Hari ini Yuju memutuskan untuk pergi menemui June. Untungnya hari ini tidak ada kelas sama sekali. Setelah bersiap-siap, Yuju segera turun dan membawa tasnya. Kemarin June sudah bilang kalau Yuju bisa menginap di rumahnya kalau tidak memungkinkan untuk pulang. Maka dari itu Yuju tidak membawa terlalu banyak pakaian, hanya 1 setel saja. Yuju hanya akan menginap satu malam saja karena ia harus kuliah.
Setelah berpamitan kepada orang tuanya, Yuju segera menjalankan mobilnya. Yuju bilang kalau ia akan pergi main ke rumah temannya dan akan menginap satu malam. Yuju tidak bilang kalau ia akan menemui June. Kalau ia bilang yang sejujurnya, bisa habis ia dimarahi papanya. Rumah June dan Yuju cukup jauh, sangat jauh malah. Walaupun Yuju sudah besar dan bisa mengendarai mobil, tetap saja ia tidak boleh pergi jauh-jauh. Sebenernya Yuju tidak takut dimarahi papanya. Yuju cuma gak mau kalau mereka khawatir. Karena itulah lebih baik Yuju berbohong.
Setalah memakan waktu berjam-jam di perjalanan. Akhirnya Yuju sampai juga di rumah June. Rumah June masih sama seperti dulu, hanya saja kini rumah June di cat putih dan lebih banyak tanaman di depan rumahmya. Yuju cukup takjub dengan banyaknya bunga-bunga yang bermekaran di sekitar rumah June dan memandanginya beberapa saat hingga..
"Ada yang bisa saya bantu"
Yuju menoleh ke sumber suara
"Oh, nak Yuju" Yuju menghampiri mama June dan memeluknya
"Halo tante, maaf baru bisa dateng"
Mereka saling melepas pelukannya dan masuk ke rumah. Sekarang mereka sedang duduk di ruang tamu
"Saya sibuk kuliah, baru bisa luangin waktu sekarang. Maaf ya tante"
"Gapapa nak, saya paham. June juga sibuk kuliah"
"Ini tante ada sedikit oleh-oleh"
"Haduh, malah repot-repot. Makasih ya nak"
"Iya tante" Yuju melihat sekitarnya lalu
"Junenya dimana tante?"
"June baru aja berangkat ke kampus, kamu gak papasan di jalan"
"Enggak, saya gak lihat June"
"Tadi June pesen sama tante, katanya dia bakal pulang cepet. Terus kalau ada yang cariin suruh tunggu bentar"
"Oh, saya kesana aja tante"
"Dia bentar lagi pulang kok"
"Gapapa"
"Kamu mau kesana. Ke kampusnya June"
"Iya"
"Udah tahu dimana kampusnya?"
"Udah tante, yang deket rumah sakit kota itu kan"
"Iya"
"Yaudah, saya kesana dulu ya"
"Iya nak. Barangnya taruh sini aja. Kamu nginep sini kan"
"Gapapa tante"
"Gapapa lah, gausah sungkan"
"Hahaha iya. Saya pamit dulu"
"Hati-hati"
"Iya"Sampai di kampus June..
"Bener ini kan ya kampusnya"
"June ada di mana ya, apa aku telfon aja ya"
Yuju mengeluarkan hpnya dan hendak menelfon June
"Ah, jangan. Nanti gak kejutan. Aku cari aja dia"
Yuju mulai berjalan masuk ke area kampus. Dia melihat seseorang dan bertanya
"Permisi"
"Ya"
"Tau June dimana. June yang.."
"Oh, June. Tadi gue lihat dia ke taman"
"Taman?"
"Iya, di belakang kantin utama"
"Oh iya, makasih""Sebegitu populerkah dia. Padahal aku belum kasih lihat wajahnya"
"Ah udahlah. Bodo amat""Ini kan ya kantinnya. Berarti tamannya itu"
"Nah itu June"
Yuju pergi menghampiri June. Tapi sebelum ia menemui June.."Udah nunggu lama?"-Chaeyeon
"Gak, baru aja. Mau ngomong apa"-June
"Em, sebenernya aku cuma mau kasih tahu perasaanku yang sebenernya ke kamu"
"Ya, bilang aja"
"Aku suka kamu Jun. Udah lama, bahkan sejak SMA. Aku juga gak nyangka kita bisa se kampus juga"
"Iya sama, gue juga gitu. Gue juga suka lo"Deg.
Itulah yang dirasakan Yuju saat itu. Hatinya sesak bukan main. Rasanya seperti tercabik-cabik dan tak karuan sakitnya. Air mata Yuju jatuh membasahi pipinya. Yuju pergi meninggalkan tempat itu sesegera mungkin. Yuju sudah tak kuat melihatnya.Sampai di parkiran ia segera menjalankan mobilnya. Ia langsung pulang ke rumah dan meninggalkan barang bawaannya di rumah June. Pikirannya sedang kacau saat ini. Ia kecewa, sangat kecewa. Kenapa sejak awal ia tak curiga dengan June. Saat June bilang kalau harus merahasiakan hubungan ini selama kuliah. Kenapa, kenapa Yuju saat itu tak menolak sama sekali. Harusnya Yuju sudah sadar sejak awal dan menanyakan hal itu pada June. Tapi Yuju terlalu percaya pada June. Sehingga bagi Yuju tak ada yang perlu ditanyakan lagi. Bahkan demi June, Yuju sampai menyakiti perasaan orang tuanya. Menolak pendapat mereka mentah-mentah. Sekarang Yuju baru sadar kalau ia melakukan kesalahan pada orang tuanya dan tahu apa yang harus ia lakukan.
Sesampainya di rumah Yuju..
"Nak, katamu kau akan menginap selama semalam. Tapi sekarang kau sudah pulang"
Yuju langsung memeluk mamanya dan tak terasa air mata mulai membasahi wajahnya
"Kenapa nak, kenapa kamu menangis. Apa ada masalah?"
"Ma, Yuju mau minta maaf. Ternyata Yuju salah. Yuju menolak mentah-mentah perjodohan itu"
"Lalu"
"Apa papa sudah membatalkan perjodohan itu"
"Papa belum melakukannya. Kalau perlu biar mama telfon papa supaya ia melakukannya sekarang"
"Tidak ma, jangan. Yuju mau perjodohan itu tetap dilaksanakan. Ya, itu yang Yuju mau"
"Tapi nak, apa kamu yakin dengan keputusanmu ini"
"Iya ma. Yuju yakin. Apa yang kalian berikan pada Yuju adalah yang terbaik"
"Baiklah nak. Mama akan telfon papa sekarang"
"Iya ma"