Yohan sedikit ternganga setelah melihat Yeri membuka gerbang rumahnya dan berjalan menghampirinya.
Gadis di depannya itu membuatnya terkagum-kagum dengan gaun selutut berwarna putih dan riasan tipisnya.
Choi Yeri terlihat menakjubkan dalam kesederhanaannya.
"Cantiknya calon cewek gue," tanpa sadar Yohan bergumam lirih.
"Kenapa Han?" tanya Yeri yang kurang mendengar jelas gumaman Yohan.
"Ha nggak papa Yer," ucap Yohan salah tingkah. Untuk saja Yeri tidak terlalu mendengar ucapannya. "Berangkat sekarang?"
"Iya, "
Yohan langsung tergerak untuk membukakan pintu mobilnya untuk Yeri. Yang mendapat komentar spontan dari Yeri. "Sebenernya lo nggak perlu repot-repot bukain pintu buat gue loh Han,"
"Nggak papa lah sekali-kali, lo kan tuan putri hari ini,"
Yeri tertawa kecil. "Tuan putri apanya,"
.
Yohan menghentikan mobilnya di tempat parkir yang sudah disediakan oleh gedung tempat ulang tahun Mina di selenggarakan.
Sama seperti tadi, Yohan kembali membukakan pintu mobil untuk Yeri.
"Ayo masuk sekarang," ajak Yeri melangkah maju meninggalkan Yohan yang masih diam di tempat.
"Ehem, ini tangan gue nganggur nggak mau nggandeng apa?" tanya Yohan setengah bercanda setengah serius.
Yeri menghentikan langkahnya lalu menoleh ke belakang, ke arah Yohan. Ia bingung harus bagaimana menanggapi pertanyaan Yohan.
"Enggak kok Yer, gue cuma bercanda," ujar Yohan sembari terkekeh kecil setelah melihat ekspresi Yeri.
Ia melangkah maju mendekati Yeri. "Ayo,"
Yeri menghela nafas lega, entah kenapa tadi ia berdebar sendiri.
Mereka pun berjalan bersama memasuki gedung dengan Yohan yang menjadi sedikit tidak bersemangat. Bukan masalah Yeri tidak mau menggandeng tangannya, tetapi karena laki-laki itu tidak sengaja melihat leher Yeri yang ternyata tidak berhiaskan kalung pemberiannya.
Setelah memasuki gedung, mereka bisa melihat si tokoh utama acara ini, Mina, sedang menyalami teman-teman mereka yang sudah datang, bersama Woojin di sampingnya.
Tentu saja Yeri dan Yohan segera menghampiri kedua sejoli itu untuk mengucapkan selamat pada Mina.
"Aduhh temen gue satu ini cantiknya," sambut Mina.
"Lo juga cantik bangett," puji Yeri. Mereka berdua berpelukan singkat. "Ini kado buat lo. Selamat ulang tahun yaa semoga sehat terus, bahagia selalu dan langgeng terus sama Woojin,"
"Aaaa makasihh, Aminn" ujar Mina.
"Sama sih gua juga berdoa semoga lo berdua langgeng, dan selalu SETIA satu sama lain," ujar Yohan menekan kata 'setia' sembari menatap Woojin dengan tatapan jahil.
"Ngomong apaan sih lu bangsul," sergah Woojin sedikit panik.
"Lo tuh apaan, didoain bukannya makasih, malah begitu," celetuk Mina sebal.
"Tuh, dengerin Mina tuh," ujar Yohan merasa menang. "Oh iya, nih Min kado buat lo," sambungnya menyerahkan bungkusan kado pada Mina.
"Makasihh Han,"
"Yang tabah aja ya pacaran sama Woojin, kalo udah nggak butuh loakin aja," ujar Yohan.
Mina tertawa. "Ketabahan gue mah udah nggak keitung. Iya ini mah rencananya pulang dari sini mau gue loakin terus gua cari cowok baru,"
"Iya terusin aja terussssss," rajuk Woojin.
Mereka tertawa, sepertinya pemandangan Woojin yang sedang merajuk adalah pemandangan yang sayang untuk dilewatkan.
"Yaudah kalo gitu , daripada bosen lo berdua bisa cobain makanan sambil duduk-duduk santai di sebelah sana sambil nungguin acaranya mulai," ujar Mina.
"Oke Min, yaudah gue sama Yeri kesana ya,"
"Oke oke,"
Akhirnya Yohan dan Yeri berpisah karena Yeri bersama dengan teman perempuannya lainnya begitu juga Yohan yang berkumpul bersama teman laki-lakinya.
Acara terus berjalan hingga tiba akhirnya tamu undangan di persilahkan untuk berdansa sembari menikmati musik jazz.
Yeri yang sedang berbincang dengan temannya sedikit dikagetkan oleh Kangmin, teman seangkatannya juga namun berbeda kelas yang tiba-tiba mengajaknya berdansa.
"Yer, dansa sama gue yuk?" ujar Kangmin sembari mengulurkan tangannya pada Yeri.
Belum sempat Yeri menerima atau menolak, Yohan sudah lebih dulu menyingkirkan tangan Kangmin.
"Apa-apaan lu," cerca Yohan.
"Gua mau ngajak Yeri dansa lah," balas Kangmin.
"Enak aja lu, Yeri kesini sama gua, dansanya juga harus sama gua," sengit Yohan.
"Dimana-mana siapa cepat ya dia dapat, gua duluan yang ngajakin Yeri berarti Yeri dansa sama gue lah," Kangmin tidak mau kalah.
"Kaga bisa-"
Yeri diam-diam menutup telinganya mendengar kedua suara berisik laki-laki di depannya yang sedang ribut berdebat ini.
"Udah udah udah berhenti," lerai Yeri. "Mending kalian berdua aja yang dansa," lanjutnya sembari meninggalkan Kangmin dan Yohan.
"Dih ogah" Kangmin bergidik ngeri.
"Gua apalagi," sahut Yohan.
Gagal sudah rencana Yohan untuk mengajak Yeri berdansa romantis.
_