STRIPPER√ [H.S] [B.P]

Chapter 39

Author's POV

"Ada apa kau memanggilku kemari?"

Harry menaruh kaki kanannya diatas kaki yang lain. Ia duduk dengan tenang disebuah kursi sambil memandang kearah Zac dengan tatapan datar tanpa ekspresi sedikitpun.

"Duduklah dulu. Ada banyak hal yang ingin aku tanyakan padamu dan itu akan cukup memakan waktu." jawab Harry dengan tenang.

"Aku sibuk mengurusi pekerjaan kantor. Lain kali sa--"

"Kau sedang bicara dengan pemilik perusahaan tempatmu bekerja. Santailah, aku tak akan memecatmu." balas Harry memotong ucapan Zac.

Rahang Zac seketika mengeras, namun ia masih berusaha menahan amarahnya. Lantas ia memilih untuk duduk disebuah kursi yang memang berhadapan langsung dengan figur Harry.

"Baiklah. Aku tak ingin berbasa-basi. Yang pertama, aku ingin mengatakan bahwa KAU tidak perlu repot-repot mengirimkan bunga untuk Rhea lagi. Jika kau bertanya, jawabannya adalah 'iya'. Aku sudah mengetahui bahwa kau selalu mengirimkan bunga kepada Rhea tanpa sepengetahuanku. Tapi-- sudah jelas, Rhea sendiri yang akan memberitahuku karena bagaimanapun aku adalah calon suaminya dan jika aku mau... Aku bisa membelikan Rhea bunga yang lebih mahal dan lebih bagus dari yang kau berikan selama seminggu lebih ini. Yang kedua, aku juga sudah mengetahui dari Zayn, Alle dan beberapa pegawai kantor yang lainnya bahwa kaulah Parasit yang selama ini menyabotase aset perusahaan. Tapi kau tenang saja, aku tidak akan memintamu mengganti rugi. Karena aku sangat paham bahwa uang gajimu saja masih aku yang membayarnya. Dan yang terakhir, ini yang lebih penting. Jadi, aku sudah mengetahui tentang satu kebusukan besarmu yaitu bahwa KAU adalah penyebab dari kematian Adik kandungmu sendiri. Gillian Scarlett Clark,"

Mata Zac langsung melebar sempurna saat Harry mengucapkan alasan ketiga pada dirinya. Ia sempat tak bergeming setelah mendengarkan kebenaran itu meluncur bebas dari mulut Harry.

Intinya, bagaimana bisa Harry mengetahui sejauh ini?' pikir Zac.

"Berani sekali kau menunduhku seperti itu! Aku tidak mungkin membunuh Adik kandungku sendiri, Brengsek!" seru Zac penuh amarah. Ia bangkit dari kursinya, siap untuk memberikan pelajaran pada Harry.

"Ow, calm down, Dude! Duduklah, aku belum selesai berbicara." Harry tersenyum miring, ia tahu rencananya kali ini akan berhasil. Karena bagaimanapun, Harry amat sangat tahu bahwa Zac adalah tipikal orang yang sulit menahan amarah. Dan itulah kelemahan Zac yang akan Harry jadikan senjata.

Zac berusaha bersikap tenang, lalu ia memilih untuk duduk seperti semula. Ia ingin menghajar wajah Harry, namun ia tahu ini belum saatnya. Ia masih ingin mendengarkan apa saja yang ingin Harry sampaikan padanya dan kebenaran apa lagi yang sudah Harry ketahui.

"So, pernyataan yang pertama dan kedua sudah pasti benar, bukan? Karena kau sama sekali tak mengelaknya. Kau hanya mengelak pernyataan yang ketiga. Namun aku tidak sebodoh itu, Zac. Aku amat sangat yakin bahwa kau memanglah orang yang telah menyebabkan Gillian mengakhiri hidupnya. Bahkan aku juga tahu kalau kau telah menyuruh seseorang untuk mengikuti dan meneror Gillian sehingga membuat gadis itu stress dan kejiwaannya perlahan terganggu. Tak hanya itu, aku juga mengetahui alasan dibalik kau melakukan itu semua pada Gillian. Yaitu, kau menderita Incest. Kau menyukai Adikmu sendiri, bahkan brengseknya... Kau juga yang telah merenggut keperawanannya. Lalu kau mengancam Gillian agar tutup mulut, kalau tidak--- kau akan mengadukan pada Ayahmu bahwa Gillian menjalin hubungan denganku yang notabene-nya adalah Kakak tirinya sendiri. Ow, dan yang menariknya lagi... Kau membuat cerita palsu tentang penyakit lupus yang Gillian derita. Singkatnya, itu hanya omong kosongmu semata agar kau mempunyai alasan saat ada seseorang yang bertanya tentang penyebab kematian Gillian. Namun di satu sisi, kau juga turut menuduhku sebagai penyebab kematian Gillian. Terutama setiap kali aku hendak menguak kasus kematian Adikmu itu. Benar begitu, Zac?" Harry mengangkat satu alisnya dengan angkuh. Tak lupa seringai dibibirnya masih belum memudar.