"Kim Yohan, dipanggil Pak Seo ke ruang guru,"
Yohan yang mendengarkan namanya disebut melihat ke arah sumber suara, begitupun dengan Mark lee dan Hendery yang kebetulan sedang main ke kelas Yohan. Ternyata di depan pintu kelasnya ada Choi Yeri. Iya, yang berbicara tadi adalah Choi Yeri.
'Baru juga mau dideketin, eh udah nyamperin duluan. Mungkin cewek ini emang udah ditakdirkan luluh sama gue' batin Yohan percaya diri.
"Gue doang?",tanya Yohan berusaha terlihat biasa saja padahal tidak tau kenapa hatinya merasa sedikit berdebar.
Yeri mengangguk singkat setelah itu pergi dari kelas Yohan tanpa basa-basi.
"Tuh, baru juga mau gue samperin eh malah dia udah nyamperin duluan," ucap Yohan membanggakan diri.
"Lagi beruntung aja lo hari ini," celetuk Hendery malas.
"Udah lo sono ke ruang guru, ditungguin guru kesayangan lo tuh, Pak Seo, gue sama Hendery mau cabut ke kantin. Ntar kalo udah balik dari ruang guru susul aja ke kantin," ujar Mark Lee.
"Cih, guru kesayangan apaan!" sahut Yohan.
Mereka hanya tertawa dan berjalan beriringan keluar kelas Yohan.
.
"Di suruh ngapain lo tadi sama Pak Seo?" tanya Woojin sesaat setelah Yohan mendudukkan dirinya di bangku kantin, tepatnya di seberangnya.
"Ujian susulan. Padahal gue nggak masuk udah dari dua minggu kemarin masih aja di suruh ikut susulan," gerutu Yohan sambil menyeruput es jeruk di depannya yang entah punya siapa.
"Punya gua bangsat!" seru Lucas.
"Dikit elah, eh tumben lo gabung kita, biasanya makan siang berdua sama Yeri,"
"Cewek gue lagi males ke kantin, ya gue bisa apa?"
"Bucinnn!" celetuk Dino.
"Eh ngomongin soal Yeri, gue jadi pengen nyamperin Choi Yeri, dimana ya anaknya?" Yohan mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kantin. Dan tersenyum miring saat netranya menemukan Choi Yeri.
"Wih, misinya udah mulai jalan nih ya," goda Dino.
"Dah gue mau nyamperin target gue dulu," ujar Yohan lalu berjalan ke arah bangku yang di tempati Yeri.
"Ngegas bener si Yohan," ujar Mark Lee, sambil memperhatikan temannya yang sedang berjalan ke meja Choi Yeri.
"Gue berani taruhan, pasti nantinya Yohan baper sama Yeri," celetuk Woojin sambil menyeruput minumannya.
"Gue sih mikirnya juga gitu, semoga baper beneran biar berhenti jadi playboy, gonta-ganti cewek mulu si Yohan, eneg gue," kata Mark Lee.
"Yeuu kayak lo kagak aja," semprot Hendery.
.
"Sendirian aja nih," ujar Yohan.
Choi Yeri menatapnya aneh, tentu saja. Laki-laki yang sebelumnya tidak pernah berinteraksi dengannya, kecuali tadi saat ia memanggil laki-laki ini dikelas, tiba-tiba berbasa-basi dengannya.
"Gue boleh kan duduk sini?" Yohan menunjuk bangku di depan Yeri.
"Silahkan," jawab Yeri seadanya lalu melanjutkan acara makannya yang tadi sempat tertunda.
Diacuhkan, membuat Yohan memutar otaknya untuk menarik atensi Choi Yeri.
"Eh katanya kemarin lo juara dua olimpiade kimia. Selamat ya," ucap Yohan.
Tahu darimana? Tentu saja sebelum mendekati perempuan Yohan selalu mencari-cari info terlebih dulu tentang perempuan yang akan di dekatinya, agar acara pendekatannya berjalan mulus.
Choi Yeri menghentikan acara makannya sebentar lalu tersenyum canggung, "makasih,"
"Ehm.. Gue udah selesai makan, gue permisi ya.." lanjut gadis itu, berdiri dari duduknya sambil membawa nampan berisi piring dan gelas kotor bekas makanannya lalu berjalan meninggalkan meja yang masih terdapat Yohan disana.
'Seenaknya aja ninggalin gue. Tapi nggak masalah, ini baru permulaan, besok besok pasti lo nggak akan bersikap acuh lagi ke gue,' batin Yohan.