CHAPTER 4 : Sakura

40 6 0
                                    

Tak apa hanya sebentar,                        aku sudah bahagia                                   apalagi itu bersama denganmu...

Samudra memacu kendaraanya dengan cepat membelah keramaian jalanan kota Bandung, kurang dari satu jam mereka berdua sudah tiba disalah satu destinasi yang lagi viral di kota yang dijuluki kota kembang itu.

Kebun Raya Cibodas

Kebun yang terletak di kompleks Hutan Gunung Gede Pangrango ini bersuhu udara 17-27 derajat celcius yang membuat siapa saja berada disana merasakan kesejukan dan segarnya udara. Termasuk Biru yang tidak dapat menyembunyikan kebahagiaanya lagi, tanpa ia sadari kakinya sudah berjalan dengan cepat meninggalkan Samudra yang masih melepaskan helmnya.

"Bodoh!". Desis Samudra memperhatikan Biru dari kejauhan, tanpa ia sadari sudut bibirnya tertarik sedikit keatas.

Belum disadari oleh Biru bahwa kini ia berjalan sendiri terpisah dengan Samudra berpuluh-puluh meter. Senyuman dari wajahnya tidak pernah pudar dari pintu masuk hingga sejauh ini ia berjalan, sudah puluhan foto pohon sakura yang ia abadikan. Dan masih beberapa puluh meter lagi ia akan tiba dimana pohon bunga sakura yang sangat ia rindukan itu berada.

Kini kaki Biru semakin cepat melangkah ketika sebuah pohon yang ia nantikan berada tepat didepan matanya. Pohon sakura yang sangat rindang dengan bunga yang berwarna pink merona. Semilir angin menerpa wajah Biru hingga ia menutup matanya.

Mata coklat seperti caramel itu terbuka ketika sebuah kelopak sakura menabrak wajahnya dengan lembut, kemudian bayangan tiga tahun lalu terlintas kembali dibenaknya.

Fleshback

"Biru kamu sangat suka dengan bunga ya?".

Anak perempuan yang dipanggil Biru itu tersenyum sekaligus mengangukan kepalanya." Sangat, aku sangat menyukai bunga. Apalagi Sakura".

Samudra mengulum tawanya melihat kelucuan Biru saat mengungkapkan apa yang iya sukai." Berarti kamu senang aku ajakin kesini?".

Sekali lagi Biru mengangguk dengan matanya yang berbinar bahagia." Iya, Biru sangat sangat sangat senang Samudra. Nanti kapan-kapan kita ke kebun ini lagi ya atau kekebun bunga yang lainnya".

"Oke, asalkan Biru mau jadi pacar Samudra". Kata Samudra tersenyum kearah Biru yang menatapnya kaget.

"Biru mau!".

Sebuah tepukan mendarat di bahu Biru dan itu membuyarkan lamunanya.

"Sudah puas, ayo kita pulang".

Biru menggelengkan kepalanya dengan cepat, hingga sesuatu yang dari tadi ada dikepalanya perlahan tergeser dan jatuh.

Brukk, langsung saja Biru melihat benda apa itu yang terjatuh. Sebuah helm? Jatuh dari kepalanya? Biru menatap Samudra yang hanya menatapnya datar. Lalu ia berjongkok mengambil helm tersebut.

"Apa dari tadi aku makai ini, ketika jalan sampai sini?". Tanya Biru.

"Menurut lo".

Kaget?

Tentu saja. Perlahan pikiranya kembali ke menit-menit ketika ia berjalan menuju ketempat ini dan melewati sekelompok orang dan beberapa pasangan yang berlalu melewatinya. Apakah orang-orang yang tadi tersenyum kepadanya malah sedang menertawakanya?.

Tatapan mata Biru kembali mentap Samudra." Kenapa kamu tidak memberitauku?".

"Lo yang jalan duluan dan ninggalin gue, gimana gue mau beritau lo".

Samudra Biru ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang