SELAMAT SIANG..
VOTE, KOMEN & SHARE
TYPO bertebaran...
ENJOY..
TERIMAKASIH..
🍂🍂🍂
Janji adalah hutang, dan janji haruslah ditepati. Apalagi kamu adalah seorang laki-laki yang apabila sudah berjanji harga dirimulah yang akan dipertaruhkan. Terkadang sebagian orang menganggap remeh perihal ini, namun janji adalah satu kata yang sangat berpengaruh bagi seseorang yang berharap. Pabila sebuah janji tidak ditepati orang yang diberi janji akan merasa sangat kecewa. Kekecewaan tidak akan hilang walau orang itu sudah meminta maaf, terutama bagi seorang wanita. Mereka akan selalu mengingatnya walau itu sudah bertahun-tahun lamanya.
Janji jugalah yang membawa Samudra kembali menuju rumah sakit bersama mamanya, ia sudah berjanji pada Biru akan datang kembali. Samudra memarkirkan mobil yang ia bawa, jalanan kota Bandung tidak begitu ramai mungkin karna sedang rintik dan akan hujan jadilah kebanyakan masyarakat menyibukan diri dirumah saja. Juga malam ini bukan malam minggu.
Ketika mereka hendak masuk kedalam rumah sakit, bertepatan dengan itu juga Anna dan Nanda keluar. Mata Nanda melirik sekilas pada Samudra, tidak ada sapaan ramah tamah karena mereka satu sekolah. Anna yang juga melihat Samudra membelokan langkahnya. Nanda yang melihat itu memutar bola matanya.
" Samudra kan?"
Samudra hanya menaikan alisnya.
"Halo tante, perkenalkan saya Ana dan ini teman saya Nanda, kami sahabat dekat Tata."
Diana tersenyum menanggapi sapaan sopan dari kedua gadis cantik yang ada dihadapnnya ini.
"Halo juga, tante Mona. Mamanya Samudra." Balas Mona tidak kalah sopan. "Sudah mau pulang?"Tanya Mona.
"Gak kok tan, kami mau keluar bentar cari makan." Jawah Ana.
"Eh, gak usah beli makanan." Mona menunjuk ke arah anaknya, tepatnya ke arah apa yang Samudra bawa." Tante banyak bawa makanan loh, ayok kita makan bareng-bareng aja?" Bujuk Mona dengan lembut.
Nanda dan Anna saling tatap.
"Kalau gitu kami mau beli minumannya, tante gak bawa air minum kan?" Kata Ana.
Mona kaget, dan menepuk pelan jidatnya." Tante lupa, kalau gitu tante tunggu ya." Dan Mona kembali melanjutkan jalannya bersama Samudra yang berjalan disampingnya.
"Kami permisi tante." Kali ini Nanda yang berkata.
Mona dan Samudra melanjutkan jalannya. Hanya membutuhkan waktu sekitar lima menit sampai ke kamar inap Biru. Ketika pintu dibuka rupanya sudah banyak tamu yang menjenguk Biru. Mona tersenyum pada mereka semua, dan Samudra hanya memasang wajah datarnya.
"Kok repot-repot bawa makanan segala, Mbak." Diana menghampiri Mona lalu mengambil bawaan dari tangan Mona." Ini masih banyak loh makanan yang belum habis."
Mona tersenyum." Gak papa, lebih baik kelebihan kan dari pada kekurangan. Kalian sudah makan?." Tanya Mona pada mereka yang Mona tebak adalah teman-teman sekelas dari Biru.
"Ahh tante tau aja kami belum makan." Nando berbicara.
"Ayo sini makan sama-sama." Ajak Mona." Gak papakan makannya duduk dilantai aja?."
"Gak papa kok tan, Bayu sudah biasa." Kata Nando.
"Kata siapa, gue makan selalu di meja makan berlapis emas 24 karat dan bangkunya terbuat dari kayu jati asli yang diplitur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra Biru ✓
Roman pour AdolescentsCukup kau berada disampingku, itu sudah cukup membuat ku bertahan dari sakit yang selama ini ku alami... Alasan Biru bertahan hidup dan menjalani berbagai pengobatan yang sangat membosankan baginya itu semua karena seorang pria bernama Samudra... Ra...