Chapter 16

2.5K 190 71
                                    

DON'T FORGET TO LEAVE VOMMENTS, GUYS:))

Note : tadinya chapter ini mau aing private, karena rada gondok juga lama-kelamaan sama siders-siders yg bertebaran. Tapi-- yaudahlah, kagak jadi gua private. Btw, chapter ini ada adegan naena-nya ya. Jadi nanti dosanya readers yg baca biar ditanggung sama siders aja. Biar impas wkwkwkwk gak deng, janda. Eh canda.

Anyway, guys. Sebelum baca-- nih, gua kasih pap fotonya Harry pas tadi abis kelai ama gua :v
Kita berdua kalo abis kelai diranjang, emang suka iseng pap gitu🤤😌

 Sebelum baca-- nih, gua kasih pap fotonya Harry pas tadi abis kelai ama gua :vKita berdua kalo abis kelai diranjang, emang suka iseng pap gitu🤤😌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dah ah, Bye.
-----------------------------------------

Author's POV

"Minum itu."

Rhea tersentak kaget saat Harry dengan tiba-tiba melemparkan plastic jar kecil berisi obat padanya.

Rhea lantas memandangi jar tersebut dengan seksama. Dahinya mengernyit bingung. "Apa ini, Harry?"

"Itu pil pencegah kehamilan. Kau harus meminum pil itu secara rutin, terutama dua jam sebelum kita melakukan Sex. Karena aku tidak mau mengambil resiko menghamili dan punya anak darimu." jawab Harry.

Rhea menunduk. Dadanya kembali sakit mendengarkan penuturan kasar dari mulut Harry.

Bukan. Bukan berarti ia begitu menginginkan untuk memiliki anak dari Harry. Hanya saja, ia semakin merasa bahwa dirinya kian diperlakukan layaknya seorang pelacur oleh pria itu.

"Minum obatnya sekarang, aku mau membersihkan tubuhku dulu. Lalu-- You know, right?"

Rhea hanya diam, tak menjawab pertanyaan vulgar dari Harry tadi.

Lalu Harry menyampirkan handuk dipundaknya, kemudian melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi.

Rhea mengusap wajahnya kasar, kepalanya terasa mau pecah memikirkan nasibnya yang semakin memburuk semenjak tinggal bersama Harry.

"Kenapa hidupku jadi seperti ini?"

-----------------------------------------

"Ohhh---- Fuck, Rhea!"

Harry mengerang kenikmatan ketika miliknya memainkan tempo in-out di vagina Rhea. Suaranya yang menggelegar sudah tak ia hiraukan lagi jika keduapuluh bodyguardnya mendengar pergumulan mereka. Ia tak peduli.

Soal Nadine? Harry sudah mengusir wanita itu secara paksa saat pagi-pagi buta, tepatnya ketika Nadine tengah tertidur pulas.

"H-harry... Pelan-pelan, v-vaginaku sakitt..." mohon Rhea sembari tangannya mencengkram erat bantal yang ia tiduri.

STRIPPER√ [H.S] [B.P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang