Chapter 25

1.9K 185 91
                                    

DON'T FORGET TO LEAVE VOMMENTS:))

-------------------------------------

Author's POV

"Aku tidak ingin pulang."

"Kau harus pulang, Zayn."

"Tidak mau."

Alle menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah laku Zayn yang sedikit keras kepala saat sedang mabuk.

Yep, katakan pria itu sedang mabuk berat. Namun anehnya, ia justru mabuk diruang kerjanya sendiri. Beruntung saja, Alle selaku bawahannya belum memutuskan untuk pulang lebih awal dari biasanya meski ia pun sedang tidak ada jam kerja lembur.

'Dasar bodoh.' pikir Alle.

Ia berusaha membuat tubuhnya yang kecil itu seseimbang mungkin saat harus memapah tubuh Zayn yang lumayan berat menuju parking lot.

"Dimana kunci mobilmu?" tanya Alle saat mereka sudah berada disamping mobil Zayn.

"Ada di saku celana, kurasa." jawab Zayn seraya memelintir ujung rambut Alle dengan jari-jarinya.

Lantas gadis itu langsung merogoh saku celana Zayn, memeriksanya satu persatu tanpa ada rasa canggung sedikitpun. Itu semua berkat rasa lelah yang ia alami sekarang karena membawa beban tubuh Zayn.

"Ouch!! Bukan disitu, Sayang. Itu bukan kunci mobilku, itu kunci kenikmatan."

Alle yang tak sengaja menyentuh kejantannan Zayn yang tertutup celana dasar, sontak membulatkan matanya ketika mendengarkan ucapan vulgar dari Zayn. Lalu tangan kecilnya reflek menjitak kepala Zayn, membuat pria itu sedikit meringis.

"Dasar mesum. Lihat saja kalau besok-besok kau mabuk lagi, aku akan meninggalkanmu sendirian dikantor ini. Biar saja kau tidur sendiri diruanganmu, mungkin kau akan mati kedinginan." celoteh Alle, ia kesal karena mabuknya Zayn justru membuat jam pulangnya semakin terhambat.

Sekian menit mencari, akhirnya kunci mobil milik Zayn sudah ia dapatkan. Dan sekarang yang terpenting adalah, akan ia bawa pulang kemana Zayn Si Tampan Bodoh Malik itu?

----------------------------------------------

"Kemarilah, Nak."

Rhea mendongakkan kepalanya ragu-ragu saat seorang wanita paruh baya memanggil namanya. Menyuruh Rhea yang tadinya sedang berdiri mematung ditengah-tengah anak tangga agar mendekat.

Reina menganggukkan kepala dengan diiringi senyum ramahnya. Mengisyaratkan gadis itu untuk mendekat kearahnya yang sedang sibuk berada didapur.

Perlahan namun pasti Rhea membawa kakinya mendekat kearah dapur, menghampiri Reina yang berdiri disamping konter dapur yang terdapat aneka sayur-mayur, daging mentah segar, dan juga buah-buahan.

Tadinya, Rhea tak ingin turun ke lantai bawah karena Harry sudah memberinya peringatan akan hal itu. Namun karena rasa dahaga yang tiba-tiba saja menyerangnya disaat yang tak tepat, mau tak mau Rhea memberanikan diri untuk turun kebawah. Mengambil minum agar ia tak mengalami dehidrasi.

Karena bagaimanapun, saat ini tak hanya kesehatan dirinya yang harus ia jaga. Tetapi bayi yang ada di kandungannya juga harus ia jaga dan rawat baik-baik.

Beruntung Harry sedang pergi keluar untuk mengurusi urusan penting, meski Rhea juga tak tahu urusan penting apa yang Harry kerjakan disaat pukul delapan malam seperti ini.

STRIPPER√ [H.S] [B.P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang