Yeri melirik jam tangannya, ini sudah pukul 06:00 sore dan Beomgyu belum juga datang menjemputnya padahal ia sudah menunggu hampir satu jam lamanya.
Ponselnya juga tidak aktif ketika ia mencoba menghubunginya. Di satu sisi ia agak kesal karena adiknya itu tidak menepati janji untuk menkemputnya pukul lima namun disisi lain ia juga khawatir karena tidak biasanya ponsel Beomgyu tidak aktif seperti ini.
Belum lagi suasananya semakin gelap karena mendung seperti ini, membuat Yeri merasa gelisah sendiri. Ia paling tidak suka ketika hari hujan tetapi ia tidak berada di rumah.
Tidak lama ponselnya bergetar. Menandakan ada pesan masuk.
Yeri pikir itu pesan dari Beomgyu tapi ternyata Yohan Yang mengiriminya pesan.
Yohan
|Yer, lo lagi di rumah nggak?
Enggak Han|
Kenapa?||Gue mau ngembaliin buku lo
|Loh terus lo dimana?Di depan perpus daerah|
Nungguin Beomgyu jemput||Sendirian?
Iya|
|Beomgyunya udah otw?
Nggak tau|
Dari tadi hpnya nggak aktif||Gue jemput aja ya?
Nggak usah Han|
Gue nungguin Beomgyu aja|
Paling bentar lagi dateng||Iya kalo bentar lagi
|Kalo orangnya lupa?
|Lagian ini udah mau malem Yer
|Dingin lagi gerimisNggak usah Han beneran|
Ngerepotin||Nggak ngerepotin
|Ini gue nanti sekalian
|Ngembaliin buku lo
|Gue berangkat sekarang aja ya?Yaudah deh|
Makasih ya Han|
Maaf banget ngerepotin|
|Nggak masalah kok
15 menit kemudian Yohan datang dengan motornya. Yeri segera menghampiri laki-laki itu."Maaf gue jemput lo pake motor," ujar Yohan. "Soalnya mobilnya dipake papa gue," lanjutnya sembari menyerahkan helm kepada Yeri.
"Nggak papa kok nggak masalah," balas Yeri.
Yohan memperhatikan Yeri. Gadis itu hanya menggunakan baju lengan panjang tanpa jaket padahal sekarang sedang gerimis.
Akhirnya ia melepas jaketnya lalu menyerahkannya pada Yeri. Lebih baik ia yang kedinginan dari pada Yeri yang kedinginan. Lagi pula ia juga memegang erat nasehat mamanya untuk selalu melindungi perempuan.
"Nih, pake aja,"
Yeri menggelengkan kepala. "Nggak usa Han, ini gue udah pake baju lengan panjang,"
"Udah pake aja," paksa Yohan.
"Nggak usah beneran, mending lo pake lagi. Lagian lo kan cuma pake baju lengan pendek, nanti lo lebih kedinginan," tolak Yeri halus.
"Gue tahan dingin," jelas Yohan. "Pake aja. Mau pake sendiri apa gue pake in?" sambungnya sedikit menggoda.
Yeri segera mengambil jaket itu dari tangan Yohan. "Pake sendiri aja,"
"Udah bilang adek lo kalo gue yang jemput?" tanya Yohan.
"Udah kok, tadi gue chat,"
"Masih nggak aktif hpnya?"
"Masih,"
"Yaudah seenggaknya nanti kalo udah aktif dia tau lo udah sama gue," ucap Yohan. "Nggak usah cemas gitu, paling anaknya ketiduran di rumah,"
Yeri mengangguk pelan.
"Gimana pulang sekarang?" tanya Yohan.
"Iya," ucap Yeri. Gadis itu segera naik ke jok belakang motor Yohan.
"Pegangan," suruh Yohan lembut. "Gue bakal agak ngebut, soalnya takut hujannya deres,"
Akhirnya kedua tangan Yeri berpegangan pada kedua sisi baju Yohan. "Udah,"
Yohan tersenyum kecil. Rasanya harapannya terlalu tinggi ketika ia berharap Yeri akan memeluknya. Tapi tidak apa-apa, Yeri mau berpegangan padanya saja ia sudah cukup merasa senang.
Akhirnya pada sore yang berlatar gerimis itu Kim Yohan mengantar pulang Choi Yeri.
_