5. Persaingan

2K 148 6
                                    

Kenzie baru saja selesai menulis materi Kimia yang ada dipapan tulis, padahal bel pulang sudah berteriak nyaring sejak 30 menit yang lalu. Erick dan Deven untungnya masih setia menemani sambil bermain ponsel didalam kelas. Cukup tau saja mereka berdua bukannya sudah selesai mencatat, percuma saja mereka mencatat materi toh dia tidak mengerti. Apa gunanya teman pandai?

"udah selesai Ken?". Tanya Erick melihat Kenzie yang sudah memasukan bukunya kedalam tas. Ia dengan begitu semangat berdiri dari duduknya, lalu berjalan menghampiri Kenzie yang mengangguk mengiyakan pertanyaanya.

"jadi rapat dulu di Sekret Basket?". Tanya Deven sambil mengantongi ponsel berwarna Gold itu kedalam sakunya.

"iya, langsung aja. Anak-anak kayaknnya udah pada nungguin. 

Kenzie, Erick dan Deven berjalan keluar kelas, menyusuri koridor yang masih ramai dengan para siswa yang berlalu lalang  sibuk kegiatan Ekastrakulikulernya masing-masing. Mereka berjalan melalui Aula sekolah yang entah kenapa terlihat sangat ramai dari biasanya, membuat mereka bertiga menautkan kedua alisnya heran.

Kenzie mencolek bahu salah satu siswi disana, membuat sang siswi menoleh dan terkejut.

"ada apaan?". Bukannya menjawab siswi ini malah salah tingkah, pipinya bersemu. Gila, mimpi apanih kak Ken ngajakin gue ngomong?.

"woi, ck malah bengong lagi nih dedek". saut Erick membuat sang siswi mengerjapkan matanya berulang kali dan sedikit salah tingkah.

"eh...e.. anu itu kak, lagi pada liat Dance". 

"siapa yang ngedance?". Kenzie tidak menunggu jawaban dari siswi itu, tapi dia begitu saja masuk membelah kerumunan di ikuti oleh kedua sahabatnya, lalu berhenti didepan tepat didepan terlihat dua orang yang sedang menge-dance cover lagu yang sedang populer bulan ini, Shawn Mendes dan Camilla Cabelo - Senorita.

"wah, Awas Ken, tuh cowok kayaknya napsu sama Alice". tunjuk Erick kepada seseorang siswa yang melakukan dance dengan Alice. Kenzie nampaknya masih diam, tak peduli seloroh Erick tapi kini ia justru  melihat Alice dance yang begitu lincah. Bukan! bukan karena dirinya terpukau, hanya saja ia tidak suka dengan cewek yang banyak tinngkah dan memamerkan bagian tubuhnya dihadapan umum seperti itu. 

"wiiih bohai tuh si Alice, wiih wiiih". Erick terus saja mengoceh dengan sesekali menirukan lekuk tubuh Alice yang bergerak sesuai irama. Kenzie memutar kedua bola matanya malas.

Musiknya berhenti, membuat Dance berhenti dengan sendirinya. Riuh tepuk tangan menggema diseluruh aula. lambat laun seluruh penonton melenggang dan pulang, tinggalah beberapa anak  dance dan Kenzie juga kedua sahabatanya disana.

Alice tidak menyadari jika dari tadi gerak-geriknya diamati oleh Kenzie, bahkan ia mengelap keringat pun masih dalam pengawasan Kenzie. Cukup tau saja, ia memang anak Dance. ia sudah ikut dance sejak 2 bulan yang lalu, tapi semakin kesini ia semakin malas ikut karena padatnya jadwal latihan. Hari ini ia terpaksa ikut karena pelatihnya menyuruhnya menghafal Choreography dance nya  yang tadi, karena sebentar lagi akan diadakan Dance antar sekolah. Niatnya sih dia tidak minat ikut, tapi tergantung pelatihnya juga, mau bagaimanan lagi kalau sang pelatihnya memilih dia.

"lo keren Al, sumpah deh. padahal lo baru latihan tadi kan? langsung hafal, mana lancar banget lagi". seloroh temannya  -Junot-  yang tadi dance bersamanya.

Alice hanya tersenyum sekilas, "biasa aja, gue nggak ada apa-apanya kalo dibanding lo". jawab Alice, sebenarnya ia ingin segera pulang. ia tidak suka terlalu banyak basa basi dengan cowok seperti ini.

"ya makannya ikut latihan".

lagi-lagi Alice tersenyum  sekilas. "liat aja deh entar". jawabnya, niat hati  sih dia ingin keluar ekskul. tapi tidak ngomong sekarang juga. Bisa berabe kalo ngomong ditengah-tengah anak dance begini. Alice sudah memakai jaket tosca nya, dia ingin segera kabur dari sini seblum pelatihnya menyuruhnya latihan kembali.

GAME OF TEENEGERSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang