Update!!!!
❤️❤️❤️
Sudah hampir satu bulan lamanya Raka kecil terbaring dirumah sakit, William dan Mona siling berganti untuk menjaga Raka dan Elang. Pagi hingga sore hari Mona akan menemani Raka dirumah sakit bersama dengan Elang untuk malam harinya giliran William menemani Raka. Pernah saat minggu pertama menginap dirumah sakit Elang bertanya pada Mona perihal kenapa mereka harus pulang pergi dari rumah ke rumah sakit. Elang juga bertanya apa Raka sakitnya masih lama?.
Mona tentu hanya bisa tersenyum lalu memeluk anak satunya itu, kemudian berkata.
"Raka butuh istirahat dulu dirumah sakit, bila istirahatnya sudah cukup baru kita bawa pulang". Ujar Mona menjelaskan namun tidak mengungkit bahwa adiknya sakit parah karena tuh seusia Elang dia belum mengerti dengan penyakit seperti itu. Dan Mona juga tidak mau memasukan ke otak anaknya dengan pikiran yang berat jadilah ia tidak mengatakan bahwa Raka mengalami penyakit serius.
Namun kembali Elang berkata, yang perkataannya itu membuat hatinya miris melihat ke mata anak pertamanya itu.
"Tapi, ma. Lusa Elang dan Raka akan sekolah. Raka harus sekolah juga, Elang sudah janji sama Raka akan main bersama di sekolah".
Mona mencoba menguatkan dirinya untuk menatap mata anaknya itu, ia memegang kedua belah pipi Elang." Doakan adikmu semoga cepat sembuh biar nanti bisa main bareng lagi sama Elang".
Elang menganggukkan kepalanya dalam pelukan Mona.
Dengan tidak sepengetahuan Elang diam-diam Mona menangis, satu titik air mata jatuh membasahi pipinya. Namun lekas ia usap, takut anaknya itu akan melihat.
Waktu masuk sekolah untuk Elang juga Raka akhirnya tiba, hari pertama hingga ketiga sekolah Mona masih menunggui Elang di sekolah hingga waktu pulangan. Mau menjelang hari keempat dan seterusnya ia tidak bisa lagi untuk menemani putranya itu. Karna putra keduanya yaitu Raka sudah menjalani kemoterapi jadilah ia harus menemani anaknya itu. Dan Elang, dia ditemani oleh kerabatnya yang khusus datang karna dipinta olehnya.
Namun itu juga tidaklah lama, Ani namanya harus segera pulang karna suaminya sudah pulang dinas dari luar kota. Mona pun harus kembali memutar otak bagaimana kedua anaknya itu bisa mendapatkan perhatian darinya dan tidak membuat dirinya pilih kasih.
Satu minggu berjalan dengan bagus, yaitu Pagi hari ia bersama dengan Elang disekolah dan ketika pulang sekolah mereka akan menuju ke rumah sakit untuk menemasi Raka. Elang juga sudah terbiasa dengan itu. Namun sewaktu hari kesepuluh mereka tidak dapat lagi melakuakn itu, Dokter memerintahkan agar anak seusia Elang jangan dibawa ke masuk ruangan Raka karna rawan terkena penyakit.
Malam harinya ia duduk berdua bersama suaminya William untuk mendiskusiakn perihal bagaimana menguris kedua buah hatinya itu. Mona juga tidak bisa bila harus membebankan kepada William, karna William harus bekerja untuk kelangsungan hidup mereka dan juga demi membiayai rumah sakit putra mereka.
Pernah tiga hari William tidak masuk kerja, dan saat itu juga saham perusahaan yang dikelola William mengalami penurunan. Akibatnya William harus ekstra bekerja lembur untuk memulihkan kondisi perusahaan yang bergerak dibidang properti.
"Bagaimana?". Tanya William menyakinkan istrinya akan keputusan yang ia telah ambil sebagai seorang istri.
"Apa tidak ada cara lain, gimana kalau mama saja yang ke sini. Aku sebagi ibu tidak bisa terpisah jauh sama anakku, Will". Mata Mona mulai berkaca-kaca, suaranya sudah terdengar serak.
"Tidak bisa, sayang. Mama tidak bisa meninggalkan papa. Kau tau sendirikan kesehatan papa juga kurang baik".
"Kalau begitu kenapa kita menitipkan Elang sama mama, itu akan merepotkan mama".
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra Biru ✓
Roman pour AdolescentsCukup kau berada disampingku, itu sudah cukup membuat ku bertahan dari sakit yang selama ini ku alami... Alasan Biru bertahan hidup dan menjalani berbagai pengobatan yang sangat membosankan baginya itu semua karena seorang pria bernama Samudra... Ra...