Entah apa yang di pikirkan gadis itu, dengan seragam sekolah bermodel kemeja putih dan rok kotak-kotak berwarna biru serta rambut ikalnya di kuncir kebelakang menjadi satu ia duduk di bangkunya dan menaruh tangan kanannya di bawah dagu serta sorot matanya memandang keluar jendela tanpa ekspresi. Seakan terhipnotis oleh satu objek, ia terus terdiam mematung menerawang sesuatu. Begitu sadar, seisi kelas berisik dengan murid laki-laki bercanda-canda lari ke sana-sini.
Ia berjalan pelan menuju keluar kelas. Sudah terbesit oleh nya untuk duduk menikmati suasana jam istirahat pertama yang sepi dengan angin sepoi-sepoi dari atas gedung sekolahnya. Sekolah mewah nan elit kebanggaanya. Yang di raihnya dengan jerih payah, hanya untuk satu hal.
Sahabat kecilnya yang ia cintai.
Ini hari pertamanya masuk ke sekolah ini. Ia berharap akan menemui sahabatnya itu. Sewaktu kecil, sahabatnya itu pernah berjanji, bahwa mereka pasti akan bertemu lagi kelak mereka dewasa.
Dan kini mereka sudah dewasa. Berawal gadis itu berharap sahabatnya itu akan menemuinya pertama kali. Namun kelamaan menunggu, gadis itu mulai tidak sabar dan akhirnya memutuskan untuk menemui sahabatnya.
Ia duduk di pinggiran gedung yang sudah di beri jaring-jaring pelindung. Di hari pertamanya sekolah di sekolah ini, ia memang merasa kurang nyaman. Melihat penampilan teman-teman barunya, memakai sepatu mahal, tas brandeed, aksesori lengkap, jam tangan impor, sampai smartphone yang belasan juta harganya. Sedangkan ia melirik dirinya sendiri, hanya memakai sepatu murah yang sewaktu-waktu bisa saja jebol, tas yang di beli di toko fancy murah meriah, jam tangan tanpa merek, dan handphone seadanya.
Walaupun sebenarnya ia tinggal di kawasan apartement elit sih. Tapi tetap saja. Ia merasa lebih rendah dari teman-temannya. Teman-temannya glamour, sedangkan dia hanya apa adanya.
Masuk kesekolah mahal itu pun atas perjuangan meraih beasiswa yang sulit di dapat.
SMA Harapan Bangsa 1.
SMA swasta paling bergengsi di Jakarta selain Jakarta International School.
Oh dan ngomong-ngomong nama gadis itu adalah Ashilla Kwon. Nama yang aneh. Tapi jujur saja, ia punya keturunan darah Korea di keluarganya. Kakek dari ayahnya. Dan itu menjadi marga turun temurun.
Dan sekarang gadis itu tengah terlelap di atap gedung sekolah dengan earphone di telinganya yang tercolok ke ipod miliknya yang di cover dengan Silikon berwarna putih.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hello, Goodbye.
Teen FictionAku terus mencarimu. Walau tanpa arah, aku tidak peduli. Rasa persahabatan itu membuncah dengan tulus menjadi cinta Kenangan kecil membayang hingga kini. Semakin aku berusaha bahagiany bersamamu, Maka semakin aku di sakiti. Hanya kepercayaan dan...