Yeri mengangkat tumpukan buku itu dengan susah payah, sebenarnya ia bisa saja membaginya menjadi dua agar lebih mudah membawanya ke ruang osis, tapi ia terlalu malas untuk bolak balik jadi ia memaksa untuk membawa semuanya.
"Sini gue bantu,"
Ditengah perjalanannya dari perpustakaan ke ruang osis, saat yeri melewati depan kelas 11 ipa 4 tiba-tiba ada seseorang yang mengambil lebih dari setengah buku yang dibawanya.
Seseorang itu adalah Kim Yohan.
Yeri sedikit bingung, dari sekian banyak siswa yang ada disini kenapa harus Yohan yang membantunya. Padahal sebelum-sebelumnya ia sering membawa banyak bawaan melewati kelas yang sama tapi Yohan tidak pernah sekalipun menolongnya.
"Mau dibawa kemana?" tanya Yohan.
"Lo nggak perlu repot-repot bawain buku-buku itu, udah mau sampe kok, mau gue bawa ke ruang osis," tolak Yeri. Kemudian ia mencondongkan tangannya. "Sini," berniat mengambil alih tumpukan buku yang dibawa Yohan.
"Udahlah gue bantu bawain aja, lo kelihatan keberatan gitu. Emang anak osis nggak ada yang bantuin lo gitu?" tanya Yohan.
"Anak osis sibuk semua, lagian cuma bawa ini doang kok,"
"Tapi kan berat, harusnya lo bagi dua aja, habis sampe ke ruang osis balik lagi ngambil tumpukan yang satunya,"
Yeri tersenyum canggung. "Males bolak-balik,"
"Yaudah, lain kali kalo butuh bantuan bilang ke gue aja,"
Tunggu-tunggu sejak kapan mereka jadi cukup akrab seperti ini?
"Yaudah ayo ke ruang osis,"
Yeri mengangguk.
Selama perjalanan menuju ruang osis tidak ada pembicaraan, keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing.
Sebenarnya Yeri ingin memulai obrolan mengingat Yohan sudah mau berbaik hati membantunya, tapi gadis itu bingung bagaimana memulai obrolan dengan Kim Yohan yang sebelumnya tidak pernah mengobrol dengannya, kecuali saat di kantin tempo hari.
Sedangkan Yohan sendiri juga tidak tahu bagaimana memulai obrolan dengan Choi Yeri. Ia jadi bingung dengan dirinya sendiri, tidak biasanya ia merasa bingung untuk mengobrol dengan teman perempuannya, biasanya obrolan atau bahkan rayuan gombalan mengalir begitu saja dari mulutnya.
Yeri menggigiti bibir bawahnya, mulai risih dengan sekitarnya, pasalnya banyak yang menatapnya. Sebenarnya tidak kaget, karena Yohan memang populer. Siapa yang tidak penasaran ketika melihat si populer Yohan berjalan bersama gadis yang sama sekali tidak pernah di gosipkan dengannya?
Tapi untung saja mereka segera sampai ke ruang osis.
"Di taruh mana ini?" tanya Yohan setelah menginjakkan kaki di ruang osis.
"Di meja situ aja," jawab Yeri sambil menunjuk meja di sudut ruangan.
Yohan mengangguk dan meletakkan buku-buku itu di atas meja. Begitu pun Yeri.
Ada beberapa anggota osis di ruangan itu yang tengah menatap Yeri dengan pandangan agak heran. Choi Yeri Bersama Kim Yohan?
"Makasih ya," ucap Yeri.
"Santai aja. Kalo perlu bantuan panggil gue aja," ucap Yohan. "Yaudah gue balik ke kelas ya?"
Yeri mengangguk.
"Gua balik," pamit Yohan ke anggota osis lainnya.
"Yo," balas mereka hampir bersamaan.
"Wah sejak kapan lo deket sama Yohan, Yer?" celetuk Yena yang sedang menulis sebuah laporan di meja, sesaat setelah Yohan meninggalkan ruang osis.
"Waduh, si Yeri nggak pernah digosipin sama cowok tau-tau udah gandeng Kim Yohan aja nih," goda Jihoon.
"Tiati Yer, lo tau sendiri Yohan tuh playboy," Chaeyoung menimpali.
"Backstreet nih jangan-jangan," Yuqi ikut-ikutan menggoda yeri.
"Ngomong apa sih kalian!" sungut Yeri, telinganya merasa panas mendengar celotehan teman-teman osisnya. "Tadi itu kebetulan aja gue lewat kelasnya terus dia bantuin gue, udah nggak ada yang lain."
"Masaa?? Kok gue beberapa hari lalu liat dia nyamperin lo ya di kantin waktu lo lagi makan siang?" Chaeyoung menaik-turunkan alisnya.
"Waktu itu penuh kali bangkunya, jadi dia duduk di meja yang sama sama gue,"
"Orang banyak banget kok yang kosong," Chaeyoung semakin gencar menggoda Yeri.
"Ah udah ah, pokoknya gue nggak ada urusan sama Kim Yohan,"
"Cieee Yeri cieee," sorak Yena, Chaeyoung dan yang lainnya.
"Berisikkk."
...
Mind to voment? ^^