Chapter 17

5.9K 783 42
                                    

Namjoon menatap kasihan ke arah menantunya yang kembali memejamkan matanya itu. Dibius lebih tepatnya. Atau bisa dikatakan pemaksaan. Yoongi terlalu histeris tadi, hingga tak ada pilihan lain selain ini.

"Baby tahu Mama kenapa?" tanya Namjoon pada Jihyun yang duduk di pangkuannya.

Jihyun menunjuk ke arah televisi yang masih menyala sambil mengangguk-angguk.

"Mama yiat itu" jawabnya.

Mengingat kembali saat ia terpaksa bangun saat tiba-tiba mendengar teriakan Ibunya.

"Memangnya ada apa di televisi itu, Baby?" tanya Namjoon lagi.

"Jihyun ga tau"

Ya, anak sekecil dirinya bahkan belum bisa membaca. Sekolahnya masih dalam tahap menggambar dan berbicara saja.

"Mama gapapa kan?" tanya Jihyun dengan wajah khawatirnya.

Namjoon membalik tubuh kecil yang dipangkunya agar berhadapan dengannya. Mengusap kedua pipi mulus nan chubby milik cucunya yang begitu menggemaskan itu.

"Mama tidak apa-apa, Baby. Mama hanya tidur lagi" jawabnya.

"Mama bobo teyus"

"Iya, adek-adeknya ingin tidur terus"

"Jihyun juga duyu cepeti adek-adek?"

Namjoon membeku sejenak. Cukup tertohok akan pertanyaan yang sedikit sensitif ini. Namjoon tak mungkin bilang kalau Jihyun dulu tidak berada di perut Mamanya. Itu akan menyakiti hati si kecil. Ia harus memilib jawaban yang paling tepat untuk usianya.

"Iya, Jihyun juga begitu waktu kecil dulu" jawabnya seadanya.

"Jihyun buat Mama cape dan cakit ya?"

Namjoon menggeleng.

"Jihyun kan anak yang pintar, tidak membuat Mama dan Papa capek"

Jihyunpun beringsut ke pelukan kakeknya, memeluk leher si Kakek dengan manja.

"Jihyun yindu Papa" cicitnya tepat di sebelah telinga Namjoon.

Namjoonpun berdiri, menimang cucu pertamanya ini dengan pelan.

"Nanti Papa pasti pulang kalau sudah waktunya. Jihyun jadi anak yang baik dan tidak nakal ya selama Papa tidak ada" ujarnya sambil mengelus puncak kepala sang balita.

Jihyun menyandarkan kepalanya di bahu Namjoon, masih dengan pelukan hangatnya.

"Mama juga sangat merindukan Papa. Jihyun bantu Mama ya biar tidak sedih lagi karena rindu Papa" lanjut Namjoon.

Jihyun mengangguk kecil.

"Jihyun jaga Mama cama adek-adek" jawabnya lantang.

Namjoon tersenyum kecil dan mengangguk.

"Good baby" pujinya dan kembali mengusap lembut puncak kepala sang cucu.

-*123*-

"Apa Yoongi juga dulu merasakan yang sama ya?" gumam Jimin setelah menyelesaikan tugasnya.

Ia duduk di lantai dan bersandar di dinding. Mengusap peluh yang mulai bercucuran di dahinya.

Ia ngeri sendiri membayangkan istrinya dengan perut besar yang membawa anaknya harus membawa beban berat sepertinya tadi.

"Kalau memang begitu, pasti sangat melelahkan" lanjutnya bergumam.

"Bisa kau gantikan aku di dapur?" cuit seseorang yang datang menghampirinya.

Jimin mendongak, menaikkan sebelah alisnya.

"Keluargaku menjenguk, aku ingin menemui mereka"

"Baiklah"

Sorry [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang