"Ketemu lagi ya, kapan?"
"Terima gak ya?"
"Tapi dia cakep juga"
"Ah, gaboleh gaboleh"
"Tapi...."
"Okelah. Besok Kamis"Saya adanya waktu besok Kamis, gimana?
Koo
Boleh, saya juga bisa. Dimana, jam berapa?Di kafe Violeta. Jam 3 sore
Koo
Oke, sampai ketemuYa
---
Setelah beberapa kali melakukan pertemuan. Kalau di hitung-hitung udah sekitar 5 kali pertemuan, mereka udah cukup akrab.
"Apa hari ini kau benar-benar free?"
"Tidak juga, nanti malam aku harus kembali lagi ke kantor"
"Kau cukup sibuk rupanya"
"Iya, apa kau tidak sesibuk diriku"
"Sibuk sebenernya, tapi aku luangin waktu. Kalau gak gini gaakan bisa ketemu"
"Oh"
"Apa kau menerima perjodohan ini?"
"Ap-ap..apa"
"Kau tidak menerimanya ya"
"Aku menerimanya kok, sungguh"
"Tapi kau tidak kelihatan bahagia"
"Huh, benarkah. Mungkin karena aku terlalu stress dengan pekerjaanku"
"Kau tak akan bisa menyembunyikan perasaanmu dariku Yuna"
"Apa"
"Ah, sudahlah. Omong kosong"
"Aku dengar Koo"
"Sungguh. Aku hanya asal bicara"
"Maaf, tapi aku perlu waktu. Lalu bagaimana denganmu"
"Aku menyukaimu Yuna"Deg.
"Kalau begitu kau harus buat aku yakin padamu Koo"
"Akan kulakukan, bagaimanapun caranya"
"Baik, aku akan membuka hati sebesar-besarnya"Beberapa hari kemudian....
"Tutup matamu" perintah Yeonjun
"Sekarang kau bisa lihat"
"Apa ini?"
"Itu cincin"
"Ya aku tahu, tapi apa maksudnya semua ini"
"Yuna, aku serius. Aku mencintaimu. Apakah yang kulakukan selama ini masih kurang untuk membuka hatimu. Tidakkah kau memiliki perasaan padaku, sedikit saja?"
"Maaf tapi itu belum"
"Belum apa, belum apa Yuna. Kenapa, kenapa kau tak mau menerimaku. Aku tahu kau sebenarnya punya perasaan yang sama seperti yang kurasakan. Tapi, apa yang menahanmu. Kenapa kau tidak jujur saja Yuna?"
"Karena aku tidak bisa"
"Kenapa, bukankah kita saling mencintai"
"Maaf. Maafkan aku" bangkit dan pergi
"Yuna, dengarkan aku"
"Apa, apalagi. Apalagi yang mau kau bicarakan, aku sudah dengar semuanya. Ya, aku memang mencintaimu. Lebih dari kau mencintaiku. Tapi.."
"Kenapa kau menangis, apa ada yang menyakitimu?"
"Ya, ada yang menyakitiku. Sakit, sakit sekali"
"Siapa?"
"Kau"
"Aku, apa salahku"
"Kau telah membuatku jatuh cinta padamu. Tapi sayangnya kau bukan untukku. Kau untuk orang lain Koo, bukan aku"
"Apa maksudmu Yuna"
"Ya, kau harusnya bersama Yuna bukan aku"
"Kau adalah Yuna"
"Bukan, aku Yeji bukan Yuna"
"Apa yang sebenarnya terjadi. Jelaskan semuanya padaku"
Yeji menarik napasnya dalam dan mulai berbicara "Dari awal bu Yuna memintaku untuk menemuimu. Ada seseorang yang bu Yuna cintai, karena itulah dia melakukan hal ini. Tapi orang tuanya selalu mendesaknya untuk datang. Jadi dia memintaku untuk menggantikannya. Awalnya aku tidak mau, tapi aku merasa berhutang budi padanya jadi kulakukan semua ini. Tak terasa aku semakin jauh dan melampaui batasanku, mengambil yang seharusnya tak kuambil" Yeji menyeka air matanya
"Aku tidak mau ini semakin jauh lagi. Karena kau sudah tahu yang sebenarnya, aku mau mengakhirinya sekarang juga" Yeji melepas cincin tadi dan memberikannya pada Yeonjun
"Maaf, maafkan aku. Aku sudah berbohong" Yeji pergi tapi Yeonjun menarik tangannya dan memeluknya
"Aku mencintaimu Yeji, sungguh. Jangan tinggalkan aku"
"Aku juga Koo"
"Bukan Koo, tapi Yeonjun"
"Yeonjun?"
"Ya, aku juga minta maaf telah membohongimu selama ini. Aku Yeonjun bukan Koo. Ceritaku hampir sama sepertimu"
"Jadi"
"Jadi kita lanjutkan, bukan sebagai Koo dan Yuna tetapi sebagai Yeonjun dan Yeji. Kau setuju"
Yeji mengangguk dan tersenyum
"Kita akan mulai semuanya dari awal"-Yeji
"Tidak, itu tidak perlu. Aku sudah mengenalmu, begitu juga kau sudah mengenalku. Jadi sudah tidak ada keraguan lagi bukan"
"Ya"
"Lusa aku akan melamarmu Yeji"
"Ap-ap apa"
"Ya, kita akan menikah"
"Terimakasih Yeonjun, terimakasih untuk semuanya. Aku bahagia ada kau bersamaku"
"Aku jauh lebih bahagia ada kau di sisiku Yeji"