>4<

373 37 1
                                    

   " Kapten, ada portal yang mengarah ke stasiun kita." Ucap seorang wanita dengan suara keras hingga dapat di dengar oleh semua orang yanga ada di dalam ruangan itu .

   'Itu mereka.' Kapten Kaizo tampak menyatukan alisnya. Ada perasaan lega di dalam dirinya, tapi perasaan itu bercampur dengan kekhawatiran " Terima portal itu.".

  " Baik." .

   Tak lama setelah wanita itu menjawab, sebuah pusaran biru muncul di tengah-tengah mereka, menciptakan hembusan angin yang lembut ke seluruh ruangan. Kaizo tidak melepaskan tatapannya dari pusaean biru-portal-itu, hingga akhirnya ada beberapa orang keluar dari dalam pusaran itu bagaikan keajaiban.

  Awal nya yang keluar hanya satu pemuda, tetapi setelah ia melangkah keluar, beberapa orang lainnya mengikuti di belakang nya. Kaizo menghela nafas lega karena tidak kurang seorang pun di antara mereka. Ia tahu, perjalanan melintasi antar dimensi yang mereka lakukan untuk kemari bukan lah hal yang mudah.

  "Akhirnya, kau datang" ucap Kaizo menghampiri mereka " Boboiboy.".

  Boboiboy dan Kaizo berjabat tangan beberapa saat sebelum akhirnya suasana kembali serius.

  "Kapten, kami menerima kabar yang tidak bagus dari sini. Bisa kau jelaskan apa yang terjadi? " bukannya boboiboy yang bertanya, tapi Yaya lah yang mewakili rasa penasaran mereka.

  " Aku akan menceritakan semua yang terjadi hingga saat ini..." Kaizo menghentikan ucapannya ketika ia melihat Boboiboy menatap nya dengan tatapan khawatir dan alis bertaut dalam. Ia tahu apa maksud tatapan itu. " Tapi, aku ingin kalian ikut aku sebentar.".

  Kelima-nya mengangguk dengan pasti, dan mengikuti Kaizo yang berjalan ke luar ruang kontrol itu. Boboiboy dapat merasakan hampir semua mata menuju ke arah nya dan itu membuat punggung nya mengeluarkan keringat dingin. Hingga akhir nya mereka benar-benar keluar dari ruangan, pintu baja secara otomatis tertutup di belakang mereka.

  Dalam perjalanan, sesekali mereka berkelok dan melewati beberapa ruangan yang tidak di ketahui. Sesekali mereka berpapasan dengan beberapa kru yang menunduk hormat ketika melihat Kaizo tetapi bertampang heran ketika melihat Boboiboy dan teman-temannya. Sejak perang yang lalu sebenarnya Boboiboy dan kawan-kawannya sudah sedikit kenal dengan awak kru Kaizo, tetapi memang tidak mencakup semuanya.

  "Kapten, kita mau kemana?" Yaya bertanya dengan penasaran. Ia sedikit tertarik untuk membuka beberapa pintu yang sudah mereka lewati, tapia ia tak mau cari gara-gara.

  "Kalian akan lihat nanti." Balas Kaizo tanpa menoleh sedikit pun ke belakang untuk menatap lawan bicara nya.

  Yaya sedikit menggembungkan pipinya. Apa dia harus selalu sedingin itu?.

  Tak lama setelah mereka melewati beberapa pintu baja lagi, Kaizo berbelok ke dalam sebuah lorong yang sedikit redup. Lorong itu agak panjang, tetapi tidak cukup panjang untuk membuat mu menghela nafas letih. Kaizo berhenti melangkah ketika di depannya berdiri sebuah pintu baja kokoh yang terlihat lebih kuat di bandingkan pintu-pintu lainnya yang sudah mereka lewati tadi.

  Pintu itu terbuka dengan beberapa asap tipis di bawah nya. Gopal yang berdiri paling belakang melirik ke depan, berusaha melihat apa yang menyebabkan asap tipis yang terasa menggelitik kaki nya itu. Kaizo melangkah masuk ketika pintu itu sudah benar-benar terbuka lebar untuk mereka. Langkah nya diikuti oleh Boboiboy dan yang lainnya di belakang.

  Mereka masuk ke dalam sebuah ruangan yang redup, tetapi tidak seredup lorong yang mereka lalui sebelum masuk ke dalam ruangan ini. Ruangan ini terasa sejuk, cahaya berwaran biru berpendar kecil di beberapa sudut. Entah itu lampu atau hal lain. Ada beberapa botol ilmiah dan alat-alat praktek lainnya di dalam ruangan itu. Jika kau bertanya, ini lebih mirip sebuah lab dari pada apapun.

SomniumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang