Chapter 16

6K 774 95
                                    

Pagi-pagi sekali, Yoongi sudah berada di dapur, berkutat dengan bahan-bahan yang ada di dalam lemari pendingin.

"Ugh~ pinggangku" gumamnya pelan saat pinggangnya mulai sakit. Padahal baru lima belas menit dia berdiri di dapur.

Dipijitnya pelan dengan sebelah tangannya, sementara tangan yang lain masih cekatan untuk mengaduk-aduk wajan di depannya.

"Yoongi?"

Jin datang dengan wajah bantalnya. Masih dengan mata setengah terbuka dan rambutnya yang acak-acakan.

"Mamih sudah bangun?" balas Yoongi dengan menyunggingkan senyum paginya.

Jin diam sebentar, berdiri di sebelah Yoongi sambil melihat apa yang menantunya lakukan sambil menyadarkan diri sepenuhnya.

"Pinggangmu sakit?" tanya Jin setelah nyawanya sudah terkumpul 100%.

Yoongi hanya mengangguk kecil saja. Toh ia sudah ketahuan memijit pinggangnya sendiri, berbohong juga tidak ada gunanya.

"Kalau begitu biar Mamih lanjutkan saja" ujar Jin lagi.

Yoongi menggelengkan kepalanya, "Biar aku saja, Mih"

"Kau masak untuk apa?"

"Jimin"

Sudah diduga. Jinpun hanya mendesah panjang. Ia tadi malam sudah cukup syok saat melihat kedatangan menantunya diantar oleh polisi ke rumah. Dan pagi-pagi begini, menantunya sudah sibuk sendiri di dapur. Apa menantunya tidak tidur?!

"Tidur saja lagi, biar Mamih yang lanjutkan" bujuk Jin lagi.

"Tapi Mih-"

"Tidak ada tapi-tapian atau kau tidak boleh mengunjungi Jimin lagi"

"Mana bisa begitu?!"

"Bisa saja. Mamih akan mengurungmu di rumah agar kau tidak kemana-mana. Kalau perlu, Mamih akan memasang cctv di kamarmu dan alarm yang menyala jika pintu atau jendela kamarmu terbuka"

"Mamih, itu berlebihan!"

"Kalau begitu, sekarang kembali ke kamarmu dan tidur"

Yoongipun memajukan bibirnya ke depan. Persis seperti anak kecil yang tengah ngambek.

Dan dengan terpaksa, Yoongipun meletakkan apa yang ia pegang. Kemudian berbalik dan menjauhi dapur. Mamihnya ini cukup gila untuk melakukan apa yang diucapkannya tadi. Ia tak bisa berbuat apa-apa lagi kalau begini.

Tapi Yoongi tidak kembali ke kamarnya seperti apa yang mertuanya pinta padanya. Ia berjalan menuju kamar Jihyun. Kamar yang memiliki pintu dengan label lucu di depannya.

Ia akan menyapa Jihyun dan menemaninya untuk sekarang.

"Akh~"

Baru juga ia memegang daun pintu, anak yang ada di perutnya mulai berulah lagi.

"Mama tidak nakal, Baby. Kenapa Baby menendang Mama sekeras itu?" desisnya sambil mengelus pelan perut besarnya.

Yoongipun mengurungkan niatnya untuk masuk ke kamar Jihyun. Ia memilih kembali ke kamarnya saja daripada mengganggu tidur anaknya dengan rintihannya.

Yoongi berbaring di kasur besarnya. Memeluk gulingnya sambil memijit pinggangnya lagi.

"Apa aku berendam saja ya?" gumamnya pelan. Membanyangkan saat air hangat menenggelamkan tubuhnya, membantunya lari dari rasa sakit yang ia rasakan. Sepertinya bukan ide yang buruk.

Padahal masih pagi, tapi rasanya tubuh Yoongi sudah remuk saja. Sakit dimana-mana dan hanya ingin berbaring lalu tidur saja. Tapi kalau tidur, tidak akan membuat badannya yang sakit itu bisa sembuh sendiri.

Sorry [MinYoon]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang