43

154 17 0
                                    

Di ruang keluarga..
"Nak, papa mau bicara"
"Ya pa"
"Kamu benar setuju dengan perjodohan ini"
"Ya, Yuju setuju"
"Kamu belum melihat orang itu. Apa kamu yakin"
"Iya pa, Yuju yakin"
"Syukurlah nak, terimakasih sudah menerima perjodohan ini. Papa bangga sama kamu"
"Iya pa, Yuju juga minta maaf soal kemarin"
"Ya nak, papa sudah maafkan"
Ting tong ting tong..
"Biar Yuju yang buka pintunya"
Yuju membuka pintu dan..
"Abang...." Yuju memeluk Ong langsung
"Astaga, gue gabisa napas" Yuju melepas pelukannya
"Ya ampun bang, terlalu berlebihan"
"Emang bener kok"
"Yuju sia.."-Mama Yuju
"Ong...." giliran mama Yuju yang memeluk Ong
"Ma, siapa yang.."
"Anak papa udah pulang" kini papa Yuju juga ikut-ikutan
"Haduh...Hosh..hosh. Gabisa napas"
"Maaf maaf, kenapa gak ngabarin nak. Kalau kamu ngabarin kan kami bisa jemput. Kamu gaakan susah-susah pulang sendiri. Kan jadinya repot. Kamunya tambah capek kan nak"
"Ya ampun ma, pelan-pelan bicaranya. Ong gabisa jawab. Mama kecepetan"
"Habisnya mama seneng banget nak"
"Jadi Ong gaboleh masuk ni"
"Boleh-boleh, ayo masuk"

Ong, mama Yuju, dan papa Yuju sedang berkumpul di ruang tamu.
"Ni, minum dulu" Yuju menyodorkan secangkir teh hangat untuk Ong lalu duduk di sebelah Ong
"Ututututu...pinternya adekku" Ong mengacak rambut Yuju
"Iya dong"
"IP nya 4 tuh adek kamu"-papa Yuju
"Wah, serius. Gak salah, abangnya aja pinter" bela Ong
"Ye... Sok" balas Yuju
"Ong"
"Ya pa"
"Kami udah bilang ke Yuju soal itu"
"Terus Yuju gimana"
"Dia setuju"
"Wah, syukurlah"
Yuju tertawa canggung
"Kamu ga pengen lihat siapa dia dek"
"Gak, gausah"
"Kenapa"
"Biar kejutan aja, takut nyesel"
"Kamu gaakan nyesel, percaya sama abang"
"Abang udah tau siapa dia"
"Udah. Makanya abang tanya, kamu pengen tahu gak"
"Gak, gausah. Yuju naik dulu"
"Ya"
"Yuju, abangnya dateng kok malah gitu"
"Gapapa ma, mungkin Yuju capek"

Di kamar, Yuju mulai menangis. Yuju tahu kalau secepatnya ia harus melupakan June. Yuju juga sadar kalau ia takkan bisa melupakan June sama sekali. Tapi kalau ia terus mengingat June, ia akan semakin sedih.
"Ya, aku harus hapus semua kenangan tentang June. Harus"
Yuju mulai mengemasi semua barang sewaktu SMA nya dan memindahkan semuanya ke gudang.
"O iya, gelang" Yuju melihat tangannya
"Loh, gelangnya di mana, apa jatuh ya"
Yuju mencari gelangnya
"Kok gaada ya, dimana gelangnya. Aku kan udah janji kalau bakal pakai gelang itu te... O ya, kenapa aku cari itu. Biarin aja hilang, toh ya gabakal ku pake lagi kan"

Setelah berkemas-kemas, Yuju mengecek hpnya untuk melihat jadwalnya besok. Banyak notif yang muncul dari teman-temannya. Namun pandangannya tertuju pada satu nama.

"Iya, aku hampir aja lupa. Aku harus hapus nomornya juga" belum sempat menghapus nomor June, Yuju teringat sesuatu
"Tapi percuma aja aku hapus nomornya, dia bakal tanya ke yang lain"
"Apa aku harus ganti nomor ya. Kayaknya iya"

"Dek"
"Oh" Yuju membenarkan posisi duduknya
"Kamu belum tidur"
"Belum bang, baru mau tidur"
"Oh yaudah. Abang pergi ya"
"Bang"
"Hmm"
"Yuju mau bilang sesuatu"
"Ya"
"Yuju mau ganti nomor. Kalau ada yang minta jangan dikasih ya"
"Kenapa"
"Biar gaada yang ganggu"
"Oh. Iya"
"Makasih"
"Iya"

From Enemy to Love --END (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang