'13

2.3K 308 3
                                    

"Kak, laper," rengek Beomgyu pada Yeri.

Mereka berdua baru saja berkeliling karnaval yang di adakan di dekat taman kota, ngomong-ngomong.

"Kamu baru makan burger sama sosis bakar, udah laper lagi?" tanya Yeri heran.

"Aku lagi masa pertumbuhan tau kak, jadi gampang laper," Beomgyu membela diri.

"Masa pertumbuhan atau emang perutmu itu perut karet??"

"Dua-duanya hehe,"

Yeri tersenyum geli. "Yaudah, mau makan dimana?"

Mereka berdua mengedarkan pandangan ke sekeliling mereka, mencari tempat yang sekiranya menyediakan makanan berat untuk makan siang.

"Disitu aja, kak, itu yang kedainya catnya warna hijau, apa tuh tulisannya nggak kebaca," Beomgyu menunjuk salah satu kedai yang berjejer di luar area karnaval sembari menyipitkan mata mencoba membaca tulisan yang terpampang di depan kedai.

"Makanya jangan game terus, sakit kan matanya," gerutu Yeri.

"Iya iya, habis ini aku banyak-banyak makan wortel deh biar mataku sehat,"

"Gamenya juga harus dikurangi,"

"Iya iyaaa, ayo kesana aku udah laper banget nih kak,"

Beomgyu menarik tangan kakaknya.

"Eh bentar gyu, ada chat," ujar Yeri yang otomatis menghentikan langkahnya setelah merasa ada getaran di saku celananya.

Beomgyu menghela napas pasrah, diedarkannya pandangannya ke sekelilingnya sembari menunggu kakanya berbalas pesan yang entah dengan siapa.

Tiba-tiba rahangnya mengeras, ia melihat seseorang yang cukup dikenalnya bergandengan dengan seorang gadis keluar dari kedai makanan yang akan ia kunjungi bersama kakaknya.

Beomgyu tidak akan ada masalah jika itu orang lain, tapi orang itu adalah Kim Yohan. Seseorang yang Beomgyu yakin sekali sedang berusaha mendekati kakaknya.

Ia bisa saja mengira itu adalah sepupunya tetapi sebelumnya ia sudah pernah dua kali menjumpai Yohan dengan gadis yang berbeda, masih bisakah Beomgyu mengira bahwa gadis itu mungkin sepupunya?

Dan dari gelagatnya pun Beomgyu yakin bahwa Yohan pasti ada sesuatu dengan gadis-gadis yang bersamanya itu.

Beomgyu tidak akan tinggal diam, apalagi jika ini menyangkut kakaknya.

"Gyu, kenapa sih? Lagi ngelihatin apa?" Tanya Yeri ketika meliha adiknya terlihat menahan emosi. Ia mencoba melihat ke arah yang Beomgyu lihat tapi ia tidak menemukan apapun yang sekiranya bisa membuat adiknya itu emosi.

Beomgyu gelagapan. Untung saja Yohan dan gadis yang bersamanya tadi sudah pergi dari sana. "Nggak, nggak papa. Tadi siapa yang chat?"

"Yang chat mama, katanya kita disuruh pulang cepet, ada acara makan sama keluarga besar papa," jelas Yeri.

"Kok mendadak banget?" tanya Beomgyu kesal.

"Sebenernya nggak mendadak, cuma mama lupa ngasih tau kita,"

"Ck, padahal kan aku masih mau nyobain makanan di kedai warna hijau itu, kayaknya enak,"
Ujar Beomgyu sembari menunjuk kedai yang tadi rencananya akan mereka kunjungi. Persis seperti anak kecil.

"Kapan-kapan aja ya? Kedainya nggak pindah kemana-mana kok. Sekarang kita pulang aja ya? Kan bentar lagi kita juga makan," bujuk Yeri pada adik laki-lakinya yang lebih tinggi darinya itu.

"Yaudah deh, ayo ke parkiran," Beomgyu menarik tangan Yeri menuju ke parkiran.

Yeri tersenyum kecil. Kalau diingat-ingat mereka agak jarang akur seperti ini dan lebih sering bertengkar karena hal-hal kecil.

Dare | Kim Yohan [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang