

Yoongi bahkan tak perduli saat dirinya disebut 'Nona' atau panggilan wanita lainnya sekarang.

"Jim- kantor polisi"

"Baiklah"

Sopir taksi itu agak bingung dengan jawaban Yoongi. Tapi ia abaikan saja raut wajah aneh yang dipancarkan oleh Yoongi. Wajah linglung lebih tepatnya.

"Kalau boleh saya tahu, Anda ke kantor polisi untuk apa ya?" tanyanya mencoba mencairkan suasana.

"Jimin"

"Apa itu nama keluarga Anda?"

"Aku ingin menemui Jimin"

Sopir itu hanya bisa tersenyum sambil menengok wajah Yoongi dari balik spion taksinya.

Setelah itu, hanya ada keheningan saja. Sang sopir juga tidak bertanya lagi karena jawaban Yoongi pasti akan sama.

"Sudah sampai" ujarnya setelah perjalanan yang tidak terlalu panjang itu.

Yoongi mengangguk, kemudian memberikan sejumlah uang pada si sopir dan keluar dengan sendirinya.

"Maaf, tapi ini terlalu banyak"

Sorry [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang