Selamat membaca ya..
VOTE, KOMEN & SHARE
TERIMAKSIH
🌼
🌼Cinta dan sayang itu sama, sama-sama butuh pengorbanan
Siang kini sudah berganti menjadi malam, sang surya sudah berubah menjadi rembulan. Jarum jam menunjukan pukul 10 malam dan Samudra baru saja menginjakan kaki ke dalam rumahnya yang suasananya kini sudah sepi. Kakinya melangkah ke arah dapur, kini badanya tepat berhadapan dengan sebuah lemari es lalu Samudra langsung membuka pintunya menggunakan tangan kanan, satu botol air es ia keluarkan dari dalam kulkas menggunakan tangan kananya dan tangan kirinya ia gunakan untuk mengambil gelas kaca dari rak yang berada didalam laci.
Langkah kaki terdengar dari arah depannya, seorang wanita dengan kisaran umur kepala tiga akhir mendekat kearah Samudra.
"Kenapa malam baru pulangnya ?". Tanya Mona pada anaknya itu.
Samudra meneguk habis airnya, lalu menaruhnya pada bak cuci piring." Latihan Volly tadi ma".
"Kamu sudah makan?". Tanya Mona yang kini sudah duduk di kursi.
"Sudah ma, tadi makan bareng teman-teman".
"Jangan sembarangan jajan diluar ya kamu, nanti jangan makan diluar lagi. Mama sudah masak banyak itu, masa kamu gak makan makanan yang mama sudah masak".
"Ralat ma, masakan yang mbok yati masak dan dibantu mama". Kata Samudra yang membuat Mona tertawa sumbang kemudian mencebikkan bibirnya.
"Kali ini mama yang masak tau, mama lagi belajar. Ayo kamu coba".
Mona berdiri dan berjalan kearah lemari es kemudian mengambil beberapa lauk pauk untuk kembali ia panaskan. Selang beberapa menit semuanya sudah rapi tertata diatas meja makan. Mona mengambilkan nasi untuk anaknya itu. Lumayan banyak Mona menyendokan nasi kedalam piring sang anak sampai dalam hati Samudra meringis melihat itu.
"Jangan banyak-banyak ma, takut gak habis nanti".
Mona hanya tersenyum dan meletakan piring itu tepat didepan anaknya. Satu mangkok berisi air untuk membasuh tangan tersodor dihadapan samudra." Habiskan itu dan ingat gak boleh pakai sendok, makan itu nikmat kalau menggunakan tangan".
Kata Mona tersenyum kearah anaknya. Dan tidak banyak omong samudra langsung mengambil sedikit lauk dan mencicipinya. Alisnya naik ketika lauk yang berupa ayam rica-rica itu masuk kedalam mulutnya dan berada diatas lidahnya.
"Tidak buruk". Gumamnya pelan namun Mona masih bisa mendengarnya.
Samudra menyendok sayur yang menjadi pusat perhatiannya dari tadi. Satu piring yang berisi berbagai sayur mayur dengan berbagai warna menyatu dengan kuah yang berwarna coklat. Samudra menyendokan itu kedalam mulutnya. Satu detik, dua detik samudra merasakan masakan itu lalu keningnya mengkerut dan ia langsung menatap mamanya dengan tatapan bertanya.
" Ada apa? Apa keasinan? Kurang matang? Atau tidak enak?"
Tanya Mona berturut-turut dengan menunggu respon dari anaknya itu lagi. Samudra menggeleng ambigu menjawab pertanyaan mamanya. Lantas Mona yang mulai kesal mengambil sendok dan menyendokan sayur itu kedalam mulutnya juga.
" Enak kok!". Ucap Mona dengan bangga dan menatap sangar Samudra." Kamu tidak suka sayurnya?".
"Ini..!". tunjuk samudra pada sayur itu." apa nama masaknya, ma?".
"Tumis Tornado".
"Nama yang aneh, dan Samudra baru kali ini mendengar ada Tumis Tornado".
KAMU SEDANG MEMBACA
Samudra Biru ✓
Novela JuvenilCukup kau berada disampingku, itu sudah cukup membuat ku bertahan dari sakit yang selama ini ku alami... Alasan Biru bertahan hidup dan menjalani berbagai pengobatan yang sangat membosankan baginya itu semua karena seorang pria bernama Samudra... Ra...