Extra

9.7K 770 58
                                    

Malam ini adalah malam pertama mereka kembali tidur bersama di kamar mereka. Yoongi senang sekali karena akhirnya bisa tidur di pelukan pria yang sangat ia cintai ini.

"Jimin" panggil Yoongi dengan tangan yang sudah melingkar di pinggang si suami.

"Eum?"

"Jimin tampan. Hihihi"

Cukup absurd memang setiap ucapan yang keluar dari pria berbadan dua itu. Yang Jimin tahu, Yoongi hanya ingin mencari perhatian saja. Dengan kata-kata acak yang jujur saja, tidak perlu dibahas.

"Ya, aku tahu" balas Jimin seadanya.

Pasalnya, ini bukan kalimat pertama yang muncul dari bibir Yoongi. Pria manis itu sudah berulang kali mengucapkan apapun yang cukup tidak penting dan Jimin hanya bisa menanggapi seadanya.

"Jimin"

"Ya, sayangku"

"Jimin wangi. Hihihi"

Kan? Jimin sampai lelah sendiri menanggapi ucapan random Yoongi ini. Yang penting Yoongi senang. Itu saja sudah cukup bagi Jimin.

"Jimin"

"Iya?"

"Perutku sakit"

Tidak. Kalau ini tidak boleh diabaikan atau dijawab seadanya.

"Kenapa? Apa perlu kupanggilkan Dokter? Atau kita ke Rumah Sakit saja?" tanyanya panik.

Yoongi menggeleng.

"Babiesnya ingin dielus Jimin" ujarnya.

"Yoongi, aku serius"

"Aku juga serius, Jimin!"

Dan akhirnya, Jiminpun menuruti permintaan sang istri yang katanya sakit perut itu. Masih lengkap dengan wajah khawatirnya.

"Ditekan sedikit ya Jimin"

"Tidak, bahaya"

"Tapi ingin dipijit, Jimin"

"Kau akan semakin kesakitan kalau dipijit"

"Jimin~"

"Tidak"

Ucapan tegas Jimin itu berhasil menghentikan rengekan Yoongi yang seperti anak kecil saja. Padahal Jimin melakukannya demi keselamatan anak-anaknya di dalam sana.

"Ya sudah, pijiti pinggangku saja" ujar Yoongi.

"Sakit?"

Yoongi mengangguk sebagai jawaban.

"Seperti mau patah saja rasanya" keluh Yoongi lagi.

Jimin menatap tak tega ke arah istrinya. Tangannya mulai berpindah ke tempat dimana ia harus membantu sang istri. Suami siaga kalau kata orang-orang.

"Sudah sejak kapan sakitnya?" tanya Jimin pelan.

"Sejak perutku membesar, jadi susah bergerak juga"

"Maaf"

Yoongi menggigit bibir bawahnya karena merasa jika telah melukai Jimin. Seharusnya ia tak mengatakannya langsung seperti ini. Jimin pasti dihantam rasa bersalah lagi.

"Jimin, aku tidak bermaksud-"

"Tidak, kau tidak salah. Aku yang salah. Membiarkanmu kesakitan sendirian demi mempertahankan anak kita. Suami macam apa aku ini" potong Jimin lirih.

"Jimin, aku-"

"Mulai sekarang, katakan apa saja keinginan dan keluhanmu. Aku ingin memperbaiki kesalahanku dulu, mengganti waktu yang kau habiskan sendirian dengan senyumanmu. Mungkin kau tidak bisa melupakan apa yang telah kulakukan dan kata-kata kasarku padamu dulu, aku juga tidak memaksamu melupakannya. Tapi aku berjanji untuk tidak mengulanginya lagi, aku akan berusaha menjaga keluargaku. Itu yang harus kau tahu"

Sorry [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang