"Di tolak juga kan lo," ujar Woojin setelah mereka duduk di meja kantin. "Gue bilang juga apa, Dare dari gue ini nggak mudah," sambungnya.
Yohan hanya memutar bola matanya malas. Entah kenapa setelah bertemu dengan Beomgyu di depan mini market tadi pagi moodnya mendadak berantakan.
"Yang tabah aja ya pak," ujar Mark Lee.
"Muka lo sedih amat kayak ditolak beneran," celetuk Hendery.
"Kan emang di tolak beneran anjing," sergah Lucas.
"Maksud gua tuh sedihnya kayak ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, azekkk," ujar Hendery.
"Wkwkwk bener juga lu," Lucas menimpali.
"Bacot amat dah lu semua, sana pesen gua yang bayar," potong Yohan.
"Ehe siap pak bosss. Ini lu semua pesenannya kek biasanya kan?" Tanya Mark sebelum dia pergi memesan makanan.
"Yoi," jawab mereka bersama-sama.
Setelah itu Mark pergi memesan makanan.
"Menepati janji ya pak," ujar Dino.
"Besok-besok begini lagi dah kita biar kenyang tanpa keluar uang," ujar Lucas.
"Bangkrut lah gua bangsat," ujar Yohan yang kemudian mendapat tawaan dari kelima temannya lainnya.
"Tapi ya, kemarin tuh aslinya gue bisa punya kesempatan diterima kalo seandainya adeknya si Yeri itu nggak ngeliat gua jalan bareng cewek lain," jelas Yohan.
"Maksudnya?" Tanya Woojin bingung.
"Gua gatau pasti kapannya tapi gua yakin adeknya si Yeri itu pernah liat gue jalan sama cewek lain terus dia bilang ke kakaknya,"
"Heh walaupun nggak dibilangin adeknya mah si Yeri juga udah tau kali kalo Lo Playboy," celetuk Dino Yang tepat sasaran.
"Tapi kan seandainya nggak diprovokasi adeknya, Yeri pasti seenggaknya mikir-mikir dulu lah waktu gua bilang perasaan gua ke dia, dia pasti nggak langsung nolak," Yohan melakukan pembelaan diri. "Yeri pasti nolak gue gara-gara omongan adeknya yang macem-macem tentang gue," sambungnya.
"Kok lo bisa yakin begitu?" Tanya Hendery.
"Terbukti tadi pagi sih,"
"Apaan tadi pagi?" Tanya Woojin.
"Gua kebetulan ketemu sama adeknya si Yeri di mini market, tiba-tiba dia ngomong ke gue yang intinya dia nggak takut sama gue mau sejago apapun gue taekwondo kalo itu menyangkut kakaknya, Dia nggak bakal diem aja kalo kakaknya di sakitin. Dengan itu kan akhirnya gue yakin dia udah tau kalo gue cuma mainin perasaannya kakaknya doang, cuma berniat nyakitin kakaknya doang,"
"Wihh gede juga nyalinya," celetuk Lucas.
"Gua juga kaget aja berani banget dia ngomong begitu ama gua, paling gue ajak tanding bentar juga K.O"
"Tapi salut banget sih, dia berani ngomong begitu buat ngelindungin kakaknya," ujar Hendery.
"Tapi gue kesel sih, rencana gue gagal gara-gara bocah itu. Kalo begini kan gue gagal menyelesaikan dare dari lo," ujarnya ke arah Woojin. "Padahal kan gampang, cuma bikin dia jatuh cinta terus gua tinggal," lanjut Yohan.
Tapi kemudian tubuhnya mendadak kaku saat matanya tidak sengaja melihat Yeri berdiri tidak jauh darinya dan menatapnya dalam diam. Dilihat dari jarak mereka, Yohan yakin Yeri pasti sudah mendengarkan semuanya.
Teman-temannya yang menyadari gelagat Yohan segera menoleh ke arah pandangan Yohan. Dan mereka semua tentu kaget ada Yeri disana, mereka tidak menyadarinya sama sekali dari tadi.
"Y-yer," panggil Yohan terbata.
Tanpa berlama-lama Yeri segera melangkah pergi tidak peduli bahwa Yohan memanggilnya.
Yohan yang melihat Yeri berjalan pergi segera menyusulnya, padahal ia bisa saja memilih tidak peduli.
"Yer yer tunggu dulu," ujar Yohan yang kini berhasil menggenggam pergelangan tangan kiri Yeri. "Ada yang perlu gue jelasin,"
Yeri menghentikan jalannya lalu menghadap kearah Yohan, tangan kanannya melepaskan tangan kanan Yohan yang melingkari pergelangan tangan kirinya.
"Gue udah denger semuanya, jadi nggak perlu ada yang dijelasin lagi," ujar Yeri kemudian gadis itu melangkahkan kakinya cepat menuju kelasnya meninggalkan Yohan yang berdiri terdiam dengan perasaan yang sulit diartikan.
Tatapan kecewa itu.. Entah kenapa ia merasa bersalah melihatnya.
_