Chapter 15

2.6K 177 133
                                    

DON'T FORGET TO LEAVE VOMMENTS, BABE:)
----------------------------------------

Author's POV

"Dimana Harry?? Katakan, DIMANA PRIA ITU?!!"

Harry terbangun dari tidurnya, sedikit kesal karena suara seseorang diluar sana mengejutkannya.

Harry menghela napasnya kasar.

Ia hendak bangkit dari kasur, namun ia urungkan ketika melihat sosok Rhea yang tengah tertidur pulas di sampingnya dengan selimut tebal melilit ditubuh telanjang gadis itu.

Senyum tipis menghiasi wajah Harry ketika mengingat kejadian panas siang tadi bersama Rhea.

Katakan ia jahat, karena telah mengambil paksa keperawanan Rhea. Namun Harry sama sekali tak menyesali perbuatannya tersebut.

Toh, tujuan ia membeli Rhea juga untuk 'dinikmati', kan??

"Katakan dimana pria itu, Sialan!!"

Harry kembali tersentak ketika suara orang itu kembali menggema diluar sana.

"Oh-- apakah dia disini?"

Harry mendengar suara orang tadi berada dekat di pintu kamar utamanya. Lalu ia bangkit dengan gerakan perlahan, ia tak ingin mengganggu tidur pulas gadis itu.

Ia memakai kembali boxernya, mengambil celana santai dilemari dan mengenakannya tanpa atasan apapun.

Melangkahkan kakinya menuju pintu, Harry sedikit melirik kearah jam dinding yang mana telah menunjukkan pukul 7 malam.

Tok! Tok! Tok!

"Harry! Buka pintuny--"

Teriakan serta ketukan keras orang tadi terhenti seketika setelah Harry membuka pintu yang memisahkan dua figur mereka.

"Ada apa?" tanya Harry datar. Wajahnya masih terlihat sangat mengantuk.

"Sayang... Kau kemana saja? Kenapa tidak menghubungiku? Kau tahu, aku benar-benar mencemaskanmu. Apalagi, kudengar kantormu sedang mendapat masalah ya?"

Harry mengusap wajahnya kasar, saat ini ia benar-benar malas untuk meladeni wanita dihadapannya itu.

"Boleh aku masuk?" tanya wanita itu sambil melarikan jari-jari lentiknya menyusuri tato kupu-kupu milik Harry.

"Tidak." jawab Harry ketus. Lantas ia mendorong pelan tubuh wanita itu agar bergeser dari hadapannya. Lalu Harry menutup pintu kamar utama dibelakangnya.

"Yaahh--- kenapa?" tanya wanita itu sembari bergelayut manja dilengan kokoh Harry, membuat Harry kian merasa risih.

"Singkirkan tanganmu dariku."

Dengan kasar Harry menghempas tangan wanita itu, membuatnya memberengut kesal karena perlakuan kasar Harry padanya.

"Harry... Tapi aku merindukanmu. Kau kemana saja coba, kenapa tidak pernah mengunjungiku lagi?? Terakhir, kita hanya bercinta di apartemen sewa yang murah, bau, dan kumuh itu." ia kembali bergelayut dilengan Harry, bahkan kaitan tangannya jauh lebih erat dari yang sebelumnya.

"Kubilang, singkirkan tanganmu dariku. Kita sudah tidak ada hubungan apa-apa, Nadine. Dan kau tidak berhak untuk menginjakkan kakimu ditempat ini lagi!" sentak Harry. Ia terlalu jengah menghadapi kelakuan bar-bar mantan kekasihnya itu.

"Harry!! Jangan kasar-kasar padaku, atau kau mau aku mengadukan semua kelakuan bejatmu pada ibumu, hmm??"

Harry terdiam mendengar ancaman Nadine tersebut. Kepalanya seakan mau pecah meladeni tingkah gila wanita itu.

STRIPPER√ [H.S] [B.P]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang