CHAPTER 13.1 : Jangan Pergi!

30 4 0
                                    

LAGIIII

VOTE, KOMEN & SHARE

TYPO Bertebaran,,,,

TERIMAKASIH..

🌼🌼

Jangan ada lagi yang kedua kalinya...Jangan, aku mohon!

"Samudra!".

"Samudra!". Panggil Biru dengan suara paraunya. Mata itu masih terpejam." Jangan pergi!" lirihnya kembali satu lagi bulir air mata mengalir ke pipinya.

"Samudra!".

Mendengar namanya dipanggil Samudra meraih telapak tangan Biru lalu menggenggamnya." Aku disini, kamu jangan nangis". Suara samudra terdengar begitu lembut, tangan satunya mengusap pipi Biru.

Perlahan mata Biru terbuka, beberapa kali ia mengerjapkan kelopak matanya untuk menyesuaikan cahaya yang begitu menusuk kedalam bola matanya. Ketika penglihatanya membaik ia kembali mengeluarkan air matanya."Samudra, jangan tinggalin Biru lagi".

Samudra meremas lembut tangan Biru." Tidak, aku tidak akan kemana-mana. Mulai sekarang aku akan bersama Biru terus, jadi jangan bersedih lagi".

"Janji?". Biru mengarahkan jari kelingkingnya.

Samudra tersenyum dan menyambutnya, menyilangkan jari kelingking mereka berdua." Aku janji".

"Samudra Biru haus". Kata Biru, sifat manja Biru mulai kembali.

Sebelum ia mengambil air yang berada diatas nakas ia terlebih dahulu membantu Biru bangun dan bersender pada kepala ranjang yang sudah ia tempatkan sebuah bantal agar Biru merasa nyaman. Lalu ia mengambil gelas kaca yang sudah terisi penuh dengan air putih. Dengan sangat hati-ati Samudra membantu Biru meminum air itu, satu tegukan dua tegukan tiga tegukan dan hingga tidak ada sama sekali air yang ada didalam gelas. Rupanya Biru sangat kehausan.

"Mau lagi?". Tanya Samudra.

Biru menggelang, ia terus memperhatikan wajah Samudra. Biru masih berasa ini adalah mimpi yang bila ia terbangun nantinya Samudra tidak ada lagi dihadapnnya. Bahkan memejamkan matanya barang sedetikpun ia tidak sanggup karna takun Samudra akan menghilang. Sungguh berlebihan pikirannya, namun itu adalah kenyataan yang terjadi sekarang. Biru takut Samudra akan pergi lagi.

Memikirkan itu, kembali satu tetes air mata jatuh ke pipinya.

Samudra mengepalkan jemarinya menahan sesuatu, lalu tangan yang tadinya mengepal itu perlahan merekah lalu menggapai pipi Biru dielusnya pipi itu dengan lembut." Jangan menangis lagi, aku tidak sanggup".

Biru mengangguk.

Pintu kamar inap Biru terbuka menampilkan sosok pria yang sangat ia sayangi setelah papanya, Biru dan Samudra berbarengan melihat kearah pintu. Sakti tengah berjalan kearah mereka dengan ditangan kirinya membawa sebuah tas yang bisa ditebak didalamnya terdapat kotak bekal.

"Mau makan sesuatu?". Tanya Sakti yang kini sudah mengeluarkan beberapa kotak bekal dan juga toples yang berisi lauk pauk dan sup hangat.

Biru menggeleng menatap mual makanan itu. Ia lalu melihat ada apel merah yang belum dikelurkan oleh abangnya dari tas." Aku mau apel".

"Memang boleh kamu makan apel?". Tanya Sakti.

Biru memutar bola matanya kesal, kemudian ia berkata." Memang aku boleh makan yang mengandung banyak MSG".

"Ini rendah MSG, mana mungkin mama memasakan anak tersayangnya yang mengandung banyak garam".

Kini mata Sakti beralih memandang Samudra yang tadi hanya diam menedengar intraksi mereka berdua." Lo gak pulang!?".

Samudra Biru ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang