"Mau pulang?"
Begitu mendengar itu, Yeri menolehkan kepala ke samping kanan. Terdapat Yohan yang sedang berjalan di sampingnya dengan kedua tangan yang ia masukkan ke kantung celananya.
"Iya,"
"Naik apa?" tanya Yohan.
"Naik bis," jawab Yeri.
"Udah sore gini emang masih ada?" tanya Yohan dengan ekspresi yang sengaja dibuat penasaran.
"Masih, setengah jam lagi mungkin datang," jelas Yeri sambil melihat jam di sudut layar ponselnya.
"By the way, kok lo pulang sore banget hari ini?" Yohan terus mencari bahan pembicaraan.
"Tadi ada rapat osis, banyak yang nggak hadir, jadi terpaksa yang hadir harus muter otak mikir lebih keras buat class meeting, jadi ya memakan waktu lebih lama," jelas Yeri.
Yohan tersenyum senang, ini pertama kalinya Choi Yeri berbicara panjang setelah beberapa hari ini berusaha ia ajak mengobrol.
"Oh gitu.. Kenapa rapatnya nggak besok aja, nunggu semua anggota kumpul?" tanya Yohan.
"Nggak keburu nanti,"
Yohan mengangguk-anggukkan kepala mengerti, "eh nggak mau pulang bareng gue nih? Mumpung gue bawa dua helm,"
"Siapa? Gue?"
"Bukan. Tapi Tukang bakso depan sekolah- Ya elo lah,"
Yeri tertawa kecil.
Yohan yang tidak sengaja melihat tawa kecil yeri tiba-tiba terpaku. Ini pertama kalinya ia mendengar suara tawa Choi Yeri. Entah kenapa hatinya menghangat.
"Yohan?" Yeri melambai-lambaikan tangganya di depan wajah yohan. Pasalnya tiba-tiba Yohan menghentikan langkahnya dan terdiam menatapnya.
"Eh iya- gimana? Mau nggak?" tanya Yohan gelagapan.
Yeri menatap Yohan sebentar, "nggak usah, kayaknya bisnya bentar lagi datang. Gue duluan ya," ujar Yeri lalu berjalan mendahului yohan.
Yohan mendengus. Rencana mengajak pulang Choi Yeri hari ini gagal.
Tapi tidak apa-apa, setidaknya sikap Choi Yeri tidak sedingin kemarin-kemarin.
...
Mind to voment?^^