40

156 19 0
                                    

Setelah mata kuliah selesai, Yuju pergi keluar kelas dan DK mengikuti Yuju
"Ternyata bujukan gue berhasil juga. Btw, dari mana aja lo. Kok gak berangkat kuliah"
"Kok diem aja. Tumben gak kaya biasanya. Biasanya lo cerewet banget"
"Yuju, jawab kek. Lo ngambek soal itu. Gue kan udah bilang kalau gue belum sempet baca"
"Yuju"
"Apaa..." Yuju menoleh dan berhenti
"Nah gitu dong. Ini baru Yuju yang gue kenal. Yang gak diem aja. Kan takut gue nya kalau lo diem. Kalau berubah jangan terlalu drastis dong. Soalnya kata orang-orang biasanya yang kayak gitu itu mau mati"
Yuju cuma diem aja
"Yuju, lo denger gak sih gue ngomong panjang×lebar×tinggi"
"Denger lah, emang aku tuli"
"Kalau denger kenapa gak dijawab"
"Terlalu males buat jawab"
"Kenapa"
"Saking senengnya"
"Seneng, kenapa"
"Soalnya habis chatan sama.."
"Sama siapa"
"Adalah, gabakal ku kasih tahu"
"Kenapa gak kasih tahu"
"Karena udah saling janji buat gak kasih tahu"
"Orang itu istimewa ya"
"Iya, bangett malah"
"Jauh istimewa dari gue"
"Iyalah. Tapi sejak kapan aku bilang lo istimewa"
"Waktu itu lo kan bilang gitu. Gausah malu, gaada siapa-siapa juga"
"Eh, halunya dikondisikan mas. Jangan terlalu tinggi. Aku gapernah sembarangan ngomong ya"
"Hehehe, kan cuma bercanda"
Yuju lanjut jalan dan DK tetep ngikutin Yuju
"Mau kemana"
"Pulang"
"Lah, kok pulang"
"Kan dah gaada kelas lagi"
"Iya ya. Tapi, ayolah makan dulu"
"Oh, okelah"

Yuju dan DK pergi menuju kantin dan memesan beberapa makanan
"Lo serius mau makan itu semua"
"Ya serius"
"Gila ya lo, masa porsi makan lo lebih besar dari gue. Padahal gue cowok loh"
"Gak sering-sering kok. Cuma sekali ini aja"
"Sekali-sekali lama-lama dua kali"
"Gak lah. Aku tu beberapa hari gak makan"
"Kenapa?"
"Aku ngurung diri di kamar"
"Ada masalah sama orang tua"
Yuju mengangguk
"Masalah apa"
"Aku mau dijodohin"
Sontak DK menyemburkan minuman dari mulutnya
"Hah, dijodohin. Lo terima"
"Gak"
"Huh, syukurlah"
"Kenapa"
"Emm, ya gapapa. Masa jaman sekarang masih dijodoh-jodohin segala. Kan gak banget"
"Sebenernya aku tu beneran nolak mentah-mentah perjodohan itu, makanya aku ngambek sama mereka. Tapi..."
"Tapi kenapa"
"Aku ngerasa kalau mereka tu bener-bener pilihin orang yang tepat buat aku" Yuju memandang lurus ke depan tanpa berkedip sama sekali
"Apa" DK terkejut dengan ucapan Yuju
"Ah, gak. Aku asal ngomong kok"
"Oh, gue kira beneran"
"Aku bener-bener kecewa sama mereka. Mereka lakuin itu cuma ke aku, gak ke abang aku juga"
"Emang abang lo gak dijodohin"
"Gak"
"Terus orang tua lo gimana"
"Mereka setuju sama pilihan abang. Aku juga sih, sebenernya"
DK ngangguk. Tiba-tiba ada telfon masuk dari hp Yuju
"Bentar ya, mau angkat telfon"
"Ya"
Yuju pergi menjauh dari kantin, karena disana cukup berisik. Yuju takut ia tidak bisa mendengar suara dari hpnya. Kan siapa tahu itu telfon penting.

"Hallo. Oh, kenapa. Nanti, ada kok ada. Emm, dimana. Loh kenapa gak jadi. Yaudahlah. Bakal ku usahain. Kamu bisanya kapan. Oke, besok aku kesana. Gapapa, gausah khawatir. Iya. Oke. Jugaaa"

Setelah mengangkat telfon, Yuju kembali ke kantin.
"Kenapa kok lo senyum-senyum sendiri"
"Gak gapapa kok. Aku pulang dulu ya"
"Tapi kan belum habis"
"Gapapa. Mau ada urusan soalnya"
"Oh. Gue anter"
"Gak. Aku bawa mobil kok. Aku pergi dulu ya"
"Ya, ati-ati"
"Hmm"
Yuju segera pulang.

Sampai di rumah, ia sudah ditunggu oleh kedua orang tuanya di ruang tamu. Begitu Yuju lewat
"Nak, ada yang mau kami bicarakan"
"Kami minta maaf soal yang kemarin nak. Kalau kamu mau kami bisa..."
"Batalkan perjodohannya. Yuju cuma mau itu, ma pa. Yuju mohon"
"Baiklah kalau itu mau kamu. Kami akan batalkan perjodohannya"
"Tapi ma, papa kan sudah"
"Sudahlah pa, ini keinginan Yuju"
"Yasudah, kita batalkan perjodohan ini"
"Makasih pa, makasih ma" Yuju memeluk kedua orang tuanya bergantian lalu pergi menuju kamarnya.




Mau sampai ep berapa enaknya?

From Enemy to Love --END (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang